Liputan6.com, Jakarta Campak dan rubella merupakan dua penyakit infeksi yang sering kali dianggap sama karena memiliki beberapa gejala yang mirip. Namun sebenarnya, kedua penyakit ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan, baik dari segi penyebab, gejala, komplikasi, hingga cara penanganannya. Memahami perbedaan campak dan rubella sangat penting agar kita bisa melakukan tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat.
Pengertian Campak dan Rubella
Campak atau measles adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh virus campak dari keluarga Paramyxovirus. Virus ini menyerang saluran pernapasan dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Campak umumnya menyerang anak-anak, namun juga bisa menginfeksi orang dewasa yang belum pernah terpapar atau belum mendapatkan vaksinasi.
Sementara itu, rubella atau yang juga dikenal sebagai campak Jerman adalah penyakit infeksi virus yang berbeda dari campak biasa. Rubella disebabkan oleh virus rubella dari keluarga Togaviridae. Meski gejalanya lebih ringan dibandingkan campak, rubella sangat berbahaya jika menyerang wanita hamil karena dapat menyebabkan cacat bawaan pada janin.
Kedua penyakit ini sama-sama bersifat menular melalui percikan air liur (droplet) saat penderita batuk atau bersin. Namun tingkat penularannya berbeda, di mana campak jauh lebih mudah menular dibandingkan rubella. Virus campak dapat bertahan hidup di udara dan permukaan benda selama beberapa jam, sementara virus rubella tidak bertahan lama di luar tubuh manusia.
Advertisement
Penyebab Campak dan Rubella
Meski sama-sama disebabkan oleh virus, penyebab spesifik campak dan rubella berbeda:
Penyebab Campak:
- Virus campak (measles virus) dari genus Morbillivirus dan famili Paramyxoviridae
- Virus ini sangat menular dan dapat bertahan di udara hingga 2 jam
- Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan penderita atau melalui droplet saat batuk/bersin
- Seseorang yang belum pernah terinfeksi atau belum divaksinasi sangat rentan tertular
Penyebab Rubella:
- Virus rubella dari genus Rubivirus dan famili Togaviridae
- Virus ini kurang menular dibandingkan virus campak
- Penularan utama melalui kontak dengan cairan dari hidung/tenggorokan penderita
- Wanita hamil yang terinfeksi dapat menularkan virus ke janin dan menyebabkan Congenital Rubella Syndrome (CRS)
Faktor risiko tertular campak dan rubella juga berbeda. Untuk campak, faktor risikonya meliputi:
- Belum mendapatkan vaksinasi campak
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Kekurangan vitamin A
- Tinggal di daerah dengan cakupan imunisasi rendah
- Bepergian ke daerah endemis campak
Sementara faktor risiko rubella meliputi:
- Belum mendapatkan vaksinasi rubella
- Wanita usia subur yang belum memiliki kekebalan terhadap rubella
- Kontak dekat dengan penderita rubella
- Bekerja di lingkungan yang berisiko tinggi seperti rumah sakit atau sekolah
Gejala Campak dan Rubella
Gejala campak dan rubella memiliki beberapa kemiripan, namun juga perbedaan yang cukup signifikan:
Gejala Campak:
- Masa inkubasi 7-14 hari
- Demam tinggi (39-40,5°C) yang berlangsung 4-7 hari
- Batuk kering
- Pilek dan hidung tersumbat
- Mata merah, berair dan sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
- Bercak putih keabu-abuan di dalam mulut (Koplik's spots)
- Ruam merah yang muncul 3-5 hari setelah gejala awal
- Ruam menyebar dari wajah ke seluruh tubuh
- Ruam berlangsung 5-6 hari sebelum memudar
- Nafsu makan menurun
- Lesu dan lemas
Gejala Rubella:
- Masa inkubasi 14-21 hari
- Demam ringan (37,2-37,8°C)
- Sakit kepala ringan
- Hidung berair
- Mata merah
- Pembengkakan kelenjar getah bening di belakang telinga dan leher
- Nyeri sendi terutama pada wanita dewasa
- Ruam merah muda yang muncul 2-3 hari setelah gejala awal
- Ruam menyebar dari wajah ke seluruh tubuh
- Ruam berlangsung 1-3 hari sebelum memudar
Perbedaan utama gejala campak dan rubella:
- Demam pada campak lebih tinggi dan berlangsung lebih lama
- Gejala prodromal (batuk, pilek, mata merah) lebih jelas pada campak
- Adanya Koplik's spots pada campak
- Ruam campak lebih merah, kasar dan berlangsung lebih lama
- Pembengkakan kelenjar getah bening lebih menonjol pada rubella
- Nyeri sendi lebih sering terjadi pada rubella
Advertisement
Komplikasi Campak dan Rubella
Meski keduanya dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus, campak dan rubella berpotensi menimbulkan komplikasi serius:
Komplikasi Campak:
- Diare berat
- Infeksi telinga
- Pneumonia (radang paru-paru)
- Ensefalitis (radang otak)
- Kebutaan
- Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE)
- Kematian (terutama pada anak-anak dengan gizi buruk)
Komplikasi Rubella:
- Artritis (radang sendi) pada remaja dan dewasa
- Ensefalitis (jarang terjadi)
- Trombositopenia (penurunan jumlah trombosit)
- Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada janin jika ibu hamil terinfeksi
Congenital Rubella Syndrome (CRS) merupakan komplikasi paling serius dari rubella. CRS dapat menyebabkan berbagai cacat bawaan pada bayi seperti:
- Katarak
- Glaukoma
- Kelainan jantung bawaan
- Ketulian
- Mikrosefali (kepala kecil)
- Retardasi mental
- Kelainan tulang dan otot
- Pembesaran hati dan limpa
Risiko CRS paling tinggi jika ibu terinfeksi rubella pada trimester pertama kehamilan. Oleh karena itu, vaksinasi rubella sangat penting bagi wanita usia subur sebelum hamil.
Diagnosis Campak dan Rubella
Diagnosis campak dan rubella umumnya dilakukan berdasarkan gejala klinis yang muncul. Namun, untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan:
Diagnosis Campak:
- Pemeriksaan fisik untuk melihat adanya ruam dan Koplik's spots
- Tes darah untuk mendeteksi antibodi IgM terhadap virus campak
- Swab tenggorokan atau urin untuk isolasi virus
- Tes PCR untuk mendeteksi RNA virus campak
Diagnosis Rubella:
- Pemeriksaan fisik untuk melihat ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening
- Tes darah untuk mendeteksi antibodi IgM terhadap virus rubella
- Isolasi virus dari swab tenggorokan
- Tes PCR untuk mendeteksi RNA virus rubella
Pada wanita hamil yang diduga terinfeksi rubella, pemeriksaan tambahan mungkin diperlukan untuk menilai risiko infeksi pada janin:
- Amniosentesis untuk mendeteksi virus rubella pada cairan ketuban
- USG untuk melihat adanya kelainan pada janin
- Pemeriksaan darah tali pusat untuk mendeteksi antibodi IgM rubella pada janin
Diagnosis dini sangat penting terutama pada kasus rubella pada ibu hamil agar dapat dilakukan tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat.
Advertisement
Pengobatan Campak dan Rubella
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak dan rubella karena keduanya disebabkan oleh virus. Pengobatan yang diberikan umumnya bersifat simptomatik untuk meringankan gejala dan mencegah komplikasi:
Pengobatan Campak:
- Istirahat yang cukup
- Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi
- Pemberian acetaminophen atau ibuprofen untuk menurunkan demam
- Pemberian vitamin A untuk mencegah komplikasi
- Antibiotik jika terjadi infeksi bakteri sekunder
- Perawatan suportif di rumah sakit untuk kasus berat
Pengobatan Rubella:
- Istirahat yang cukup
- Minum banyak cairan
- Pemberian acetaminophen untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri sendi
- Kompres dingin untuk meredakan pembengkakan kelenjar getah bening
Pada kasus rubella pada ibu hamil, penanganan lebih kompleks dan memerlukan pemantauan ketat:
- Konseling mengenai risiko CRS pada janin
- Pemantauan kehamilan secara intensif
- Pemberian imunoglobulin dalam 72 jam setelah paparan (efektivitasnya masih diperdebatkan)
- Terminasi kehamilan mungkin dipertimbangkan pada infeksi trimester pertama
Penting untuk diingat bahwa antibiotik tidak efektif untuk mengobati campak dan rubella karena keduanya disebabkan oleh virus. Antibiotik hanya diberikan jika terjadi infeksi bakteri sekunder.
Pencegahan Campak dan Rubella
Pencegahan terbaik untuk campak dan rubella adalah melalui vaksinasi. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) memberikan perlindungan terhadap kedua penyakit ini sekaligus:
Jadwal Vaksinasi MMR:
- Dosis pertama: usia 12-15 bulan
- Dosis kedua: usia 4-6 tahun
- Catch-up vaksinasi untuk remaja dan dewasa yang belum mendapatkan 2 dosis
Selain vaksinasi, langkah-langkah pencegahan lain yang dapat dilakukan:
- Isolasi penderita campak atau rubella untuk mencegah penularan
- Menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan
- Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin
- Menghindari kontak dekat dengan penderita campak atau rubella
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat
Khusus untuk pencegahan rubella pada ibu hamil:
- Skrining status kekebalan rubella sebelum kehamilan
- Vaksinasi rubella minimal 1 bulan sebelum merencanakan kehamilan
- Menghindari kontak dengan penderita rubella selama kehamilan
- Pemeriksaan kehamilan rutin untuk deteksi dini infeksi rubella
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Campak dan Rubella
Beberapa mitos yang beredar di masyarakat mengenai campak dan rubella perlu diluruskan:
Mitos: Campak dan rubella adalah penyakit yang sama
Fakta: Meski memiliki beberapa gejala yang mirip, campak dan rubella disebabkan oleh virus yang berbeda dan memiliki tingkat keparahan serta komplikasi yang berbeda pula.
Mitos: Campak dan rubella hanya menyerang anak-anak
Fakta: Meski lebih sering menyerang anak-anak, campak dan rubella juga dapat menginfeksi remaja dan orang dewasa yang belum memiliki kekebalan.
Mitos: Vaksin MMR menyebabkan autisme
Fakta: Penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara vaksin MMR dengan autisme. Klaim ini berasal dari penelitian yang telah dibantah dan ditarik.
Mitos: Lebih baik anak terkena campak atau rubella alami daripada divaksinasi
Fakta: Infeksi alami campak dan rubella berisiko menimbulkan komplikasi serius. Vaksinasi jauh lebih aman dan efektif dalam memberikan kekebalan.
Mitos: Campak dan rubella tidak berbahaya karena dapat sembuh sendiri
Fakta: Meski sebagian besar kasus dapat sembuh sendiri, campak dan rubella berpotensi menimbulkan komplikasi serius bahkan kematian, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan ke dokter jika Anda atau anak Anda mengalami gejala yang mencurigakan campak atau rubella, terutama jika:
- Muncul ruam merah disertai demam tinggi
- Gejala tidak membaik setelah beberapa hari
- Terjadi komplikasi seperti sesak napas, kejang, atau penurunan kesadaran
- Ada riwayat kontak dengan penderita campak atau rubella
- Belum pernah mendapatkan vaksinasi MMR
- Wanita hamil yang terpapar rubella
Diagnosis dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah penyebaran dan komplikasi campak maupun rubella. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium untuk memastikan diagnosis serta memberikan penanganan yang tepat.
Advertisement
Pertanyaan Umum Seputar Campak dan Rubella
Apakah campak dan rubella dapat menyerang lebih dari sekali?
Umumnya, seseorang yang pernah terinfeksi campak atau rubella akan memiliki kekebalan seumur hidup. Namun, dalam kasus yang sangat jarang, infeksi ulang masih mungkin terjadi terutama pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Berapa lama masa penularan campak dan rubella?
Penderita campak dapat menularkan virus mulai 4 hari sebelum hingga 4 hari setelah munculnya ruam. Sementara penderita rubella dapat menularkan virus 1 minggu sebelum hingga 1-2 minggu setelah munculnya ruam.
Apakah vaksin MMR aman untuk ibu hamil?
Vaksin MMR tidak direkomendasikan untuk ibu hamil karena mengandung virus hidup yang dilemahkan. Wanita sebaiknya menunggu minimal 1 bulan setelah vaksinasi sebelum merencanakan kehamilan.
Bagaimana cara membedakan ruam campak dan rubella?
Ruam campak umumnya lebih merah, kasar, dan berlangsung lebih lama (5-6 hari) dibandingkan ruam rubella yang lebih merah muda, halus, dan berlangsung singkat (1-3 hari).
Apakah campak dan rubella berhubungan dengan penyakit lain?
Campak dan rubella termasuk dalam kelompok penyakit yang disebut TORCH (Toxoplasmosis, Others, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex virus) yang dapat menyebabkan cacat bawaan jika menginfeksi ibu hamil.
Kesimpulan
Campak dan rubella memang memiliki beberapa kemiripan, namun keduanya adalah penyakit yang berbeda dengan penyebab, gejala, dan komplikasi yang berbeda pula. Memahami perbedaan campak dan rubella sangat penting agar kita dapat melakukan tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat.
Vaksinasi MMR tetap menjadi cara terbaik untuk mencegah kedua penyakit ini. Bagi orang tua, pastikan anak-anak mendapatkan vaksinasi MMR sesuai jadwal. Bagi wanita usia subur, periksa status kekebalan rubella sebelum merencanakan kehamilan.
Jika Anda mencurigai adanya gejala campak atau rubella, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Dengan pemahaman yang baik dan tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita dari ancaman campak dan rubella.
Advertisement