Liputan6.com, Jakarta Dunia fashion baru-baru ini dihebohkan dengan dijualnya tas unik yang terbuat dari potongan badan kucing. Aksesori fashion yang aneh ini dijual di situs lelang Selandia Baru, Trade Me dengan harga penawaran mulai dari $1.400 (sekitar Rp13,9 juta).
Tas ini dideskripsikan sebagai satu-satunya tas unik beraksen kucing asli yang dibuat oleh taksidermi professional (ahli pengawetan hewan) Clare Hobbs. Hal ini sebagai bagian dari gairah dan keinginan artistiknya untuk menciptakan sebuah tas binatang yang terlihat nyata dengan menggunakan kucing liar.
Baca Juga
“Tas tangan yang sangat keren ini untuk wanita yang memiliki segalanya, satu-satunya tas yang akan menarik perhatian kemana saja Anda pergi. Tas tangan ini akan bertahan bertahun-tahun selama Anda merawatnya. Tali tas dapat dengan mudah diganti sesuai selera Anda. Tas ini bukan buat yang berhati lemah, tidak ada binatang yang dibunuh atau terluka dalam pembuatannya. Ini adalah seni, taksidermi, fashion, art deco, satu-satunya tas tangan, cat walk, katatonik, gila, keren, berbulu dan sempurna,” demikian tas ini di kategorikan di situs Trade Me.
Advertisement
Seperti diberitakan dan dilansir dari telegraph, Rabu (21/9/2016), Hobs menjelaskan bahwa tas unik ini menggunakan kucing yang tertabrak mati oleh mobil di sebuah jalan pedesaan. Dia lalu menyimpan kucing ini di mesin pendingin selama tiga bulan sebelum mengubahnya menjadi tas.
Seperti dilansir dari Daily Mail, Juru bicara situs TradeMe Logan Mudge, mengatakan perusahaannya menjamin tidak ada tindakan kekejaman terhadap binatang yang terjadi pada saat pembuatan tas. “Tas ini jelas sebuah pernyataan fashion yang walau mungkin tidak cocok buat saya, pasti akan ada seseorang yang berminat membelinya. Tas ini bukan tas biasa dan kami memperkirakan lelang ini akan menarik banyak perhatian selama beberapa hari ke depan.”
Berbagai kecaman pun bermunculan seiring dengan pelelangan tas ini. Director LSM perlindungan binatang Save Animals From Exploitation Hans Kriek mengkritik tas tersebut sebagai sebuah selera yang buruk dan merupakan tindakan tidak terhormat. “Jika Anda melakukan hal ini kepada manusia, maka hal ini pastinya tidak akan diterima. Mengubah kucing menjadi tas tangan adalah perbuatan yang lebih buruk dari mengubah kaki gajah menjadi pegangan payung.”
Di Selandia Baru, mengawetkan binatang yang meninggal secara alami atau yang menjalani euthanasia (suntik mati) adalah kegiatan yang legal. Kendati demikian, opini masyarakat Selandia Baru terpecah menanggapi penjualan tas unik ini.
Sejumlah orang menganggap ini sebagai lelucon, bahkan ada yang bertanya apakah mereka juga bisa dibuat menjadi tas. Ada yang mempertanyakan bagaimana kucing ini tewas, ada pula yang mengecam. ”Apa sih yang salah dengan Anda!,” ujar salah seorang warga mengecam Hobs.
“Ini bukanlah taksidermi sesungguhnya. Anda telah mengubah makhluk hidup menjadi sebuah benda. Sebuah akhir menyedihkan untuk makhluk terhormat ini. Sangat memalukan Anda menyia-nyiakan bakat Anda. Apakah Anda juga akan melakukan hal ini bagi korban kecelakaan yang tewas,” komentar warga lainnya.
Ada pula yang berpendapat tas unik ini seni yang indah. “Kerja yang luar biasa. Seni memang seharusnya menimbulkan diskusi dan menggugah perasaan.” Yang lain berkomentar, “Kerja yang bagus, kurang satu kucing yang memakan burung asli kita.”
Ketika ditanya apakah kerjanya merupakan suatu bentuk tindakan yang tidak menghargai binatang, Hobs menjawab, “Saya rasa karena kucing adalah binatang peliharaan, orang cenderung bereaksi lucu terhadap hal ini. Saya tidak membunuh binatang untuk pekerjaan saya. Saya juga tidak dengan sengaja mencari binatang untuk membuat tas tangan yang cantik,” ujarnya.
Lelang tas unik ini akan ditutup Rabu (21/9/2016) malam ini waktu Selandia Baru.
(Cahaya Jingga)