Liputan6.com, Jakarta - Radang tenggorokan merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup sering dialami oleh anak-anak. Sebagai orang tua, penting untuk mengenali ciri-ciri dan gejala radang tenggorokan pada anak agar bisa memberikan penanganan yang tepat. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai radang tenggorokan pada anak, mulai dari definisi, penyebab, gejala, cara diagnosis, pengobatan, hingga langkah-langkah pencegahannya.
Radang Tenggorokan pada Anak
Radang tenggorokan atau dalam istilah medis disebut faringitis adalah kondisi peradangan yang terjadi pada faring (tenggorokan). Pada anak-anak, radang tenggorokan merupakan salah satu keluhan yang cukup umum terjadi. Hal ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh anak yang belum berkembang sempurna sehingga lebih rentan terhadap infeksi.
Radang tenggorokan pada anak bisa disebabkan oleh infeksi virus maupun bakteri. Sebagian besar kasus (sekitar 80%) disebabkan oleh infeksi virus, sementara sisanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Radang tenggorokan akibat infeksi bakteri umumnya lebih parah dan memerlukan penanganan dengan antibiotik.
Kondisi ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada anak seperti nyeri saat menelan, gatal di tenggorokan, hingga kesulitan makan dan minum. Jika tidak ditangani dengan baik, radang tenggorokan dapat mengganggu asupan nutrisi anak dan berisiko menyebabkan dehidrasi.
Advertisement
Penyebab Radang Tenggorokan pada Anak
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan radang tenggorokan pada anak, di antaranya:
- Infeksi virus - Penyebab tersering radang tenggorokan pada anak adalah infeksi virus seperti rhinovirus (penyebab pilek), adenovirus, virus influenza, dan coronavirus termasuk SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
- Infeksi bakteri - Bakteri yang paling sering menyebabkan radang tenggorokan adalah Streptococcus pyogenes atau strep grup A. Infeksi bakteri ini dikenal dengan istilah "strep throat".
- Alergi - Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, atau bulu hewan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada tenggorokan.
- Faktor lingkungan - Udara yang terlalu kering, polusi udara, atau paparan asap rokok dapat memicu iritasi tenggorokan.
- Refluks asam - Naiknya asam lambung ke tenggorokan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan.
- Penggunaan suara berlebihan - Berteriak atau bernyanyi terlalu keras dalam waktu lama dapat menyebabkan radang tenggorokan.
Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan anak terkena radang tenggorokan:
- Usia - Anak usia sekolah (5-15 tahun) lebih rentan terkena radang tenggorokan.
- Musim - Radang tenggorokan lebih sering terjadi saat musim dingin atau pergantian musim.
- Lingkungan - Anak yang sering berada di tempat ramai seperti sekolah atau tempat penitipan anak lebih berisiko tertular.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Ciri-Ciri dan Gejala Radang Tenggorokan pada Anak
Mengenali gejala radang tenggorokan pada anak sangat penting agar orang tua bisa memberikan penanganan yang tepat dan cepat. Berikut adalah ciri-ciri dan gejala umum radang tenggorokan pada anak:
- Nyeri tenggorokan - Anak akan mengeluh sakit saat menelan makanan atau air liur.
- Tenggorokan terasa gatal atau kering - Anak mungkin sering berdehem untuk meredakan rasa gatal.
- Suara serak - Peradangan dapat mempengaruhi pita suara sehingga suara anak menjadi serak.
- Demam - Suhu tubuh anak bisa meningkat di atas 38°C, terutama jika disebabkan infeksi bakteri.
- Pembengkakan kelenjar getah bening - Kelenjar di leher atau rahang bawah bisa terasa bengkak dan nyeri jika disentuh.
- Kesulitan menelan - Anak mungkin menolak makan atau minum karena rasa sakit saat menelan.
- Nafsu makan berkurang - Akibat rasa tidak nyaman di tenggorokan, anak jadi malas makan.
- Bercak putih di tenggorokan - Pada kasus infeksi bakteri, bisa terlihat bercak putih di amandel atau bagian belakang tenggorokan.
- Batuk - Terutama batuk kering yang disertai rasa gatal di tenggorokan.
- Pilek atau hidung tersumbat - Sering menyertai radang tenggorokan akibat infeksi virus.
- Sakit kepala - Terutama pada anak yang lebih besar.
- Kelelahan - Anak mungkin terlihat lesu dan kurang berenergi.
Pada beberapa kasus, radang tenggorokan juga bisa disertai gejala lain seperti:
- Mual dan muntah
- Sakit perut
- Ruam kulit (pada kasus scarlet fever yang disebabkan strep grup A)
Penting untuk diingat bahwa tidak semua anak akan menunjukkan semua gejala di atas. Tingkat keparahan gejala juga bisa bervariasi tergantung penyebab dan kondisi anak. Jika gejala berlangsung lebih dari seminggu atau semakin memburuk, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Advertisement
Cara Mendiagnosis Radang Tenggorokan pada Anak
Untuk memastikan diagnosis radang tenggorokan pada anak, dokter akan melakukan beberapa langkah pemeriksaan sebagai berikut:
- Anamnesis - Dokter akan menanyakan gejala yang dialami anak, kapan mulai timbul, dan riwayat kesehatan anak sebelumnya.
- Pemeriksaan fisik - Dokter akan memeriksa tenggorokan anak menggunakan senter untuk melihat tanda-tanda peradangan. Selain itu juga akan diperiksa kelenjar getah bening di leher.
- Rapid Strep Test - Tes cepat ini dilakukan dengan mengambil sampel dari tenggorokan menggunakan cotton swab. Hasilnya bisa diketahui dalam 10-15 menit. Tes ini untuk mendeteksi adanya bakteri strep grup A.
- Kultur tenggorokan - Jika hasil rapid test negatif namun dokter masih mencurigai infeksi bakteri, maka akan dilakukan kultur tenggorokan. Hasilnya baru diketahui setelah 1-2 hari.
- Pemeriksaan darah - Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meminta pemeriksaan darah lengkap untuk melihat tanda-tanda infeksi.
Diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan pengobatan yang sesuai. Jika terbukti disebabkan oleh infeksi bakteri, maka anak memerlukan antibiotik. Sementara jika disebabkan virus, pengobatan lebih ditujukan untuk meredakan gejala.
Pengobatan Radang Tenggorokan pada Anak
Penanganan radang tenggorokan pada anak tergantung pada penyebabnya. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan yang bisa diberikan:
1. Pengobatan untuk radang tenggorokan akibat virus
Sebagian besar kasus radang tenggorokan disebabkan oleh infeksi virus yang akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari. Pengobatan ditujukan untuk meredakan gejala dan membuat anak merasa lebih nyaman:
- Istirahat yang cukup
- Minum air putih yang banyak untuk mencegah dehidrasi
- Obat pereda nyeri dan penurun panas seperti paracetamol atau ibuprofen (sesuai dosis yang dianjurkan)
- Berkumur dengan air garam hangat (untuk anak yang sudah bisa berkumur)
- Menggunakan pelembab udara di kamar anak
- Memberikan makanan lunak dan dingin seperti es krim atau puding
2. Pengobatan untuk radang tenggorokan akibat bakteri
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan infeksi bakteri strep, dokter akan meresepkan antibiotik. Biasanya diberikan dalam bentuk sirup atau tablet untuk dikonsumsi selama 10 hari. Penting untuk menghabiskan seluruh antibiotik sesuai anjuran dokter meskipun gejala sudah membaik.
3. Pengobatan suportif
Selain pengobatan utama, ada beberapa cara untuk membantu meredakan gejala radang tenggorokan pada anak:
- Memberikan madu (untuk anak di atas 1 tahun) untuk meredakan batuk dan iritasi tenggorokan
- Menggunakan spray tenggorokan yang mengandung antiseptik (untuk anak yang lebih besar)
- Memberikan permen pelega tenggorokan tanpa gula (untuk anak di atas 4 tahun)
- Kompres hangat di area leher untuk meredakan nyeri
Penting untuk diingat bahwa penggunaan antibiotik hanya diperlukan jika radang tenggorokan disebabkan oleh infeksi bakteri. Jangan memberikan antibiotik tanpa resep dokter karena bisa menyebabkan resistensi bakteri.
Advertisement
Pencegahan Radang Tenggorokan pada Anak
Meskipun tidak selalu bisa dihindari, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko anak terkena radang tenggorokan:
- Ajarkan kebiasaan cuci tangan yang baik - Biasakan anak mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan dan setelah beraktivitas di luar rumah.
- Hindari berbagi peralatan makan dan minum - Ajarkan anak untuk tidak berbagi gelas, sendok, atau peralatan makan lainnya dengan orang lain.
- Jaga kebersihan lingkungan - Bersihkan secara rutin permukaan yang sering disentuh seperti gagang pintu, mainan, dan peralatan elektronik.
- Tingkatkan daya tahan tubuh anak - Berikan makanan bergizi seimbang, pastikan anak cukup tidur, dan ajak berolahraga secara teratur.
- Hindari paparan asap rokok - Asap rokok dapat mengiritasi tenggorokan dan melemahkan sistem kekebalan tubuh anak.
- Gunakan masker saat sakit - Jika ada anggota keluarga yang sedang sakit, mintalah untuk menggunakan masker agar tidak menulari anak.
- Lakukan vaksinasi rutin - Beberapa vaksin seperti influenza dan pneumokokus dapat membantu mencegah infeksi yang bisa menyebabkan radang tenggorokan.
Â
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun sebagian besar kasus radang tenggorokan pada anak bisa sembuh dengan sendirinya, ada beberapa kondisi yang mengharuskan orang tua segera membawa anak ke dokter:
- Demam tinggi (di atas 39°C) yang tidak turun setelah pemberian obat penurun panas
- Gejala yang berlangsung lebih dari seminggu atau semakin memburuk
- Kesulitan bernapas atau menelan
- Pembengkakan yang parah di area leher
- Munculnya ruam kulit
- Dehidrasi (mulut kering, tidak buang air kecil selama 8 jam)
- Anak terlihat sangat lemas atau tidak responsif
- Ada riwayat kontak dengan penderita strep throat
Jika anak menunjukkan salah satu atau lebih gejala di atas, sebaiknya segera bawa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah komplikasi yang mungkin timbul akibat radang tenggorokan.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Radang Tenggorokan pada Anak
Ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat terkait radang tenggorokan pada anak. Mari kita luruskan dengan fakta yang sebenarnya:
Mitos 1: Semua radang tenggorokan perlu antibiotik
Fakta: Tidak semua radang tenggorokan memerlukan antibiotik. Sebagian besar (80%) disebabkan oleh virus yang tidak bisa diobati dengan antibiotik. Antibiotik hanya diperlukan jika terbukti disebabkan oleh infeksi bakteri.
Mitos 2: Makan es krim akan memperparah radang tenggorokan
Fakta: Sebaliknya, makanan dingin seperti es krim justru bisa membantu meredakan rasa sakit dan iritasi pada tenggorokan. Namun tetap batasi konsumsinya agar tidak mengganggu asupan nutrisi lain.
Mitos 3: Radang tenggorokan selalu disertai demam
Fakta: Tidak selalu. Beberapa kasus radang tenggorokan, terutama yang disebabkan virus, mungkin tidak disertai demam.
Mitos 4: Anak dengan radang tenggorokan harus puasa bicara
Fakta: Meskipun berbicara bisa terasa tidak nyaman, tidak perlu melarang anak berbicara sama sekali. Anjurkan untuk berbicara seperlunya dan dengan suara yang tidak terlalu keras.
Mitos 5: Radang tenggorokan bisa disembuhkan dengan obat kumur antiseptik
Fakta: Obat kumur antiseptik bisa membantu meredakan gejala, tapi tidak bisa menyembuhkan penyebab radang tenggorokan, terutama jika disebabkan infeksi.
Â
Perawatan Jangka Panjang dan Pencegahan Kambuh
Meskipun sebagian besar kasus radang tenggorokan pada anak bisa sembuh dengan cepat, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kekambuhan dan menjaga kesehatan tenggorokan anak dalam jangka panjang:
- Jaga kebersihan - Biasakan anak untuk selalu mencuci tangan dan menjaga kebersihan diri.
- Tingkatkan daya tahan tubuh - Berikan makanan bergizi, pastikan anak cukup tidur, dan ajak berolahraga secara teratur.
- Hindari pemicu alergi - Jika anak memiliki alergi, identifikasi dan hindari pemicunya.
- Batasi penggunaan AC - Udara yang terlalu kering bisa mengiritasi tenggorokan. Gunakan pelembab udara jika perlu.
- Ajarkan etika batuk dan bersin - Biasakan anak untuk menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
- Rutin periksa ke dokter - Lakukan pemeriksaan rutin terutama jika anak sering mengalami radang tenggorokan.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, diharapkan anak bisa terhindar dari radang tenggorokan berulang dan menjaga kesehatan tenggorokannya dalam jangka panjang.
Advertisement
Kesimpulan
Radang tenggorokan pada anak merupakan kondisi yang cukup umum terjadi namun tetap perlu diwaspadai. Dengan mengenali ciri-ciri dan gejala radang tenggorokan, orang tua bisa memberikan penanganan yang tepat dan cepat. Penting untuk memahami penyebab dan faktor risiko agar bisa melakukan langkah-langkah pencegahan yang efektif.
Meskipun sebagian besar kasus radang tenggorokan bisa sembuh dengan sendirinya, ada kondisi-kondisi tertentu yang memerlukan penanganan medis. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika gejala yang dialami anak semakin memburuk atau berlangsung lama.
Â