Liputan6.com, Jakarta Guna memberi keterampilan tambahan bagi penyandang disabilitas, Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Probolinggo beri pelatihan membuat tape.
Tape adalah olahan makanan berbahan dasar singkong yang difermentasi. Di Jawa Barat, makanan ini disebut “peuyeum” yang memiliki cita rasa manis, tekstur lembut, dan bisa dijadikan tambahan untuk kuliner Nusantara seperti es doger.
Advertisement
Pelatihan pembuatan tape untuk difabel berlangsung di Kantor Harian Pertuni Kabupaten Probolinggo pada Kamis, 20 Februari 2025.
Advertisement
Bekerja sama dengan PT. PLN Nusantara Power UP Paiton, pelatihan ini diikuti oleh peserta dari tiga Organisasi Penyandang Disabilitas (OPDis). Yakni, Pertuni sebanyak 10 orang, Pemberdayaan Disabilitas Kabupaten Probolinggo (PDKP) sebanyak lima orang, dan Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) sebanyak lima orang.
Selama pelatihan, mereka dibimbing oleh narasumber yang merupakan pelaku usaha tape dari Desa Kramat Agung, Kecamatan Bantaran. Para peserta diajarkan langkah-langkah dalam pembuatan tape singkong mulai dari persiapan bahan hingga teknik fermentasi yang menghasilkan tape yang lezat.
Ketua DPC Pertuni Kabupaten Probolinggo Moh. Ansori mengungkapkan bahwa kegiatan pelatihan pembuatan tape ini bertujuan memberikan keterampilan tambahan bagi penyandang disabilitas.
“Kegiatan ini sejalan dengan program SAE disabilitas dari Bapak Bupati Probolinggo yang salah satunya berfokus pada peningkatan keterampilan dan peluang kerja bagi penyandang disabilitas. Kami ingin teman-teman disabilitas tidak hanya memiliki keterampilan, tetapi juga siap untuk bekerja dan mandiri,” ujarnya mengutip laman resmi Kabupaten Probolinggo, Rabu (26/2/2025).
Pasar Besar untuk Produk Tape Singkong
Lebih lanjut, Ansori menjelaskan bahwa Kabupaten Probolinggo memiliki pasar yang besar untuk produk tape singkong.
“Masyarakat di sini sudah banyak yang menyukai tape, jadi teman-teman disabilitas tinggal menyesuaikan produk mereka dengan kebutuhan pasar. Dengan strategi pemasaran yang tepat, mereka bisa memperkenalkan produk mereka dan menarik minat konsumen,” jelasnya.
Ansori berharap pelatihan ini tidak hanya berhenti pada kegiatan sesaat, tetapi bisa memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
“Kami berharap peserta bisa memanfaatkan ilmu yang mereka dapatkan, baik secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan organisasi. Kami juga mendapat dukungan dari Dinas Sosial yang siap membantu jika ada peserta yang ingin mengajukan proposal usaha,” terangnya.
Advertisement
Tingkatkan Kesejahteraan Ekonomi Difabel
Ansori juga menekankan pentingnya peran serta berbagai pihak terkait dalam mendukung kesuksesan program pelatihan pembuatan tape ini.
“Harapannya pelatihan ini bisa memperkuat ekonomi para penyandang disabilitas di Kabupaten Probolinggo dan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi penyandang disabilitas untuk mandiri dan sukses di dunia usaha,” tegasnya.
Peluang Bisnis Baru bagi Difabel
Ansori menambahkan, rencananya pelatihan ini akan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Yakni, pada 20, 23 dan 27 Februari 2025.
Dalam pelatihan pertama, 15 kilogram singkong akan diolah menjadi tape. Total bahan baku yang akan digunakan selama pelatihan adalah 60 kilogram singkong.
“Pelatihan ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi para penyandang disabilitas untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka,” pungkasnya.
Advertisement
