Apa Penyebab Asam Urat: Penjelasan Lengkap dan Cara Mengatasinya

Penyebab asam urat beragam, mulai dari faktor genetik hingga pola makan. Kenali gejala, diagnosis, pengobatan dan cara mencegahnya di sini.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 30 Jan 2025, 10:09 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2025, 10:09 WIB
apa penyebab asam urat
apa penyebab asam urat ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Asam urat merupakan senyawa kimia yang dihasilkan tubuh sebagai hasil akhir dari metabolisme purin. Purin sendiri adalah zat alami yang terdapat dalam berbagai makanan dan juga diproduksi secara alami oleh tubuh. Dalam kondisi normal, asam urat akan dikeluarkan dari tubuh melalui urine. Namun ketika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi (hiperurisemia), dapat terjadi penumpukan kristal asam urat di persendian yang menyebabkan peradangan dan rasa nyeri.

Penyakit asam urat atau gout adalah kondisi ketika terjadi peradangan sendi akibat penumpukan kristal asam urat tersebut. Gout biasanya menyerang sendi-sendi tertentu seperti jempol kaki, pergelangan kaki, lutut, siku, dan jari tangan. Serangan gout dapat terjadi secara mendadak dan menimbulkan rasa nyeri yang hebat.

Kadar asam urat normal dalam darah adalah:

  • Pria: 3,4-7,0 mg/dL
  • Wanita: 2,4-6,0 mg/dL

Jika kadar asam urat melebihi batas normal tersebut, seseorang dapat dikatakan mengalami hiperurisemia yang berpotensi menyebabkan gout. Namun tidak semua orang dengan hiperurisemia akan mengalami gejala gout.

Penyebab Asam Urat

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam darah, antara lain:

1. Produksi Asam Urat Berlebih

Tubuh dapat memproduksi asam urat secara berlebihan karena beberapa hal:

  • Konsumsi makanan tinggi purin seperti jeroan, daging merah, seafood
  • Konsumsi minuman beralkohol terutama bir
  • Konsumsi minuman manis dengan pemanis fruktosa
  • Obesitas yang menyebabkan peningkatan produksi asam urat
  • Gangguan metabolisme bawaan yang meningkatkan produksi purin

2. Gangguan Pengeluaran Asam Urat

Ginjal berperan penting dalam membuang kelebihan asam urat melalui urine. Beberapa kondisi dapat mengganggu fungsi ginjal dalam membuang asam urat:

  • Penyakit ginjal kronis
  • Konsumsi obat-obatan tertentu seperti diuretik
  • Dehidrasi yang mengurangi volume urine
  • Konsumsi alkohol berlebihan

3. Faktor Genetik

Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik untuk memproduksi asam urat berlebih atau mengalami gangguan pembuangan asam urat. Jika ada riwayat keluarga dengan asam urat, seseorang memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi serupa.

4. Penyakit Tertentu

Beberapa penyakit dapat meningkatkan risiko asam urat tinggi, antara lain:

  • Diabetes
  • Hipertensi
  • Penyakit jantung
  • Gangguan tiroid
  • Psoriasis

5. Perubahan Hormonal

Pada wanita, perubahan hormonal saat menopause dapat meningkatkan risiko asam urat. Hal ini karena hormon estrogen berperan dalam membantu pembuangan asam urat.

Faktor Risiko Asam Urat

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami asam urat antara lain:

1. Usia dan Jenis Kelamin

Pria memiliki risiko lebih tinggi terkena asam urat dibandingkan wanita, terutama pada usia 30-50 tahun. Pada wanita, risiko meningkat setelah menopause karena penurunan hormon estrogen.

2. Riwayat Keluarga

Seseorang dengan riwayat keluarga penderita asam urat memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi serupa. Faktor genetik berperan dalam metabolisme dan ekskresi asam urat.

3. Pola Makan

Konsumsi makanan tinggi purin secara berlebihan dapat meningkatkan risiko asam urat. Makanan tersebut meliputi:

  • Daging merah
  • Jeroan
  • Seafood seperti sarden, kerang, udang
  • Minuman beralkohol terutama bir
  • Minuman manis dengan pemanis fruktosa

4. Obesitas

Kelebihan berat badan dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh. Selain itu, lemak tubuh juga dapat menghambat pembuangan asam urat melalui ginjal.

5. Penyakit Tertentu

Beberapa kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko asam urat:

  • Diabetes
  • Hipertensi
  • Penyakit ginjal
  • Gangguan metabolik

6. Konsumsi Obat-obatan Tertentu

Beberapa jenis obat dapat mempengaruhi kadar asam urat, seperti:

  • Diuretik
  • Aspirin dosis rendah
  • Obat kemoterapi
  • Obat penurun tekanan darah tertentu

Gejala Asam Urat

Gejala asam urat dapat bervariasi pada setiap orang. Beberapa gejala umum yang sering dialami antara lain:

1. Nyeri Sendi yang Intens

Nyeri sendi merupakan gejala utama asam urat. Nyeri biasanya terjadi secara mendadak, seringkali di malam hari. Sendi yang paling sering terkena adalah:

  • Jempol kaki
  • Pergelangan kaki
  • Lutut
  • Siku
  • Pergelangan tangan

Nyeri yang dirasakan sangat hebat, bahkan sentuhan ringan pada sendi yang terkena dapat terasa sangat menyakitkan.

2. Pembengkakan dan Kemerahan

Sendi yang terkena asam urat akan membengkak dan tampak kemerahan. Pembengkakan ini disebabkan oleh peradangan akibat penumpukan kristal asam urat. Kulit di sekitar sendi yang bengkak juga akan terasa hangat saat disentuh.

3. Keterbatasan Gerak

Karena nyeri dan pembengkakan yang terjadi, penderita asam urat sering mengalami keterbatasan dalam menggerakkan sendi yang terkena. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

4. Demam

Pada beberapa kasus, serangan asam urat dapat disertai dengan demam ringan dan menggigil. Ini merupakan respon tubuh terhadap peradangan yang terjadi.

5. Kekakuan Sendi

Setelah nyeri mereda, sendi yang terkena asam urat dapat terasa kaku. Kekakuan ini bisa berlangsung beberapa hari hingga minggu.

6. Benjolan di Bawah Kulit

Pada kasus asam urat kronis, dapat terbentuk benjolan keras di bawah kulit yang disebut tofus. Benjolan ini merupakan penumpukan kristal asam urat dan biasanya terdapat di sekitar sendi yang sering terkena serangan, seperti jari tangan dan kaki.

Diagnosis Asam Urat

Untuk mendiagnosis asam urat, dokter akan melakukan beberapa langkah pemeriksaan:

1. Anamnesis

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, riwayat kesehatan, pola makan, dan gaya hidup pasien. Informasi ini penting untuk mengetahui faktor risiko dan kemungkinan penyebab asam urat.

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa sendi yang terkena untuk melihat adanya pembengkakan, kemerahan, atau tanda-tanda peradangan lainnya. Pemeriksaan ini juga bertujuan untuk menilai tingkat nyeri dan keterbatasan gerak sendi.

3. Pemeriksaan Darah

Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar asam urat dalam darah. Kadar asam urat di atas 7 mg/dL pada pria atau di atas 6 mg/dL pada wanita menunjukkan adanya hiperurisemia. Namun, tidak semua orang dengan hiperurisemia akan mengalami gejala gout.

4. Pemeriksaan Cairan Sendi

Jika diperlukan, dokter dapat mengambil sampel cairan dari sendi yang terkena untuk diperiksa di bawah mikroskop. Adanya kristal asam urat dalam cairan sendi merupakan tanda pasti adanya gout.

5. Pencitraan

Beberapa metode pencitraan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis asam urat:

  • Rontgen: Untuk melihat perubahan pada tulang dan sendi akibat serangan asam urat berulang.
  • USG: Dapat mendeteksi adanya kristal asam urat di sendi dan jaringan lunak.
  • CT Scan: Untuk melihat kerusakan sendi lebih detail dan mendeteksi batu ginjal akibat asam urat.

6. Tes Fungsi Ginjal

Pemeriksaan fungsi ginjal penting dilakukan karena ginjal berperan dalam membuang kelebihan asam urat. Gangguan fungsi ginjal dapat meningkatkan risiko asam urat.

Pengobatan Asam Urat

Pengobatan asam urat bertujuan untuk mengurangi gejala, mencegah komplikasi, dan menurunkan kadar asam urat dalam darah. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan:

1. Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengatasi asam urat:

  • Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS): Untuk mengurangi nyeri dan peradangan saat serangan akut.
  • Kolkisin: Membantu mengurangi peradangan dan mencegah serangan berulang.
  • Kortikosteroid: Digunakan jika OAINS tidak efektif atau tidak dapat ditoleransi.
  • Allopurinol: Menghambat produksi asam urat dalam tubuh.
  • Probenesid: Membantu ginjal membuang kelebihan asam urat.
  • Febuxostat: Alternatif untuk allopurinol bagi yang tidak dapat menggunakannya.

2. Perubahan Gaya Hidup

Beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengatasi asam urat:

  • Mengurangi konsumsi makanan tinggi purin
  • Membatasi konsumsi alkohol
  • Menjaga berat badan ideal
  • Berolahraga secara teratur
  • Minum air putih yang cukup
  • Menghindari stres berlebihan

3. Terapi Fisik

Terapi fisik dapat membantu meningkatkan fleksibilitas sendi dan mengurangi kekakuan. Beberapa metode yang dapat dilakukan:

  • Latihan peregangan
  • Terapi panas dan dingin
  • Hidroterapi

4. Pengobatan Alternatif

Beberapa pengobatan alternatif yang diyakini dapat membantu mengatasi asam urat:

  • Konsumsi ceri atau jus ceri
  • Suplemen vitamin C
  • Jahe
  • Kunyit

Namun, efektivitas pengobatan alternatif ini masih perlu penelitian lebih lanjut. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mencoba pengobatan alternatif.

Pencegahan Asam Urat

Pencegahan asam urat dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari faktor-faktor risiko. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

1. Pola Makan Sehat

Mengatur pola makan merupakan langkah penting dalam mencegah asam urat:

  • Batasi konsumsi makanan tinggi purin seperti jeroan, daging merah, dan seafood
  • Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan
  • Pilih protein nabati seperti kacang-kacangan dan tahu
  • Hindari minuman manis dan beralkohol
  • Konsumsi produk susu rendah lemak yang dapat membantu menurunkan kadar asam urat

2. Menjaga Berat Badan Ideal

Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko asam urat. Jaga berat badan ideal dengan cara:

  • Mengatur porsi makan
  • Berolahraga secara teratur
  • Menghindari makanan tinggi kalori dan lemak

3. Minum Air Putih yang Cukup

Minum air putih yang cukup dapat membantu ginjal membuang kelebihan asam urat. Usahakan minum minimal 8 gelas air sehari, kecuali jika ada pantangan medis tertentu.

4. Olahraga Teratur

Olahraga teratur dapat membantu menjaga berat badan dan meningkatkan kesehatan secara umum. Pilih olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh, seperti:

  • Jalan kaki
  • Berenang
  • Bersepeda
  • Yoga

5. Hindari Stres

Stres dapat memicu peradangan dalam tubuh dan meningkatkan risiko serangan asam urat. Kelola stres dengan cara:

  • Meditasi
  • Teknik relaksasi
  • Hobi yang menyenangkan
  • Istirahat yang cukup

6. Rutin Periksa Kesehatan

Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin, terutama jika memiliki faktor risiko asam urat. Pemeriksaan dapat meliputi:

  • Tes darah untuk mengecek kadar asam urat
  • Pemeriksaan fungsi ginjal
  • Cek tekanan darah dan gula darah

Komplikasi Asam Urat

Jika tidak ditangani dengan baik, asam urat dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius:

1. Kerusakan Sendi Permanen

Serangan asam urat yang berulang dapat menyebabkan kerusakan pada sendi dan tulang rawan. Hal ini dapat mengakibatkan:

  • Nyeri kronis
  • Kekakuan sendi
  • Deformitas sendi
  • Keterbatasan gerak

2. Tofus

Tofus adalah benjolan keras yang terbentuk dari penumpukan kristal asam urat di bawah kulit. Tofus dapat menyebabkan:

  • Nyeri
  • Kerusakan sendi
  • Deformitas
  • Gangguan fungsi sendi

3. Batu Ginjal

Kadar asam urat yang tinggi dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal. Komplikasi ini dapat mengakibatkan:

  • Nyeri hebat di area pinggang
  • Infeksi saluran kemih
  • Gangguan fungsi ginjal

4. Penyakit Ginjal Kronis

Asam urat yang tidak terkontrol dalam jangka panjang dapat merusak ginjal dan menyebabkan penyakit ginjal kronis. Hal ini dapat mengakibatkan:

  • Gangguan fungsi ginjal
  • Hipertensi
  • Anemia
  • Kebutuhan dialisis

5. Peningkatan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar asam urat yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti:

  • Hipertensi
  • Penyakit jantung koroner
  • Stroke

Mitos dan Fakta Seputar Asam Urat

Terdapat beberapa mitos dan fakta seputar asam urat yang perlu diluruskan:

Mitos 1: Asam urat hanya menyerang orang tua

Fakta: Meski lebih sering terjadi pada orang berusia di atas 40 tahun, asam urat juga dapat menyerang usia muda, terutama jika memiliki faktor risiko seperti obesitas atau riwayat keluarga.

Mitos 2: Semua makanan yang asam dapat memicu asam urat

Fakta: Keasaman makanan tidak berhubungan langsung dengan asam urat. Yang perlu dihindari adalah makanan tinggi purin, bukan makanan yang rasanya asam.

Mitos 3: Penderita asam urat harus menghindari semua jenis protein

Fakta: Tidak semua protein harus dihindari. Protein nabati dan produk susu rendah lemak justru dapat membantu menurunkan kadar asam urat.

Mitos 4: Asam urat hanya menyerang kaki

Fakta: Meski sering menyerang sendi kaki, asam urat juga dapat terjadi di sendi lain seperti tangan, siku, dan lutut.

Mitos 5: Asam urat tidak berbahaya

Fakta: Jika tidak ditangani dengan baik, asam urat dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan sendi permanen dan gangguan ginjal.

Kapan Harus ke Dokter?

Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala berikut:

  • Nyeri sendi yang intens dan mendadak, terutama di malam hari
  • Pembengkakan dan kemerahan pada sendi
  • Demam yang menyertai nyeri sendi
  • Serangan asam urat yang sering berulang
  • Munculnya benjolan di sekitar sendi
  • Keterbatasan gerak yang mengganggu aktivitas sehari-hari

Selain itu, jika Anda memiliki faktor risiko asam urat seperti riwayat keluarga, obesitas, atau penyakit tertentu, sebaiknya lakukan pemeriksaan rutin untuk mengecek kadar asam urat dalam darah.

FAQ Seputar Asam Urat

1. Apakah asam urat bisa sembuh total?

Asam urat memang tidak bisa sembuh total, namun dapat dikendalikan dengan pengobatan yang tepat dan perubahan gaya hidup. Dengan penanganan yang baik, serangan asam urat dapat dicegah dan kualitas hidup penderita dapat ditingkatkan.

2. Apakah semua makanan yang mengandung purin harus dihindari?

Tidak semua makanan yang mengandung purin harus dihindari sepenuhnya. Yang perlu dibatasi adalah makanan dengan kandungan purin tinggi seperti jeroan dan seafood tertentu. Makanan dengan kandungan purin sedang seperti daging ayam atau ikan masih bisa dikonsumsi dalam jumlah terbatas.

3. Apakah olahraga aman bagi penderita asam urat?

Olahraga ringan hingga sedang umumnya aman dan bahkan bermanfaat bagi penderita asam urat. Namun, hindari olahraga berat atau yang berisiko cedera sendi, terutama saat sedang mengalami serangan. Konsultasikan dengan dokter untuk jenis olahraga yang paling sesuai.

4. Apakah stres dapat memicu serangan asam urat?

Stres dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam tubuh dan berpotensi memicu serangan. Stres dapat meningkatkan produksi asam urat dan mempengaruhi pola makan yang berisiko meningkatkan kadar asam urat.

5. Apakah asam urat bisa disembuhkan dengan obat herbal?

Beberapa obat herbal diyakini dapat membantu mengurangi gejala asam urat, namun efektivitasnya masih perlu penelitian lebih lanjut. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat herbal, terutama jika sedang menjalani pengobatan medis.

Kesimpulan

Asam urat merupakan kondisi yang dapat mengganggu kualitas hidup jika tidak ditangani dengan baik. Pemahaman tentang penyebab, gejala, dan cara penanganan asam urat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Dengan menerapkan pola hidup sehat, mengatur pola makan, dan rutin memeriksakan diri ke dokter, risiko asam urat dapat diminimalkan dan kualitas hidup dapat ditingkatkan. Jika mengalami gejala asam urat, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis profesional untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya