Liputan6.com, Gorontalo - Tradisi Tumbilotohe, warisan budaya khas masyarakat Gorontalo, juga digelar di Desa Milangodaa Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Perpaduan cahaya lampu minyak tradisional dengan lampu listrik modern menciptakan suasana magis yang memukau warga dan pengunjung.
Advertisement
Baca Juga
Tumbilotohe, yang berarti “malam pasang lampu”, telah menjadi bagian dari sejarah Gorontalo sejak abad ke-15. Awalnya, masyarakat setempat menggunakan penerangan dari wamuta, yaitu seludang kelapa yang dihaluskan dan dibakar.
Advertisement
Kemudian, berkembang menjadi wango-wango, alat penerangan sederhana yang menggunakan getah damar (tohetutu) yang menyala lebih lama.
Seiring perkembangan zaman, masyarakat mulai menggunakan lampu sumbu dari kapas yang direndam minyak kelapa, dengan wadah dari kulit kima atau pepaya yang dibelah dua. Lampu ini dikenal sebagai padamala.
Saat teknologi semakin maju, minyak tanah menjadi bahan utama penerangan dalam tradisi ini dan masih digunakan hingga saat ini.
Kini, Tumbilotohe tak hanya bergantung pada lampu minyak, tetapi juga telah mengadopsi penggunaan lampu listrik. Perpaduan antara tradisi dan modernitas menciptakan pemandangan spektakuler yang dinantikan setiap tahunnya.
Di Desa Milangodaa Barat, pelaksanaan Tumbilotohe menjadi daya tarik tersendiri. Setiap sudut desa dihiasi lampu-lampu yang tertata rapi, menerangi jalan-jalan dan halaman rumah warga. Suasana semakin semarak dengan dekorasi khas yang menggambarkan identitas budaya Gorontalo.
“Tradisi ini sangat istimewa karena mengingatkan kita pada nilai-nilai leluhur sekaligus memperindah lingkungan sekitar. Kami senang melihat bagaimana perpaduan lampu minyak dan listrik menciptakan suasana yang begitu syahdu,” ujar Arianto Harun warga setempat.
Tak hanya warga lokal, pengunjung dari berbagai daerah juga datang untuk menyaksikan kemeriahan Tumbilotohe.
“Ini pengalaman yang luar biasa. Cahaya lampu yang berjejer rapi dengan hiasan janur kuning memberikan kesan sakral dan penuh gembira sambut indul fitri ,” kata Rina, wisatawan asal Manado.
Tumbilotohe bukan sekadar tradisi, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang berpotensi meningkatkan kunjungan ke daerah ini.
Pemerintah daerah dan masyarakat setempat terus berupaya melestarikan tradisi ini agar tetap dikenal oleh generasi mendatang.
Dengan keunikan yang dimiliki, Tumbilotohe di Milangodaa Barat menjadi bukti bahwa warisan budaya dapat terus hidup dan berkembang seiring kemajuan zaman, tanpa kehilangan nilai-nilai autentiknya.