Tahapan Pemulihan bagi Seseorang dengan Cedera Tulang Belakang

Orang dengan cedera tulang belakang mungkin mengalami kehilangan fungsi di sekitar tubuh. Hilangnya fungsi ini bisa permanen. Namun, beberapa orang bisa pulih seutuhnya.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 17 Des 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 17 Des 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi tulang belakang
Ilustrasi tulang belakang. Photo by CHUTTERSNAP on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Pemulihan dari cedera tulang belakang biasanya dimulai di rumah sakit, segera setelah cedera terjadi. Tingkat pemulihan akan tergantung pada seberapa parah cederanya.

Orang dengan cedera tulang belakang mungkin mengalami kehilangan fungsi di sekitar tubuh. Hilangnya fungsi ini bisa permanen. Namun, beberapa orang bisa pulih seutuhnya.

Cedera tulang belakang dapat menyebabkan kondisi sekunder, seperti luka tekan dan pembekuan darah. Orang dengan kondisi sekunder seperti ini akan membutuhkan perawatan jangka panjang.

Dilansir dari Medicalnewstoday, berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui tentang pemulihan bagi seseorang dengan cedera tulang belakang.

Statistik Pemulihan

The American Association of Neurological Surgeons memperkirakan bahwa sekitar 17.000 cedera tulang belakang terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Sekitar setengah dari cedera ini terjadi pada orang berusia 16–30 tahun. Kebanyakan orang dengan cedera tulang belakang adalah laki-laki.

Proses pemulihan cedera tulang belakang tergantung pada seberapa parah cederanya. Misalnya, orang dengan cedera tulang belakang yang tidak lengkap memiliki peluang pemulihan yang lebih baik .

Cedera tidak lengkap terjadi ketika sesuatu merusak sebagian sumsum tulang belakang, tetapi sinyal dari otak masih bisa masuk ke bagian tubuh lainnya. Sementara cedera total, mencegah semua sinyal saraf yang melalui sumsum tulang belakang.

Biasanya dokter akan menilai tingkat keparahan cedera menggunakan skala khusus (di AS dokternya menggunakan American Spinal Injury Association (ASIA)).

Banyak orang dengan cedera tulang belakang mengalami kehilangan fungsi tubuh, atau kelumpuhan. Adapun orang dengan cedera yang tidak lengkap bisa mendapatkan kembali beberapa fungsi. Namun, pemulihan penuh jarang terjadi.

Risiko kematian tertinggi pada tahun pertama setelah cedera, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Selama waktu ini, orang dengan cedera tulang belakang dua hingga lima kali lebih mungkin meninggal lebih awal daripada seseorang tanpa cedera.

 

Simak Video Berikut Ini:

Tahapan Pemulihan

- Tahap pertama

Dilakukan segera sejak mendapatkan cedera tulang belakang. Bahkan beberapa sampai perlu mmenjalani operasi. Namun pada tahap ini yang pasti dokter akan memeriksa jalan napas dan detak jantung, kemudian menguji gerakan, termasuk bisa merasakan sensasi di lengan dan kaki atau tidak. Sebagai tindakan pencegahan, dokter akan memasang penjepit (cervical collar) untuk menjaga tulang belakang tetap stabil. Baru kemudian dilakukan pemeriksaan lanjut seperti MRI atau CT scan. Intinya, dokter akan fokus membatasi kerusakan dan mengurangi risiko komplikasi selama beberapa hari pertama. Setelah perawatan awal di rumah sakit, dokter akan mengatur perawatan jangka panjang berdasarkan kasus per kasus.

- Tahap kedua

Berupa rehabilitasi, termasuk menjalani terapi fisik atau okupasi, dan terkadang melibatkan konseling. Beberapa orang akan memerlukan pemeriksaan rutin dengan dokter mereka selama tahun pertama. Rehabilitasi dan perawatan akan sering berlanjut selama bertahun-tahun. Dalam beberapa kasus, seseorang dapat memulihkan beberapa fungsi tubuh hingga 18 bulan setelah cedera. Dalam sejumlah kecil kasus, seseorang bahkan bisa mendapatkan kembali fungsinya bertahun-tahun setelah cedera.

 

Perawatan jangka panjang

Perawatan jangka panjang bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi cedera.

Dalam kebanyakan kasus, dokter akan meresepkan berbagai bentuk terapi untuk membantu rehabilitasi. Mereka juga akan mencoba mencegah atau mengobati kondisi kesehatan sekunder, yang umum terjadi pada orang dengan cedera tulang belakang.

Kondisi sekunder ini meliputi: borok tekanan; kejang otot; infeksi saluran kemih; sakit kronis; deep vein thrombosis; infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia; disrefleksia otonom.

Sekitar 15% orang dengan paralisis pada tubuh bagian atas dan bawah mengalami luka tekan dalam waktu satu tahun setelah cedera. Bentuk paralisis atau yang termasuk dalam bentuk disabilitas ini dikenal sebagai tetraplegia, atau quadriplegia.

Beberapa orang mungkin juga mengalami masalah dengan kesehatan mental mereka sebagai akibat dari cedera mereka. Bahkan, sekitar 20-30% orang dengan cedera tulang belakang menunjukkan beberapa tanda depresi. Sehingga konseling emosional atau psikoterapi memang dibutuhkan untuk membantu kesehatan mental orang dengan cedera tulang belakang.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya