Liputan6.com, Jakarta Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan pedoman penting dalam penyusunan laporan keuangan bagi usaha kecil dan menengah di Indonesia. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang ETAP, mulai dari pengertian, manfaat, prinsip-prinsip, hingga contoh penerapannya.
Pengertian ETAP
ETAP adalah singkatan dari Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. SAK ETAP merupakan standar akuntansi yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada 17 Juli 2009 dan telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI pada 19 Mei 2009.
Standar ini dirancang khusus untuk entitas bisnis yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan, namun tetap menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Pengguna eksternal yang dimaksud meliputi pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
SAK ETAP menawarkan pendekatan yang lebih sederhana dibandingkan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) umum. Tujuannya adalah untuk memudahkan entitas kecil dan menengah dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai standar tanpa harus menghadapi kompleksitas yang berlebihan.
Beberapa karakteristik utama SAK ETAP meliputi:
- Berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK umum
- Menggunakan konsep biaya historis sebagai dasar pengukuran
- Mengatur transaksi yang umum dilakukan oleh UMKM
- Bentuk pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun
Advertisement
Manfaat dan Tujuan ETAP
Penerapan SAK ETAP membawa sejumlah manfaat signifikan bagi entitas bisnis, terutama usaha kecil dan menengah. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penggunaan standar ini:
1. Penyederhanaan Proses Akuntansi
SAK ETAP menyediakan kerangka kerja yang lebih sederhana dibandingkan dengan SAK umum. Hal ini memungkinkan UMKM untuk menyusun laporan keuangan dengan lebih mudah dan efisien, tanpa harus menghadapi kerumitan yang tidak perlu.
2. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas
Dengan mengikuti standar yang telah ditetapkan, entitas dapat menyajikan informasi keuangan secara lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini meningkatkan kepercayaan stakeholder terhadap pengelolaan keuangan perusahaan.
3. Kemudahan Akses Pendanaan
Laporan keuangan yang disusun sesuai SAK ETAP lebih mudah dipahami oleh lembaga keuangan. Ini dapat meningkatkan peluang UMKM untuk mendapatkan akses pembiayaan dari bank atau lembaga keuangan lainnya.
4. Efisiensi Biaya
Dibandingkan dengan penerapan SAK umum, penggunaan SAK ETAP dapat menghemat biaya dalam penyusunan laporan keuangan. Hal ini karena standar ini tidak memerlukan pengungkapan yang terlalu rinci dan kompleks.
5. Peningkatan Kualitas Pengambilan Keputusan
Dengan laporan keuangan yang lebih terstruktur dan informatif, manajemen dapat membuat keputusan bisnis yang lebih baik berdasarkan data keuangan yang akurat dan relevan.
6. Kepatuhan Regulasi
Penggunaan SAK ETAP membantu entitas dalam memenuhi persyaratan regulasi terkait pelaporan keuangan, terutama bagi UMKM yang ingin mengembangkan usahanya.
Tujuan utama dari SAK ETAP adalah untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. SAK ETAP juga bertujuan untuk memudahkan entitas kecil dan menengah dalam menyusun laporan keuangan sendiri, serta meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM di Indonesia.
Prinsip-prinsip ETAP
SAK ETAP didasarkan pada beberapa prinsip fundamental yang menjadi landasan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Pemahaman terhadap prinsip-prinsip ini sangat penting untuk memastikan penerapan SAK ETAP yang tepat dan konsisten. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai prinsip-prinsip utama dalam SAK ETAP:
1. Prinsip Biaya Historis
Prinsip biaya historis merupakan salah satu konsep dasar dalam SAK ETAP. Menurut prinsip ini, aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
Penerapan prinsip ini memiliki beberapa implikasi:
- Memberikan dasar pengukuran yang objektif dan dapat diverifikasi
- Mengurangi subjektivitas dalam penilaian aset
- Menyediakan informasi yang lebih andal tentang biaya perolehan aset
Namun, perlu diingat bahwa prinsip ini memiliki keterbatasan dalam mencerminkan nilai pasar terkini dari suatu aset.
2. Prinsip Akrual
Prinsip akrual mengharuskan entitas untuk mengakui pendapatan dan beban pada saat terjadinya, bukan pada saat kas diterima atau dibayarkan. Prinsip ini memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan transaksi dan peristiwa ekonomi yang sebenarnya terjadi selama periode pelaporan.
Keuntungan dari penerapan prinsip akrual meliputi:
- Memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kinerja keuangan entitas
- Memungkinkan pengakuan pendapatan dan beban yang lebih tepat waktu
- Meningkatkan relevansi informasi keuangan untuk pengambilan keputusan
3. Prinsip Kewajaran
Prinsip kewajaran menekankan bahwa informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara wajar dan dapat diandalkan. Ini berarti bahwa transaksi dan peristiwa ekonomi harus dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, bukan hanya bentuk hukumnya.
Penerapan prinsip kewajaran melibatkan:
- Penyajian informasi yang bebas dari bias dan kesalahan material
- Pengungkapan yang memadai untuk memastikan pemahaman yang tepat oleh pengguna laporan keuangan
- Penggunaan estimasi yang wajar ketika diperlukan
4. Prinsip Pengungkapan Penuh
Prinsip pengungkapan penuh mengharuskan entitas untuk mengungkapkan semua informasi yang material dan relevan dalam laporan keuangan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pengguna laporan keuangan memiliki informasi yang cukup untuk membuat keputusan ekonomi.
Aspek-aspek penting dari prinsip pengungkapan penuh meliputi:
- Pengungkapan kebijakan akuntansi yang signifikan
- Penyajian informasi komparatif untuk periode sebelumnya
- Pengungkapan peristiwa setelah tanggal neraca yang material
- Penjelasan atas pos-pos penting dalam laporan keuangan
5. Prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi mengharuskan entitas untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari satu periode ke periode berikutnya. Jika terjadi perubahan kebijakan akuntansi, entitas harus mengungkapkan alasan perubahan tersebut dan dampaknya terhadap laporan keuangan.
Manfaat dari penerapan prinsip konsistensi antara lain:
- Meningkatkan komparabilitas laporan keuangan antar periode
- Memudahkan analisis tren kinerja keuangan
- Meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap laporan keuangan
Pemahaman dan penerapan yang tepat dari prinsip-prinsip ini akan membantu entitas dalam menyusun laporan keuangan yang berkualitas dan sesuai dengan standar SAK ETAP. Hal ini pada gilirannya akan meningkatkan kegunaan laporan keuangan bagi para penggunanya.
Advertisement
Karakteristik Laporan Keuangan ETAP
Laporan keuangan yang disusun berdasarkan SAK ETAP memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya dari laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi lainnya. Pemahaman terhadap karakteristik ini penting untuk memastikan penyusunan dan interpretasi laporan keuangan yang tepat. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai karakteristik utama laporan keuangan ETAP:
1. Dapat Dipahami
Salah satu karakteristik penting dari laporan keuangan ETAP adalah kemudahannya untuk dipahami oleh pengguna. Informasi yang disajikan harus jelas dan mudah dimengerti oleh pengguna yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi, serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar.
Untuk mencapai karakteristik ini, laporan keuangan ETAP harus:
- Menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas
- Menyajikan informasi dalam format yang mudah dibaca
- Menghindari penggunaan istilah teknis yang terlalu kompleks
- Memberikan penjelasan tambahan jika diperlukan untuk meningkatkan pemahaman
2. Relevan
Informasi dalam laporan keuangan ETAP harus relevan dengan kebutuhan pengambilan keputusan pengguna. Informasi dianggap relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, atau mengonfirmasi atau mengoreksi evaluasi mereka di masa lalu.
Untuk memastikan relevansi, laporan keuangan ETAP harus:
- Menyajikan informasi yang material dan signifikan
- Fokus pada informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
- Menyediakan informasi komparatif untuk memungkinkan analisis tren
- Mengungkapkan peristiwa setelah periode pelaporan yang relevan
3. Materialitas
Materialitas adalah aspek penting dalam penyajian informasi keuangan ETAP. Informasi dianggap material jika kelalaian atau kesalahan dalam mencantumkannya dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil berdasarkan laporan keuangan tersebut.
Penerapan konsep materialitas melibatkan:
- Penilaian terhadap signifikansi suatu item dalam konteks laporan keuangan secara keseluruhan
- Pertimbangan baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif
- Pengungkapan informasi yang material secara terpisah
- Penggabungan item-item yang tidak material
4. Keandalan
Laporan keuangan ETAP harus andal, artinya bebas dari kesalahan material dan bias, serta menyajikan secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Untuk mencapai keandalan, laporan keuangan ETAP harus:
- Menyajikan informasi secara netral dan tidak memihak
- Menerapkan prinsip kehati-hatian dalam membuat estimasi
- Memastikan kelengkapan informasi dalam batasan materialitas dan biaya
- Menghindari penyajian yang dapat menyesatkan pengguna
5. Substansi Mengungguli Bentuk
Prinsip "substansi mengungguli bentuk" mengharuskan transaksi dan peristiwa lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, bukan hanya bentuk hukumnya. Ini memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan esensi ekonomi dari transaksi, bukan hanya formalitas legalnya.
6. Kelengkapan
Informasi dalam laporan keuangan ETAP harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kelalaian dalam mencantumkan informasi dapat menyebabkan informasi menjadi salah atau menyesatkan, sehingga tidak dapat diandalkan dan kurang relevan.
7. Dapat Dibandingkan
Pengguna laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi tren posisi dan kinerja keuangan. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten.
8. Tepat Waktu
Informasi dalam laporan keuangan ETAP harus tersedia tepat waktu agar dapat mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi pengguna. Ketepatan waktu melibatkan penyediaan informasi dalam kerangka waktu pengambilan keputusan.
9. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaannya. Namun, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya juga tidak selalu ditanggung oleh pengguna yang menikmati manfaatnya.
Pemahaman dan penerapan karakteristik-karakteristik ini akan membantu entitas dalam menyusun laporan keuangan yang berkualitas dan sesuai dengan standar SAK ETAP. Hal ini pada gilirannya akan meningkatkan kegunaan dan relevansi laporan keuangan bagi para penggunanya.
Siapa Pengguna ETAP?
SAK ETAP dirancang khusus untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan. Namun, siapa sebenarnya yang dapat dan sebaiknya menggunakan standar ini? Berikut adalah penjelasan rinci mengenai pengguna SAK ETAP:
1. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
UMKM merupakan pengguna utama SAK ETAP. Standar ini sangat cocok untuk usaha-usaha dengan skala operasi yang lebih kecil dan tidak memiliki kewajiban publik. Contoh UMKM yang dapat menggunakan SAK ETAP meliputi:
- Toko kelontong
- Bengkel mobil
- Restoran kecil
- Usaha jasa seperti salon atau laundry
- Produsen skala kecil
2. Koperasi
Koperasi, terutama yang berukuran kecil hingga menengah, dapat menggunakan SAK ETAP untuk menyusun laporan keuangannya. Ini mencakup berbagai jenis koperasi seperti:
- Koperasi simpan pinjam
- Koperasi konsumen
- Koperasi produsen
- Koperasi jasa
3. Yayasan dan Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan juga dapat menggunakan SAK ETAP. Ini termasuk:
- Yayasan pendidikan
- Organisasi amal
- Lembaga swadaya masyarakat (LSM)
- Organisasi keagamaan
4. Perusahaan Perseorangan
Bisnis yang dijalankan oleh individu atau keluarga, yang tidak memiliki kewajiban publik, dapat menggunakan SAK ETAP. Contohnya:
- Konsultan independen
- Pengacara atau akuntan yang berpraktik sendiri
- Bisnis keluarga
5. Perusahaan Tertutup
Perusahaan yang tidak terdaftar di bursa efek dan tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP. Ini bisa mencakup:
- CV (Commanditaire Vennootschap)
- Firma
- PT (Perseroan Terbatas) tertutup
6. Entitas Anak dari Perusahaan Publik
Dalam beberapa kasus, entitas anak dari perusahaan publik yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan sendiri dapat menggunakan SAK ETAP untuk laporan keuangan individualnya.
7. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
BUMDes, sebagai entitas ekonomi yang dikelola oleh desa, umumnya tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan dapat menggunakan SAK ETAP.
Kriteria Tidak Menggunakan SAK ETAP
Penting untuk dicatat bahwa entitas tidak boleh menggunakan SAK ETAP jika:
- Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan, seperti perusahaan yang terdaftar di bursa efek
- Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, asuransi, atau reksa dana
- Entitas diwajibkan oleh regulasi untuk menggunakan standar akuntansi yang lebih komprehensif
Pemilihan untuk menggunakan SAK ETAP harus didasarkan pada penilaian yang cermat terhadap karakteristik entitas dan kebutuhan penggunanya. Entitas yang memenuhi kriteria untuk menggunakan SAK ETAP namun memilih untuk menggunakan SAK umum juga diperbolehkan, asalkan penerapannya dilakukan secara konsisten.
Advertisement
Perbedaan ETAP dengan PSAK
SAK ETAP dan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) memiliki beberapa perbedaan signifikan yang perlu dipahami. Berikut adalah perbandingan rinci antara kedua standar tersebut:
1. Kompleksitas
SAK ETAP:
- Dirancang lebih sederhana dan mudah diterapkan
- Memiliki pengungkapan yang lebih terbatas
- Cocok untuk entitas dengan transaksi yang tidak terlalu kompleks
PSAK:
- Lebih kompleks dan rinci
- Memiliki pengungkapan yang lebih luas dan mendalam
- Sesuai untuk entitas dengan transaksi bisnis yang lebih rumit
2. Pengukuran
SAK ETAP:
- Lebih banyak menggunakan konsep biaya historis
- Pengukuran nilai wajar terbatas pada beberapa item tertentu
PSAK:
- Menggunakan kombinasi biaya historis dan nilai wajar
- Lebih banyak menggunakan pengukuran nilai wajar
3. Laporan Keuangan
SAK ETAP:
- Neraca
- Laporan Laba Rugi
- Laporan Perubahan Ekuitas
- Laporan Arus Kas
- Catatan atas Laporan Keuangan
PSAK:
- Laporan Posisi Keuangan
- Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
- Laporan Perubahan Ekuitas
- Laporan Arus Kas
- Catatan atas Laporan Keuangan
4. Pengakuan dan Pengukuran Aset
SAK ETAP:
- Aset tetap dan aset tidak berwujud diukur dengan model biaya
- Tidak ada konsep penurunan nilai untuk persediaan
PSAK:
- Aset tetap dan aset tidak berwujud dapat diukur dengan model biaya atau model revaluasi
- Menerapkan konsep penurunan nilai untuk persediaan
5. Instrumen Keuangan
SAK ETAP:
- Pengaturan instrumen keuangan lebih sederhana
- Klasifikasi terbatas pada instrumen keuangan dasar
PSAK:
- Pengaturan instrumen keuangan lebih kompleks
- Klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan lebih rinci
6. Pajak Penghasilan
SAK ETAP:
- Tidak mengatur pajak tangguhan
- Hanya mengakui pajak kini
PSAK:
- Mengatur pajak kini dan pajak tangguhan
- Memerlukan pengakuan aset dan liabilitas pajak tangguhan
7. Penyajian Laporan Arus Kas
SAK ETAP:
- Hanya mengizinkan metode tidak langsung untuk aktivitas operasi
PSAK:
- Memperbolehkan metode langsung atau tidak langsung untuk aktivitas operasi
8. Pengungkapan Pihak Berelasi
SAK ETAP:
- Pengungkapan pihak berelasi lebih terbatas
PSAK:
- Pengungkapan pihak berelasi lebih luas dan rinci
9. Konsolidasi
SAK ETAP:
- Tidak mengatur laporan keuangan konsolidasian
PSAK:
- Mengatur penyusunan laporan keuangan konsolidasian
10. Perubahan Kebijakan Akuntansi
SAK ETAP:
- Perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara prospektif
PSAK:
- Perubahan kebijakan akuntansi umumnya diterapkan secara retrospektif
Pemahaman terhadap perbedaan-perbedaan ini penting bagi entitas dalam memilih standar akuntansi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik bisnisnya. SAK ETAP menawarkan pendekatan yang lebih sederhana dan cocok untuk entitas yang lebih kecil, sementara PSAK memberikan panduan yang lebih komprehensif untuk entitas yang lebih besar atau memiliki akuntabilitas publik.
Contoh Penerapan ETAP dalam Laporan Keuangan
Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana SAK ETAP diterapkan dalam praktik, berikut adalah contoh-contoh penerapan SAK ETAP dalam laporan keuangan:
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Contoh sederhana laporan posisi keuangan berdasarkan SAK ETAP:
Â
PT ABC
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2023
ASET
Aset Lancar:
Kas dan setara kas Rp 50.000.000
Piutang usaha Rp 30.000.000
Persediaan Rp 25.000.000
Total Aset Lancar Rp 105.000.000
Aset Tidak Lancar:
Aset tetap Rp 200.000.000
Akumulasi penyusutan (Rp 50.000.000)
Total Aset Tidak Lancar Rp 150.000.000
TOTAL ASET Rp 255.000.000
LIABILITAS DAN EKUITAS
Liabilitas Jangka Pendek:
Utang usaha Rp 20.000.000
Utang pajak Rp 5.000.000
Total Liabilitas Jangka Pendek Rp 25.000.000
Liabilitas Jangka Panjang:
Utang bank Rp 100.000.000
Total Liabilitas Jangka Panjang Rp 100.000.000
Ekuitas:
Modal saham Rp 100.000.000
Saldo laba Rp 30.000.000
Total Ekuitas Rp 130.000.000
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS Rp 255.000.000
Â
Dalam contoh ini, laporan posisi keuangan disajikan dengan format yang sederhana dan mudah dipahami. Aset, liabilitas, dan ekuitas dikelompokkan secara jelas, sesuai dengan ketentuan SAK ETAP.
2. Laporan Laba Rugi
Berikut adalah contoh laporan laba rugi berdasarkan SAK ETAP:
Â
PT ABC
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2023
Pendapatan Rp 500.000.000
Beban Pokok Penjualan (Rp 300.000.000)
Laba Kotor Rp 200.000.000
Beban Operasional:
Beban gaji (Rp 80.000.000)
Beban sewa (Rp 30.000.000)
Beban penyusutan (Rp 20.000.000)
Beban lain-lain (Rp 10.000.000)
Total Beban Operasional (Rp 140.000.000)
Laba Operasional Rp 60.000.000
Pendapatan (Beban) Lain-lain:
Pendapatan bunga Rp 5.000.000
Beban bunga (Rp 15.000.000)
Total Pendapatan (Beban) Lain-lain (Rp 10.000.000)
Laba Sebelum Pajak Rp 50.000.000
Beban Pajak Penghasilan (Rp 10.000.000)
Laba Bersih Rp 40.000.000
Â
Laporan laba rugi ini menunjukkan pendapatan, beban, dan laba bersih perusahaan secara terperinci namun tetap sederhana, sesuai dengan prinsip SAK ETAP.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Contoh laporan perubahan ekuitas berdasarkan SAK ETAP:
Â
PT ABC
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2023
Modal Saham Saldo Laba Total Ekuitas
Saldo awal 1 Jan 2023 Rp 100.000.000 Rp 20.000.000 Rp 120.000.000
Laba bersih tahun 2023 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
Dividen (Rp 30.000.000)(Rp 30.000.000)
Saldo akhir 31 Des 2023 Rp 100.000.000 Rp 30.000.000 Rp 130.000.000
Â
Laporan ini menunjukkan perubahan dalam ekuitas pemilik selama periode akuntansi, termasuk laba bersih dan distribusi kepada pemilik (dividen).
4. Laporan Arus Kas
Berikut contoh laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung sesuai SAK ETAP:
Â
PT ABC
Laporan Arus Kas
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2023
Arus Kas dari Aktivitas Operasi:
Laba bersih Rp 40.000.000
Penyesuaian untuk:
Penyusutan Rp 20.000.000
Kenaikan piutang usaha (Rp 10.000.000)
Penurunan persediaan Rp 5.000.000
Kenaikan utang usaha Rp 8.000.000
Arus kas bersih dari aktivitas operasi Rp 63.000.000
Arus Kas dari Aktivitas Investasi:
Pembelian aset tetap (Rp 30.000.000)
Arus kas bersih untuk aktivitas investasi (Rp 30.000.000)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan:
Pembayaran dividen (Rp 30.000.000)
Arus kas bersih untuk aktivitas pendanaan (Rp 30.000.000)
Kenaikan bersih kas dan setara kas Rp 3.000.000
Kas dan setara kas awal tahun Rp 47.000.000
Kas dan setara kas akhir tahun Rp 50.000.000
Â
Laporan arus kas ini menunjukkan perubahan kas perusahaan dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan di bagian utama laporan keuangan. Berikut adalah contoh beberapa poin yang mungkin dimasukkan dalam catatan atas laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP:
Â
PT ABC
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2023
1. Umum
PT ABC adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan...
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun berdasarkan SAK ETAP...
b. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, dan deposito...
c. Persediaan
Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan...
d. Aset Tetap
Aset tetap dicatat berdasarkan harga perolehan...
3. Kas dan Setara Kas
Kas Rp 10.000.000
Bank Rp 30.000.000
Deposito Rp 10.000.000
Total Rp 50.000.000
4. Piutang Usaha
Rincian piutang usaha per 31 Desember 2023:
PT XYZ Rp 15.000.000
PT DEF Rp 10.000.000
Lain-lain Rp 5.000.000
Total Rp 30.000.000
5. Aset Tetap
Rincian aset tetap per 31 Desember 2023:
Tanah Rp 100.000.000
Bangunan Rp 80.000.000
Kendaraan Rp 20.000.000
Total harga perolehan Rp 200.000.000
Akumulasi penyusutan (Rp 50.000.000)
Nilai buku Rp 150.000.000
Â
Catatan atas laporan keuangan ini memberikan informasi tambahan yang penting untuk memahami laporan keuangan secara lebih mendalam.
Advertisement
Tips Menerapkan ETAP
Menerapkan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan dapat menjadi tantangan bagi banyak entitas, terutama bagi mereka yang baru memulai atau beralih dari metode akuntansi yang lebih sederhana. Berikut adalah beberapa tips praktis untuk membantu entitas dalam menerapkan SAK ETAP secara efektif:
1. Pahami Konsep Dasar SAK ETAP
Sebelum mulai menerapkan SAK ETAP, penting untuk memahami konsep dasar dan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Ini meliputi:
- Tujuan laporan keuangan menurut SAK ETAP
- Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan
- Konsep pengakuan dan pengukuran elemen laporan keuangan
- Perbedaan utama antara SAK ETAP dengan standar akuntansi lainnya
Langkah-langkah untuk memahami konsep dasar:
- Baca dan pelajari dokumen SAK ETAP yang dikeluarkan oleh IAI
- Ikuti seminar atau pelatihan tentang SAK ETAP
- Diskusikan dengan akuntan profesional atau konsultan keuangan
- Praktikkan penyusunan laporan keuangan sederhana menggunakan prinsip SAK ETAP
2. Identifikasi Transaksi yang Relevan
SAK ETAP dirancang untuk entitas dengan transaksi yang relatif sederhana. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi transaksi yang relevan dengan bisnis Anda. Ini meliputi:
- Transaksi penjualan dan pembelian rutin
- Pengeluaran operasional
- Investasi dalam aset tetap
- Transaksi pembiayaan (jika ada)
Langkah-langkah untuk mengidentifikasi transaksi:
- Buat daftar semua jenis transaksi yang terjadi dalam bisnis Anda
- Kategorikan transaksi berdasarkan sifatnya (operasional, investasi, pendanaan)
- Tentukan frekuensi dan materialitas setiap jenis transaksi
- Fokus pada transaksi yang signifikan dan berulang
3. Terapkan Sistem Pencatatan yang Konsisten
Konsistensi dalam pencatatan transaksi sangat penting untuk menghasilkan laporan keuangan yang andal. Beberapa tips untuk menerapkan sistem pencatatan yang konsisten:
- Gunakan software akuntansi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda
- Buat kebijakan akuntansi tertulis yang mencakup metode pengakuan dan pengukuran untuk setiap jenis transaksi
- Latih staf keuangan Anda untuk memahami dan menerapkan kebijakan akuntansi dengan benar
- Lakukan review berkala terhadap pencatatan untuk memastikan konsistensi
Langkah-langkah untuk menerapkan sistem pencatatan yang konsisten:
- Pilih software akuntansi yang mendukung penerapan SAK ETAP
- Susun buku pedoman akuntansi internal yang sesuai dengan SAK ETAP
- Adakan pelatihan rutin untuk staf keuangan
- Lakukan audit internal secara berkala
4. Perhatikan Pengungkapan yang Diperlukan
SAK ETAP mungkin memiliki persyaratan pengungkapan yang lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK, namun tetap penting untuk memperhatikan pengungkapan yang diperlukan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
- Rincian pos-pos penting dalam laporan keuangan
- Informasi tambahan yang relevan untuk pemahaman laporan keuangan
Langkah-langkah untuk memastikan pengungkapan yang memadai:
- Buat checklist pengungkapan berdasarkan SAK ETAP
- Review laporan keuangan untuk memastikan semua pengungkapan yang diperlukan telah disajikan
- Konsultasikan dengan akuntan profesional jika ragu
5. Manfaatkan Sumber Daya yang Tersedia
Banyak sumber daya tersedia untuk membantu entitas dalam menerapkan SAK ETAP. Beberapa sumber daya yang dapat dimanfaatkan:
- Publikasi dan panduan dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
- Pelatihan dan workshop tentang SAK ETAP
- Konsultasi dengan akuntan publik atau konsultan keuangan
- Forum diskusi online atau komunitas praktisi SAK ETAP
Langkah-langkah untuk memanfaatkan sumber daya:
- Bergabung dengan asosiasi industri atau kelompok bisnis yang relevan
- Ikuti perkembangan terbaru tentang SAK ETAP melalui website IAI
- Alokasikan anggaran untuk pelatihan dan pengembangan staf keuangan
- Bangun jaringan dengan praktisi akuntansi lainnya
6. Lakukan Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan
Penerapan SAK ETAP adalah proses yang berkelanjutan. Penting untuk melakukan evaluasi dan perbaikan secara teratur untuk memastikan kepatuhan dan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Beberapa tips untuk evaluasi dan perbaikan:
- Lakukan review internal secara berkala terhadap laporan keuangan
- Minta umpan balik dari pengguna laporan keuangan (misalnya, bank atau investor)
- Identifikasi area yang memerlukan perbaikan atau klarifikasi
- Update pengetahuan tentang perubahan atau interpretasi baru dalam SAK ETAP
Langkah-langkah untuk evaluasi dan perbaikan:
- Buat jadwal review internal tahunan
- Dokumentasikan temuan dan rencana perbaikan
- Implementasikan perubahan yang diperlukan dalam sistem dan proses akuntansi
- Lakukan pelatihan penyegaran untuk staf keuangan secara berkala
7. Pertimbangkan Penggunaan Jasa Profesional
Meskipun SAK ETAP dirancang untuk lebih sederhana, beberapa entitas mungkin masih mengalami kesulitan dalam penerapannya. Dalam kasus seperti ini, pertimbangkan untuk menggunakan jasa profesional seperti:
- Konsultan akuntansi untuk membantu setup sistem akuntansi
- Akuntan publik untuk review atau audit laporan keuangan
- Pelatih atau instruktur untuk meningkatkan kemampuan staf internal
Langkah-langkah untuk menggunakan jasa profesional:
- Identifikasi area yang memerlukan bantuan profesional
- Lakukan riset dan bandingkan beberapa penyedia jasa
- Tentukan ruang lingkup pekerjaan dan anggaran yang diperlukan
- Pastikan ada transfer pengetahuan dari profesional ke staf internal
Dengan menerapkan tips-tips ini, entitas dapat meningkatkan kualitas penerapan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangannya. Ingatlah bahwa penerapan SAK ETAP adalah proses yang membutuhkan waktu dan komitmen, namun hasilnya akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangan entitas.
FAQ Seputar ETAP
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan (FAQ) seputar SAK ETAP beserta jawabannya:
1. Apa perbedaan utama antara SAK ETAP dan PSAK?
SAK ETAP dirancang lebih sederhana dibandingkan PSAK. Perbedaan utamanya meliputi:
- SAK ETAP memiliki pengungkapan yang lebih terbatas
- SAK ETAP lebih banyak menggunakan metode biaya historis
- SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan
- SAK ETAP tidak mengharuskan laporan keuangan konsolidasian
2. Apakah semua UMKM wajib menggunakan SAK ETAP?
Tidak, penggunaan SAK ETAP tidak wajib untuk semua UMKM. Entitas dapat memilih menggunakan SAK ETAP jika memenuhi kriteria sebagai entitas tanpa akuntabilitas publik. Namun, jika entitas memilih menggunakan SAK ETAP, penerapannya harus konsisten.
3. Bagaimana jika entitas yang menggunakan SAK ETAP berkembang menjadi entitas dengan akuntabilitas publik?
Jika entitas berkembang dan memenuhi kriteria entitas dengan akuntabilitas publik (misalnya, menjadi perusahaan terbuka), maka entitas tersebut harus beralih menggunakan PSAK umum. Transisi ini harus dilakukan secara menyeluruh dan diungkapkan dalam laporan keuangan.
4. Apakah SAK ETAP mengatur tentang laporan keuangan konsolidasian?
Tidak, SAK ETAP tidak mengatur tentang penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Jika entitas memiliki anak perusahaan dan ingin menyusun laporan konsolidasian, maka entitas tersebut harus mengacu pada PSAK umum.
5. Bagaimana perlakuan pajak penghasilan dalam SAK ETAP?
SAK ETAP hanya mengatur tentang pajak penghasilan kini (current tax) dan tidak mengatur tentang pajak tangguhan. Entitas yang menggunakan SAK ETAP cukup mengakui beban pajak penghasilan berdasarkan jumlah pajak yang terutang sesuai peraturan perpajakan.
6. Apakah SAK ETAP mengizinkan penggunaan nilai wajar?
SAK ETAP lebih banyak menggunakan konsep biaya historis, namun dalam beberapa kasus tertentu, penggunaan nilai wajar diizinkan. Misalnya, untuk investasi pada sekuritas yang diperdagangkan di pasar aktif.
7. Bagaimana cara menentukan materialitas dalam konteks SAK ETAP?
Materialitas dalam SAK ETAP ditentukan berdasarkan pertimbangan profesional. Suatu item dianggap material jika kelalaian atau kesalahan dalam mencantumkannya dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil berdasarkan laporan keuangan.
8. Apakah entitas yang menggunakan SAK ETAP perlu menyusun laporan arus kas?
Ya, entitas yang menggunakan SAK ETAP tetap harus menyusun laporan arus kas sebagai bagian dari laporan keuangan lengkap. SAK ETAP mengharuskan penggunaan metode tidak langsung dalam penyusunan laporan arus kas untuk aktivitas operasi.
9. Bagaimana perlakuan aset tetap dalam SAK ETAP?
Dalam SAK ETAP, aset tetap diukur pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. SAK ETAP tidak mengizinkan penggunaan model revaluasi untuk aset tetap.
10. Apakah SAK ETAP mengatur tentang penurunan nilai aset?
Ya, SAK ETAP mengatur tentang penurunan nilai aset. Entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi, entitas harus mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
11. Bagaimana perlakuan hibah pemerintah dalam SAK ETAP?
SAK ETAP mengatur bahwa hibah pemerintah diakui sebagai pendapatan ketika ada keyakinan yang memadai bahwa entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut dan hibah akan diterima. Hibah yang terkait dengan aset dapat disajikan sebagai pendapatan ditangguhkan atau dikurangkan dari nilai tercatat aset terkait.
12. Apakah SAK ETAP mengizinkan perubahan kebijakan akuntansi?
Ya, SAK ETAP mengizinkan perubahan kebijakan akuntansi jika disyaratkan oleh SAK ETAP atau jika perubahan tersebut menghasilkan informasi yang lebih andal dan relevan. Perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, kecuali jika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif perubahan tersebut.
13. Bagaimana perlakuan biaya pinjaman dalam SAK ETAP?
SAK ETAP mengharuskan biaya pinjaman diakui sebagai beban pada periode terjadinya. SAK ETAP tidak mengizinkan kapitalisasi biaya pinjaman sebagai bagian dari biaya perolehan aset.
14. Apakah SAK ETAP mengatur tentang imbalan kerja?
Ya, SAK ETAP mengatur tentang imbalan kerja, termasuk imbalan kerja jangka pendek, imbalan pascakerja, dan pesangon. Namun, pengaturannya lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK umum.
15. Bagaimana cara menyajikan informasi komparatif dalam laporan keuangan SAK ETAP?
SAK ETAP mengharuskan entitas menyajikan informasi komparatif untuk periode sebelumnya untuk semua jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali SAK ETAP mengizinkan atau mensyaratkan lain.
Pemahaman yang baik terhadap FAQ ini dapat membantu entitas dalam menerapkan SAK ETAP dengan lebih efektif dan mengatasi berbagai tantangan yang mungkin muncul dalam proses penerapannya.
Advertisement
Kesimpulan
SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan standar akuntansi yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan entitas bisnis kecil dan menengah di Indonesia. Standar ini menawarkan pendekatan yang lebih sederhana dan praktis dibandingkan dengan PSAK umum, namun tetap memberikan kerangka kerja yang solid untuk penyusunan laporan keuangan yang andal dan relevan.
Beberapa poin kunci yang perlu diingat tentang SAK ETAP:
- SAK ETAP ditujukan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan
- Standar ini menyederhanakan banyak aspek pelaporan keuangan, termasuk pengukuran, pengakuan, dan pengungkapan
- Penerapan SAK ETAP dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangan UMKM
- SAK ETAP memudahkan akses pendanaan bagi UMKM karena laporan keuangan yang dihasilkan lebih mudah dipahami oleh lembaga keuangan
- Meskipun lebih sederhana, SAK ETAP tetap memerlukan pemahaman dan penerapan yang konsisten
Dalam menerapkan SAK ETAP, entitas perlu memperhatikan beberapa hal penting:
- Memahami konsep dasar dan prinsip-prinsip SAK ETAP
- Mengidentifikasi transaksi yang relevan dengan bisnis
- Menerapkan sistem pencatatan yang konsisten
- Memperhatikan pengungkapan yang diperlukan
- Memanfaatkan sumber daya yang tersedia, termasuk panduan dan pelatihan
- Melakukan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan
Penerapan SAK ETAP yang efektif dapat memberikan berbagai manfaat bagi entitas, termasuk:
- Peningkatan kualitas informasi keuangan
- Kemudahan dalam pengambilan keputusan bisnis
- Peningkatan kepercayaan stakeholder
- Kemudahan dalam memperoleh pembiayaan
- Kepatuhan terhadap regulasi
Meskipun penerapan SAK ETAP mungkin memerlukan usaha dan sumber daya tambahan, manfaat jangka panjangnya jauh melebihi biaya yang dikeluarkan. Dengan laporan keuangan yang lebih andal dan informatif, UMKM dapat meningkatkan daya saing dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional.
Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa standar akuntansi, termasuk SAK ETAP, terus berkembang seiring dengan perubahan lingkungan bisnis. Oleh karena itu, entitas yang menerapkan SAK ETAP harus tetap mengikuti perkembangan terbaru dan memperbarui praktik akuntansi mereka sesuai kebutuhan. Dengan komitmen untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, UMKM dapat memaksimalkan manfaat dari penerapan SAK ETAP dan mendukung pertumbuhan bisnis mereka dalam jangka panjang.