7 Tips Membuat Infografis yang Menarik dan Efektif

Pelajari 7 tips membuat infografis yang menarik dan efektif untuk meningkatkan engagement audiens. Panduan lengkap dari konsep hingga eksekusi.

oleh Shani Ramadhan Rasyid Diperbarui 06 Mar 2025, 16:31 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2025, 16:31 WIB
tips membuat infografis
tips membuat infografis ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Infografis telah menjadi salah satu media penyampaian informasi yang populer di era digital saat ini. Dengan menggabungkan elemen visual yang menarik dan data yang informatif, infografis mampu menyajikan informasi kompleks menjadi lebih mudah dipahami dan diingat oleh audiens. Namun, membuat infografis yang efektif bukanlah perkara mudah. Diperlukan strategi dan teknik khusus agar pesan yang ingin disampaikan dapat terserap dengan baik oleh pembaca. Artikel ini akan membahas 7 tips membuat infografis yang menarik dan efektif untuk meningkatkan engagement audiens Anda.

Promosi 1

1. Menentukan Tujuan dan Target Audiens

Langkah pertama dan terpenting dalam membuat infografis adalah menentukan tujuan dan target audiens dengan jelas. Hal ini akan menjadi fondasi bagi keseluruhan proses pembuatan infografis Anda. Beberapa pertanyaan kunci yang perlu dijawab antara lain:

  • Apa tujuan utama dari infografis ini? Apakah untuk mengedukasi, mempromosikan produk, atau mempresentasikan hasil riset?
  • Siapa target audiens yang ingin dijangkau? Apakah pelajar, profesional, atau masyarakat umum?
  • Apa karakteristik demografis target audiens (usia, jenis kelamin, pekerjaan, lokasi geografis)?
  • Apa level pengetahuan mereka terkait topik yang akan dibahas?

Dengan memahami tujuan dan audiens dengan baik, Anda dapat menentukan gaya desain, bahasa, dan pendekatan yang paling sesuai. Misalnya, infografis untuk hasil penelitian ilmiah akan memiliki gaya yang lebih formal dibandingkan infografis untuk kampanye produk konsumen. Begitu pula infografis untuk remaja akan menggunakan bahasa yang lebih kasual dibanding infografis untuk para eksekutif.

Selain itu, mengetahui karakteristik audiens juga membantu dalam memilih platform distribusi yang tepat. Infografis untuk profesional mungkin lebih cocok disebarkan melalui LinkedIn, sementara infografis untuk remaja bisa lebih efektif jika dibagikan di Instagram atau TikTok.

2. Mengumpulkan dan Menganalisis Data

Setelah menentukan tujuan dan audiens, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan dan menganalisis data yang relevan. Data yang akurat dan terpercaya menjadi pondasi penting bagi infografis yang berkualitas. Beberapa tips dalam tahap ini:

  • Gunakan sumber data yang kredibel seperti jurnal ilmiah, laporan pemerintah, atau hasil survei lembaga terpercaya.
  • Pastikan data yang digunakan adalah yang terbaru dan relevan dengan topik pembahasan.
  • Lakukan verifikasi silang dari beberapa sumber untuk memastikan keakuratan informasi.
  • Analisis data untuk menemukan pola, tren, atau insight menarik yang bisa ditonjolkan dalam infografis.
  • Pilih data kunci yang paling penting dan relevan dengan tujuan infografis. Hindari information overload.

Dalam proses ini, penting untuk tetap kritis terhadap data yang ditemukan. Terkadang data bisa disalahartikan atau disajikan secara bias. Pastikan untuk memahami konteks dan metodologi di balik data tersebut sebelum menggunakannya dalam infografis Anda.

Selain itu, jangan lupa untuk selalu mencantumkan sumber data dalam infografis. Hal ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas infografis Anda, tetapi juga memberikan penghargaan kepada pihak yang telah melakukan riset atau pengumpulan data tersebut.

3. Membuat Struktur dan Alur Informasi yang Logis

Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah menyusun struktur dan alur informasi yang logis. Infografis yang efektif memiliki narasi yang jelas dan mudah diikuti oleh pembaca. Beberapa tips untuk membuat struktur infografis yang baik:

  • Mulailah dengan judul yang menarik dan informatif. Judul harus mampu menggambarkan isi infografis secara singkat namun jelas.
  • Buat outline atau kerangka dasar yang terdiri dari bagian pengantar, isi utama, dan kesimpulan.
  • Susun informasi secara hierarkis, mulai dari yang paling penting atau umum ke yang lebih spesifik.
  • Gunakan subheading atau section yang jelas untuk memisahkan tiap bagian informasi.
  • Pastikan ada transisi yang halus antara satu bagian dengan bagian lainnya.
  • Akhiri dengan call-to-action atau kesimpulan yang kuat.

Dalam menyusun alur informasi, pertimbangkan juga prinsip storytelling. Ceritakan "kisah" di balik data Anda dengan cara yang menarik. Misalnya, Anda bisa menggunakan pendekatan kronologis untuk menjelaskan perkembangan suatu fenomena, atau pendekatan perbandingan untuk menunjukkan perbedaan antara dua konsep.

Selain itu, pertimbangkan juga bagaimana mata pembaca akan bergerak saat melihat infografis. Umumnya, orang membaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Gunakan prinsip ini dalam menyusun elemen-elemen infografis Anda.

4. Memilih Jenis Visualisasi Data yang Tepat

Salah satu kekuatan utama infografis adalah kemampuannya untuk menyajikan data kompleks dalam bentuk visual yang mudah dipahami. Namun, memilih jenis visualisasi data yang tepat sangatlah penting untuk memastikan pesan tersampaikan dengan efektif. Berikut beberapa jenis visualisasi data yang umum digunakan dalam infografis:

  • Diagram batang: Ideal untuk membandingkan nilai antar kategori.
  • Diagram garis: Cocok untuk menunjukkan tren atau perubahan nilai dari waktu ke waktu.
  • Diagram lingkaran: Efektif untuk menggambarkan proporsi atau persentase dari keseluruhan.
  • Peta: Berguna untuk menampilkan data geografis atau perbedaan antar wilayah.
  • Infografis timeline: Cocok untuk menunjukkan urutan kejadian atau proses.
  • Diagram Venn: Ideal untuk menggambarkan hubungan atau irisan antar konsep.
  • Ikon dan ilustrasi: Dapat digunakan untuk memperkuat poin-poin penting atau konsep abstrak.

Dalam memilih jenis visualisasi, pertimbangkan jenis data yang Anda miliki dan pesan apa yang ingin disampaikan. Misalnya, jika Anda ingin menunjukkan perbandingan antar kategori, diagram batang mungkin lebih efektif dibandingkan diagram lingkaran.

Penting juga untuk memastikan bahwa visualisasi data Anda akurat dan tidak menyesatkan. Misalnya, pastikan skala pada sumbu y diagram batang dimulai dari nol untuk menghindari persepsi yang salah tentang perbedaan nilai.

Selain itu, jangan ragu untuk menggabungkan beberapa jenis visualisasi dalam satu infografis jika diperlukan. Namun, pastikan ada konsistensi dalam gaya dan warna agar infografis tetap terlihat kohesif.

5. Menerapkan Prinsip Desain Visual yang Efektif

Desain visual yang menarik dan efektif adalah kunci untuk membuat infografis yang berkesan. Berikut beberapa prinsip desain yang perlu diperhatikan:

  • Hierarki visual: Gunakan ukuran, warna, dan posisi untuk menunjukkan tingkat kepentingan informasi.
  • Konsistensi: Pertahankan gaya, warna, dan font yang konsisten di seluruh infografis.
  • Kontras: Pastikan ada perbedaan yang jelas antara elemen-elemen penting dengan latar belakang.
  • Keseimbangan: Atur elemen visual sehingga tercipta komposisi yang seimbang.
  • Kesederhanaan: Hindari desain yang terlalu rumit. Ingat prinsip "less is more".
  • Penggunaan warna: Pilih palet warna yang sesuai dengan tema dan tujuan infografis. Perhatikan juga psikologi warna.
  • Tipografi: Gunakan font yang mudah dibaca. Batasi penggunaan font maksimal 2-3 jenis.
  • White space: Berikan ruang kosong yang cukup untuk membuat infografis lebih mudah dibaca.

Dalam menerapkan prinsip-prinsip ini, penting untuk selalu mengingat tujuan utama infografis yaitu menyampaikan informasi. Desain yang menarik memang penting, tapi jangan sampai mengorbankan kejelasan informasi demi estetika semata.

Jika Anda bukan seorang desainer profesional, tidak perlu khawatir. Banyak platform online seperti Canva, Piktochart, atau Venngage yang menyediakan template infografis siap pakai. Template-template ini umumnya sudah menerapkan prinsip desain yang baik, sehingga Anda tinggal menyesuaikan dengan konten Anda.

Namun, jika Anda ingin hasil yang lebih unik dan sesuai dengan brand Anda, mungkin perlu mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan desainer grafis profesional.

6. Mengoptimalkan Teks dan Konten

Meskipun infografis lebih berfokus pada elemen visual, teks tetap memegang peran penting dalam menyampaikan informasi. Berikut beberapa tips untuk mengoptimalkan teks dan konten dalam infografis Anda:

  • Gunakan bahasa yang singkat dan jelas. Hindari kalimat panjang dan istilah teknis yang rumit.
  • Fokus pada poin-poin utama. Jangan mencoba memasukkan terlalu banyak informasi dalam satu infografis.
  • Gunakan bullet points atau numbering untuk mempermudah pembacaan.
  • Pastikan ada keseimbangan antara teks dan elemen visual. Teks sebaiknya tidak lebih dari 30% dari keseluruhan infografis.
  • Gunakan headline dan subheadline yang menarik untuk memandu pembaca.
  • Sertakan sumber data dan referensi untuk meningkatkan kredibilitas.
  • Jika memungkinkan, tambahkan elemen interaktif atau tautan ke informasi lebih lanjut.

Dalam menulis konten, selalu ingat prinsip "show, don't tell". Maksudnya, lebih baik menunjukkan informasi melalui visualisasi daripada menjelaskannya panjang lebar dalam bentuk teks.

Selain itu, perhatikan juga tone dan gaya bahasa yang digunakan. Pastikan sesuai dengan karakter brand Anda dan preferensi target audiens. Misalnya, infografis untuk audiens profesional mungkin menggunakan bahasa yang lebih formal dibandingkan infografis untuk remaja.

Jangan lupa untuk melakukan proofreading dengan teliti. Kesalahan ejaan atau tata bahasa bisa mengurangi kredibilitas infografis Anda secara signifikan.

7. Melakukan Pengujian dan Optimasi

Langkah terakhir dalam proses pembuatan infografis adalah melakukan pengujian dan optimasi. Infografis yang baik seringkali merupakan hasil dari proses iterasi dan penyempurnaan berkelanjutan. Berikut beberapa cara untuk menguji dan mengoptimalkan infografis Anda:

  • Lakukan user testing dengan sampel dari target audiens Anda. Minta feedback mereka tentang kejelasan informasi, daya tarik visual, dan kesan umum terhadap infografis.
  • Gunakan eye-tracking tools untuk melihat bagaimana mata pembaca bergerak saat melihat infografis Anda. Ini bisa membantu mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
  • Analisis metrik engagement seperti jumlah share, likes, atau komentar jika infografis disebarkan di media sosial.
  • Jika infografis ditempatkan di website, gunakan tools analitik untuk melihat berapa lama pengunjung menghabiskan waktu di halaman tersebut.
  • Buat beberapa versi infografis dengan variasi desain atau konten, lalu lakukan A/B testing untuk melihat mana yang lebih efektif.
  • Minta feedback dari rekan kerja atau profesional di bidang desain dan komunikasi visual.

Berdasarkan hasil pengujian dan feedback yang diterima, lakukan penyempurnaan pada infografis Anda. Mungkin perlu mengubah layout, menyederhanakan konten, atau memperbaiki visualisasi data.

Ingat bahwa optimasi adalah proses yang berkelanjutan. Seiring perkembangan tren desain dan perubahan preferensi audiens, infografis Anda mungkin perlu diperbarui dari waktu ke waktu untuk tetap relevan dan efektif.

Selain itu, jangan lupa untuk selalu mengukur performa infografis Anda terhadap tujuan awal yang telah ditetapkan. Apakah infografis berhasil meningkatkan engagement? Apakah pesan utama tersampaikan dengan baik? Evaluasi ini akan membantu Anda terus meningkatkan kualitas infografis di masa depan.

Kesimpulan

Membuat infografis yang menarik dan efektif memang membutuhkan perencanaan dan eksekusi yang matang. Namun, dengan mengikuti 7 tips di atas - mulai dari menentukan tujuan dan audiens, mengumpulkan data, menyusun struktur informasi, memilih visualisasi yang tepat, menerapkan prinsip desain yang efektif, mengoptimalkan konten, hingga melakukan pengujian dan optimasi - Anda dapat menciptakan infografis yang tidak hanya indah dipandang, tapi juga efektif dalam menyampaikan pesan.

Ingatlah bahwa kunci utama dari infografis yang berhasil adalah keseimbangan antara estetika visual dan kejelasan informasi. Infografis harus mampu menarik perhatian audiens sekaligus menyampaikan data dan pesan dengan cara yang mudah dipahami.

Dengan praktik dan pengalaman, kemampuan Anda dalam membuat infografis akan terus berkembang. Jangan ragu untuk terus bereksperimen dengan berbagai gaya dan pendekatan untuk menemukan formula yang paling efektif bagi brand dan audiens Anda. Selamat berkreasi!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya