Liputan6.com, Jakarta - Wanita hamil yang sering terpapar polusi udara lebih berisiko sebesar hampir dua kali lipat untuk melahirkan anak dengan autisme.
Hal ini disampaikan oleh hasil dari sebuah studi Harvard University pada tahun 2014 silam. Adapun polusi udara yang dimaksud salah satunya pencemaran udara, seperti asap kendaraan yang terhirup.
Riset tersebut fokus pada hubungan antara polusi udara dan autisme. Tak hanya itu, penelitian itu juga mengungkap, wanita dengan usia kehamilan mulai dari 28 minggu sampai waktu kelahiran (trimester ketiga) lebih rentan untuk melahirkan anak autisme jika terpapar polusi udara.
Advertisement
“Kami menemukan keterkaitan yang spesifik pada kehamilan trimester ketiga, yang dapat memastikan proses yang terjadi sehingga bisa mengakibatkan autisme,” tutur salah satu ilmuwan dalam studi tersebut sekaligus profesor epidemiologi di Harvard School of Public Health, Marc Weisskopf, kepada NBCNews.
Ia mengungkap, ketika ibu hamil makin sering terekspos polusi, maka makin tinggi pula risikonya.
Peneliti lainnya, Amy Kalkbrenner juga mengungkapkan hal selaras. Menurutnya, penelitian yang dilakukannya menguatkan studi-studi yang sebelumnya telah membahas hal serupa.
“Jumlah polusi udara yang mudah menjangkau kita, baik di rumah kita ataupun tempat kerja kita, lebih dari 80.000. Baru sedikit bagian saja yang diteliti kaitannya dengan otak manusia,” ujar Amy.
Belum Banyak Disadari, Peneliti Ajak Tingkatkan Kesadaran
Amy menuturkan, masalah ini belum banyak disadari, padahal urgensinya cukup tinggi.
“Masalah ini belum banyak disadari, tetapi juga pantas mendapatkan perhatian kita seperti isu kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara lainnya. Jadi, hal yang bisa kita lakukan adalah meningkatkan kesadaran,” ajaknya.
Tak hanya itu, ia juga menyarankan untuk bersama-sama bergerak untuk mencegah, khususnya bagi ibu hamil.
“Penting untuk bergerak melakukan pendekatan pencegahan, dengan mencari tahu mengenai hal ini lebih dalam dan mencegahnya sebelum terjadi tragedi kesehatan masyarakat lainnya,” ujar peneliti sekaligus profesor University of Wisconsin–Milwaukee, Amerika Serikat (AS) dalam wawancara dengan TMJ4 News.
Advertisement
Gejala Autisme pada Anak, Terkadang Tak Disadari Orang Tua
Gejala autisme dapat berbeda-beda pada setiap individu. Namun, ada beberapa tanda dan gejala umum yang sering ditemukan, melansir Hot Liputan6.com.
Komunikasi
Beberapa anak dengan autisme mungkin mengalami kesulitan dalam berbicara, atau memulai dan menjaga percakapan. Mereka mungkin juga menunjukkan kecenderungan untuk menggunakan bahasa secara monolog. Tak hanya itu, terkadang anak dengan autisme cenderung membahas topik yang tidak berhubungan dengan pembicaraan yang sedang berlangsung.
Interaksi Sosial
Anak dengan autisme mungkin sulit dalam memahami dan membina hubungan sosial dengan orang lain. Mereka mungkin memiliki kecenderungan untuk menghindari kontak mata, atau tidak menunjukkan respons yang tepat terhadap perasaan lawan bicara.
Kebiasaan dan Aktivitas
Beberapa individu dengan autisme mungkin memiliki kebiasaan dan aktivitas yang terulang dan membosankan, seperti mengulang-ulang gerakan fisik. Mereka juga mungkin cenderung untuk menolak perubahan dalam rutinitas atau aktivitas.
Gejala Autisme Anak, Masalah Sensori
Beberapa anak dengan autisme memiliki sensori yang sangat peka atau justru sangat tidak peka terhadap suara, cahaya, atau sentuhan. Mereka dapat merasa sangat tidak nyaman dengan sentuhan atau suara tertentu.
Sebaliknya, beberapa anak mencari sensasi yang sangat intens. Sehingga, mereka sering menggeliat atau memukul diri mereka sendiri.
Keterampilan Bekerja
Beberapa anak dengan autisme memiliki keterampilan bekerja yang baik dan fokus. Sementara itu, beberapa lainnya mungkin mengalami kesulitan dalam memulai dan menyelesaikan tugas.
Perkembangan Bahasa
Anak dengan autisme bisa jadi memiliki keterlambatan dalam berbicara atau memiliki bahasa yang terbatas.
Advertisement