Perawat Laki-laki Dipanggil Apa? Sejarah dan Perkembangan Sebutan Perawat di Indonesia

Perkembangan sebutan perawat laki-laki dari bruder hingga ners. Simak sejarah dan alasan perubahan panggilan untuk profesi keperawatan di Indonesia.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 22 Jan 2025, 07:42 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2025, 07:42 WIB
perawat laki laki dipanggil apa
perawat laki laki dipanggil apa ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Profesi perawat memiliki peran penting dalam dunia kesehatan sebagai mitra dokter dalam merawat dan memulihkan kondisi pasien. Di Indonesia, sebutan untuk perawat telah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Khususnya untuk perawat laki-laki, terdapat beberapa istilah yang pernah digunakan namun kini mulai ditinggalkan. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai sejarah dan perkembangan sebutan untuk perawat laki-laki di Indonesia.

Sejarah Sebutan Perawat di Indonesia

Sebutan perawat di Indonesia memiliki sejarah panjang yang berkaitan erat dengan masa penjajahan Belanda. Pada masa itu, banyak biarawan dan biarawati Katolik dari Belanda yang merangkap sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit-rumah sakit yang mereka dirikan. Hal ini menjadi cikal bakal munculnya istilah-istilah berikut:

  • Suster - Berasal dari bahasa Belanda "zuster" yang berarti saudara perempuan. Digunakan untuk menyebut perawat wanita.
  • Bruder - Dari bahasa Belanda "broeder" yang berarti saudara laki-laki. Digunakan untuk menyebut perawat pria.
  • Mantri - Istilah yang berasal dari bahasa Jawa, awalnya merujuk pada jabatan perawat senior yang mampu membimbing perawat lain.

Penggunaan istilah-istilah ini berkaitan dengan latar belakang para perawat yang kebanyakan berasal dari seminari atau lembaga pendidikan calon pastor/biarawan. Dalam perkembangannya, sebutan "suster" menjadi sangat populer dan sering digunakan untuk merujuk pada perawat wanita hingga saat ini. Sementara untuk perawat laki-laki, sebutan "bruder" atau "mantri" mulai jarang digunakan.

Perkembangan Sebutan Perawat di Era Modern

Seiring berkembangnya dunia keperawatan di Indonesia, terjadi pergeseran dalam penggunaan istilah untuk menyebut profesi perawat. Beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan ini antara lain:

  • Peningkatan profesionalisme dalam bidang keperawatan
  • Perubahan sistem pendidikan keperawatan
  • Upaya standarisasi gelar profesi
  • Penyesuaian dengan perkembangan global

Saat ini, istilah yang mulai umum digunakan untuk menyebut perawat baik laki-laki maupun perempuan adalah "Ners". Istilah ini diberikan kepada perawat yang telah menyelesaikan pendidikan akademik Sarjana Keperawatan (S.Kep) dan Program Pendidikan Profesi Ners.

Penggunaan istilah Ners ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan standarisasi profesi keperawatan di Indonesia. Dengan demikian, tidak ada lagi perbedaan sebutan antara perawat laki-laki dan perempuan.

Alasan Perubahan Sebutan Perawat

Terdapat beberapa alasan mengapa terjadi perubahan dalam sebutan untuk profesi perawat di Indonesia:

  1. Profesionalisme - Penggunaan istilah Ners mencerminkan tingkat profesionalisme yang lebih tinggi dalam bidang keperawatan.
  2. Kesetaraan gender - Istilah Ners bersifat netral gender, sehingga tidak membedakan antara perawat laki-laki dan perempuan.
  3. Standarisasi - Penyeragaman istilah memudahkan dalam hal administrasi dan pengakuan profesi secara nasional maupun internasional.
  4. Modernisasi - Meninggalkan istilah-istilah lama yang berkaitan dengan masa kolonial dan beralih ke sebutan yang lebih modern.
  5. Peningkatan citra profesi - Penggunaan gelar Ners dapat meningkatkan citra dan penghargaan terhadap profesi keperawatan di masyarakat.

Meskipun demikian, proses perubahan ini masih memerlukan waktu dan sosialisasi yang intensif agar dapat diterima secara luas oleh masyarakat.

Perbedaan Antara Suster, Bruder, Mantri, dan Ners

Untuk lebih memahami perkembangan sebutan perawat di Indonesia, berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan antara istilah-istilah yang pernah dan masih digunakan:

  • Suster

    - Asal: Bahasa Belanda "zuster" (saudara perempuan)

    - Digunakan untuk: Perawat wanita

    - Masih umum digunakan oleh masyarakat

  • Bruder

    - Asal: Bahasa Belanda "broeder" (saudara laki-laki)

    - Digunakan untuk: Perawat laki-laki

    - Jarang digunakan saat ini

  • Mantri

    - Asal: Bahasa Jawa

    - Awalnya merujuk pada perawat senior

    - Masih digunakan di beberapa daerah, terutama untuk perawat laki-laki

  • Ners

    - Istilah baru yang bersifat netral gender

    - Diberikan kepada lulusan S1 Keperawatan + Profesi Ners

    - Mencerminkan tingkat profesionalisme yang lebih tinggi

Perbedaan utama terletak pada latar belakang historis, penggunaan berdasarkan gender, dan tingkat profesionalisme yang dicerminkan oleh masing-masing istilah.

Sistem Pendidikan Keperawatan di Indonesia

Perubahan sebutan perawat juga berkaitan erat dengan perkembangan sistem pendidikan keperawatan di Indonesia. Berikut adalah penjelasan mengenai jenjang pendidikan keperawatan saat ini:

  1. D3 Keperawatan

    - Program diploma 3 tahun

    - Lulusan mendapat gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep)

    - Dapat bekerja sebagai perawat vokasi

  2. S1 Keperawatan

    - Program sarjana 4 tahun

    - Lulusan mendapat gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

    - Dapat melanjutkan ke Program Profesi Ners

  3. Program Profesi Ners

    - Program lanjutan setelah S1 Keperawatan

    - Durasi 1 tahun

    - Lulusan mendapat gelar Ners (Ns)

    - Diakui sebagai perawat profesional

  4. Program Magister dan Doktor Keperawatan

    - Jenjang pendidikan lanjutan

    - Untuk pengembangan ilmu keperawatan dan karir akademis

Dengan sistem pendidikan ini, gelar Ners menjadi standar bagi perawat profesional di Indonesia, menggantikan sebutan-sebutan lama seperti suster, bruder, atau mantri.

Peran dan Tanggung Jawab Perawat

Terlepas dari sebutan yang digunakan, perawat memiliki peran dan tanggung jawab penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Beberapa tugas utama perawat meliputi:

  • Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
  • Melaksanakan tindakan medis sesuai instruksi dokter
  • Melakukan observasi kondisi pasien
  • Memberikan edukasi kesehatan kepada pasien dan keluarga
  • Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
  • Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
  • Melakukan penelitian di bidang keperawatan

Perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional dalam menjalankan tugasnya. Penggunaan gelar Ners diharapkan dapat meningkatkan pengakuan terhadap kompetensi dan profesionalisme perawat di Indonesia.

Tantangan dalam Penggunaan Istilah Ners

Meskipun istilah Ners mulai digunakan secara resmi, masih terdapat beberapa tantangan dalam penerapannya di masyarakat:

  1. Kebiasaan masyarakat

    Sebutan "suster" masih sangat melekat di masyarakat, sehingga perlu waktu untuk mengubah kebiasaan ini.

  2. Kurangnya sosialisasi

    Banyak masyarakat yang belum mengetahui istilah Ners dan perbedaannya dengan sebutan lama.

  3. Perbedaan tingkat pendidikan

    Tidak semua perawat memiliki gelar Ners, sehingga masih ada variasi dalam penggunaan sebutan.

  4. Resistensi dari sebagian perawat

    Beberapa perawat senior mungkin lebih nyaman dengan sebutan lama.

  5. Penyesuaian administratif

    Perlu adanya penyesuaian dalam hal administrasi dan regulasi terkait penggunaan gelar Ners.

Diperlukan upaya berkelanjutan dari berbagai pihak untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan memasyarakatkan penggunaan istilah Ners sebagai sebutan standar untuk perawat di Indonesia.

Perkembangan Profesi Keperawatan di Indonesia

Perubahan sebutan perawat dari suster/bruder/mantri menjadi Ners merupakan bagian dari perkembangan profesi keperawatan di Indonesia. Beberapa aspek penting dalam perkembangan ini meliputi:

  1. Regulasi dan Pengakuan Profesi

    - Lahirnya UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014

    - Pengakuan keperawatan sebagai profesi mandiri

    - Pembentukan organisasi profesi PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)

  2. Peningkatan Kualitas Pendidikan

    - Standarisasi kurikulum pendidikan keperawatan

    - Akreditasi program studi keperawatan

    - Pengembangan program spesialisasi keperawatan

  3. Pengembangan Karir

    - Jenjang karir perawat yang lebih jelas

    - Peluang pengembangan diri melalui pendidikan lanjutan

    - Kesempatan berkarir di berbagai bidang (klinik, pendidikan, manajemen, penelitian)

  4. Peningkatan Peran dalam Sistem Kesehatan

    - Keterlibatan perawat dalam pengambilan keputusan klinis

    - Peran penting dalam program kesehatan masyarakat

    - Kontribusi dalam penelitian dan pengembangan ilmu keperawatan

  5. Internasionalisasi

    - Penyesuaian standar kompetensi dengan standar internasional

    - Peluang berkarir di luar negeri

    - Pertukaran pengetahuan dan pengalaman dengan perawat dari negara lain

Perkembangan-perkembangan ini menunjukkan bahwa profesi keperawatan di Indonesia terus bergerak maju, sejalan dengan perubahan sebutan dari istilah tradisional menjadi gelar profesional Ners.

Pandangan Masyarakat terhadap Profesi Perawat

Perubahan sebutan perawat juga berkaitan dengan upaya mengubah pandangan masyarakat terhadap profesi ini. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan meliputi:

  1. Stereotip Gender

    - Keperawatan sering dianggap sebagai "pekerjaan wanita"

    - Penggunaan istilah netral gender seperti Ners dapat membantu menghilangkan stereotip ini

  2. Penghargaan terhadap Profesi

    - Meningkatkan kesadaran akan peran penting perawat dalam sistem kesehatan

    - Pengakuan terhadap kompetensi dan profesionalisme perawat

  3. Pemahaman tentang Peran Perawat

    - Edukasi masyarakat tentang tugas dan tanggung jawab perawat

    - Menghilangkan anggapan bahwa perawat hanya "pembantu dokter"

  4. Citra Profesi

    - Membangun citra positif profesi keperawatan

    - Menampilkan perawat sebagai tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional

  5. Kesadaran akan Jenjang Pendidikan

    - Memberikan pemahaman tentang berbagai jenjang pendidikan keperawatan

    - Menjelaskan perbedaan kompetensi antara lulusan D3, S1, dan Ners

Perubahan pandangan masyarakat ini penting untuk mendukung perkembangan profesi keperawatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Perawat Laki-laki dalam Dunia Keperawatan

Meskipun istilah "bruder" atau "mantri" untuk perawat laki-laki mulai ditinggalkan, keberadaan perawat laki-laki tetap penting dalam dunia keperawatan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait perawat laki-laki antara lain:

  1. Peningkatan Jumlah Perawat Laki-laki

    - Tren peningkatan minat laki-laki terhadap profesi keperawatan

    - Upaya menghilangkan stigma bahwa keperawatan hanya untuk wanita

  2. Kontribusi Unik

    - Kekuatan fisik yang berguna dalam penanganan pasien tertentu

    - Perspektif yang berbeda dalam pendekatan perawatan

  3. Tantangan

    - Mengatasi stereotip gender dalam profesi

    - Beradaptasi dengan lingkungan kerja yang didominasi wanita

  4. Peluang Karir

    - Kesempatan berkarir di berbagai bidang keperawatan

    - Potensi untuk mencapai posisi kepemimpinan

  5. Peran dalam Mengubah Persepsi

    - Menjadi role model bagi calon perawat laki-laki

    - Membantu mengubah pandangan masyarakat tentang profesi keperawatan

Dengan penggunaan istilah Ners yang netral gender, diharapkan dapat semakin mendorong partisipasi laki-laki dalam profesi keperawatan dan menghilangkan batasan gender dalam pelayanan kesehatan.

Masa Depan Profesi Keperawatan di Indonesia

Perubahan sebutan perawat menjadi Ners merupakan langkah awal menuju masa depan yang lebih baik bagi profesi keperawatan di Indonesia. Beberapa prospek dan tantangan yang mungkin dihadapi di masa depan antara lain:

  1. Peningkatan Peran dalam Sistem Kesehatan

    - Perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan primer

    - Keterlibatan lebih besar dalam pengambilan keputusan kebijakan kesehatan

  2. Spesialisasi dan Subspesialisasi

    - Pengembangan berbagai bidang spesialisasi keperawatan

    - Peningkatan kompetensi dalam penanganan kasus-kasus kompleks

  3. Integrasi Teknologi

    - Penggunaan teknologi informasi dalam praktik keperawatan

    - Telenursing dan pelayanan kesehatan jarak jauh

  4. Penelitian dan Inovasi

    - Peningkatan kontribusi perawat dalam penelitian kesehatan

    - Pengembangan inovasi dalam praktik keperawatan

  5. Kolaborasi Interprofesional

    - Penguatan kerja sama dengan profesi kesehatan lainnya

    - Pengembangan model pelayanan kesehatan terintegrasi

  6. Tantangan Global

    - Kesiapan menghadapi pandemi dan krisis kesehatan global

    - Adaptasi terhadap perubahan pola penyakit dan demografi

  7. Pengembangan Kepemimpinan

    - Peningkatan peran perawat dalam posisi manajerial dan kepemimpinan

    - Pengembangan kemampuan entrepreneurship di bidang kesehatan

Dengan perkembangan-perkembangan ini, profesi keperawatan di Indonesia diharapkan dapat semakin maju dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan nasional.

Kesimpulan

Perubahan sebutan perawat laki-laki dari bruder atau mantri menjadi Ners merupakan bagian dari evolusi profesi keperawatan di Indonesia. Hal ini mencerminkan upaya peningkatan profesionalisme, standarisasi, dan kesetaraan gender dalam bidang keperawatan. Meskipun masih terdapat tantangan dalam penerapannya, penggunaan istilah Ners diharapkan dapat mendorong kemajuan profesi keperawatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

Penting bagi masyarakat untuk memahami perubahan ini dan mulai menggunakan istilah Ners sebagai sebutan yang tepat untuk perawat, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan demikian, kita dapat memberikan penghargaan yang setara kepada seluruh tenaga keperawatan yang telah berjasa dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya