Memahami Perbedaan Ungkapan dan Peribahasa dalam Bahasa Indonesia, Jangan Sampai Salah

Pelajari perbedaan ungkapan dan peribahasa dalam bahasa Indonesia. Pahami definisi, ciri-ciri, fungsi, dan contoh dari masing-masing.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Jan 2025, 17:36 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2025, 17:36 WIB
perbedaan ungkapan dan peribahasa
perbedaan ungkapan dan peribahasa ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Dalam khazanah bahasa Indonesia, ungkapan dan peribahasa merupakan dua bentuk ekspresi yang sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari maupun karya sastra. Meskipun keduanya memiliki beberapa kemiripan, ungkapan dan peribahasa sebenarnya memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda.

Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai perbedaan antara ungkapan dan peribahasa, serta memberikan pemahaman yang komprehensif tentang kedua bentuk ekspresi bahasa tersebut.

Definisi Ungkapan dan Peribahasa

Untuk memahami perbedaan antara ungkapan dan peribahasa, kita perlu terlebih dahulu mengetahui definisi dari masing-masing istilah tersebut:

Definisi Ungkapan

Ungkapan, yang juga dikenal sebagai idiom, adalah gabungan kata yang memiliki makna khusus dan tidak dapat ditafsirkan secara harfiah dari makna kata-kata penyusunnya. Makna ungkapan biasanya bersifat kiasan dan telah disepakati secara umum dalam suatu komunitas bahasa. Contohnya, ungkapan "buah bibir" tidak merujuk pada buah yang tumbuh di bibir, melainkan bermakna "menjadi bahan pembicaraan orang banyak".

Definisi Peribahasa

Peribahasa adalah kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya dan mengandung makna kiasan. Peribahasa biasanya berisi nasihat, prinsip hidup, atau gambaran situasi tertentu yang disampaikan secara tidak langsung. Peribahasa sering kali berasal dari pengamatan terhadap alam, perilaku manusia, atau pengalaman hidup. Contoh peribahasa yang terkenal adalah "air beriak tanda tak dalam", yang bermakna orang yang banyak bicara belum tentu memiliki pengetahuan yang dalam.

Ciri-Ciri Ungkapan

Ungkapan memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari bentuk ekspresi bahasa lainnya:

  • Terdiri dari gabungan dua kata atau lebih
  • Memiliki makna kiasan yang tidak dapat ditafsirkan secara harfiah
  • Makna ungkapan telah disepakati dan dipahami secara umum
  • Susunan katanya tetap dan tidak dapat diubah
  • Biasanya lebih pendek dibandingkan peribahasa
  • Tidak selalu mengandung pesan moral atau nasihat
  • Sering digunakan dalam percakapan sehari-hari

Contoh ungkapan dalam bahasa Indonesia antara lain:

  • "Keras kepala" (tidak mau menurut atau tidak mau mengalah)
  • "Besar kepala" (sombong atau congkak)
  • "Ringan tangan" (suka membantu)
  • "Panjang tangan" (suka mencuri)
  • "Anak emas" (orang yang diistimewakan)

Ciri-Ciri Peribahasa

Peribahasa memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dari ungkapan:

  • Berupa kalimat atau kelompok kata yang lebih panjang dari ungkapan
  • Mengandung makna kiasan atau perumpamaan
  • Susunan katanya tetap dan tidak dapat diubah
  • Sering mengandung pesan moral, nasihat, atau prinsip hidup
  • Berasal dari pengamatan terhadap alam, perilaku manusia, atau pengalaman hidup
  • Biasanya memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan ungkapan
  • Sering digunakan dalam karya sastra atau pidato formal

Beberapa contoh peribahasa dalam bahasa Indonesia:

  • "Bagai air di daun talas" (tidak memiliki pendirian yang tetap)
  • "Besar pasak daripada tiang" (pengeluaran lebih besar daripada pendapatan)
  • "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang" (orang besar meninggalkan nama baik)
  • "Seperti katak dalam tempurung" (orang yang berpandangan sempit)
  • "Bagai mencari jarum dalam tumpukan jerami" (melakukan pekerjaan yang sangat sulit)

Fungsi Ungkapan dalam Bahasa

Ungkapan memiliki beberapa fungsi penting dalam bahasa Indonesia:

  1. Memperkaya kosakata: Ungkapan menambah variasi dalam penggunaan bahasa dan memungkinkan penutur untuk mengekspresikan ide dengan cara yang lebih kreatif dan beragam.
  2. Memperindah bahasa: Penggunaan ungkapan dapat membuat bahasa menjadi lebih menarik dan ekspresif, terutama dalam karya sastra atau pidato.
  3. Mengefisienkan komunikasi: Ungkapan sering kali dapat menyampaikan makna yang kompleks dengan lebih singkat dan padat.
  4. Menggambarkan konsep abstrak: Beberapa ungkapan membantu menjelaskan konsep-konsep abstrak dengan menggunakan analogi atau perumpamaan yang lebih konkret.
  5. Menciptakan nuansa emosional: Ungkapan dapat menambahkan dimensi emosional pada bahasa, membantu penutur mengekspresikan perasaan dengan lebih tepat.

Contoh penggunaan ungkapan dalam kalimat:

  • "Meskipun sudah diberi nasihat berkali-kali, dia tetap keras kepala dan tidak mau mendengarkan."
  • "Jangan terlalu besar kepala hanya karena mendapat pujian, tetaplah rendah hati."
  • "Syukurlah dia ringan tangan, selalu siap membantu tetangga yang kesulitan."

Fungsi Peribahasa dalam Bahasa

Peribahasa memiliki beberapa fungsi yang berbeda dari ungkapan:

  1. Menyampaikan nasihat atau ajaran moral: Banyak peribahasa mengandung pesan moral atau nasihat yang dapat dijadikan pedoman hidup.
  2. Mengkritik atau menyindir secara halus: Peribahasa sering digunakan untuk mengkritik atau menyindir perilaku seseorang tanpa menyinggung secara langsung.
  3. Melestarikan kearifan lokal: Peribahasa mencerminkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
  4. Memperindah bahasa: Penggunaan peribahasa dapat membuat bahasa menjadi lebih puitis dan menarik, terutama dalam karya sastra.
  5. Menggambarkan situasi kompleks: Peribahasa dapat menjelaskan situasi atau konsep yang kompleks dengan cara yang lebih mudah dipahami melalui perumpamaan.

Contoh penggunaan peribahasa dalam kalimat:

  • "Dalam mengambil keputusan, jangan terburu-buru. Ingatlah peribahasa 'biar lambat asal selamat'."
  • "Meskipun dia terlihat sederhana, jangan meremehkannya. 'Air tenang menghanyutkan' bisa jadi berlaku padanya."
  • "Kita harus berhati-hati dalam berbicara, karena 'mulutmu harimaumu'. Ucapan yang tidak bijak bisa membawa masalah."

Perbedaan Utama antara Ungkapan dan Peribahasa

Meskipun ungkapan dan peribahasa memiliki beberapa kesamaan, terdapat perbedaan-perbedaan penting yang membedakan keduanya:

  1. Struktur:
    • Ungkapan: Biasanya lebih pendek, terdiri dari dua atau tiga kata.
    • Peribahasa: Umumnya lebih panjang, berbentuk kalimat atau frasa yang lebih kompleks.
  2. Makna:
    • Ungkapan: Makna kiasan yang tidak dapat ditafsirkan secara harfiah dari kata-kata penyusunnya.
    • Peribahasa: Mengandung makna kiasan atau perumpamaan yang lebih luas, sering berisi nasihat atau ajaran moral.
  3. Fungsi:
    • Ungkapan: Lebih sering digunakan untuk memperkaya bahasa dan mengefisienkan komunikasi.
    • Peribahasa: Lebih sering digunakan untuk menyampaikan nasihat, kritik, atau menggambarkan situasi tertentu.
  4. Asal-usul:
    • Ungkapan: Dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk perkembangan bahasa modern.
    • Peribahasa: Sering berasal dari pengamatan alam, perilaku manusia, atau kearifan tradisional yang diwariskan.
  5. Penggunaan:
    • Ungkapan: Lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan bahasa informal.
    • Peribahasa: Lebih sering digunakan dalam konteks formal, karya sastra, atau untuk memberikan nasihat.

Persamaan antara Ungkapan dan Peribahasa

Meskipun memiliki banyak perbedaan, ungkapan dan peribahasa juga memiliki beberapa persamaan:

  1. Makna kiasan: Baik ungkapan maupun peribahasa menggunakan makna kiasan yang tidak dapat diartikan secara harfiah.
  2. Susunan tetap: Kedua bentuk ekspresi ini memiliki susunan kata yang tetap dan tidak dapat diubah tanpa mengubah maknanya.
  3. Fungsi stilistik: Keduanya dapat digunakan untuk memperindah bahasa dan membuat komunikasi lebih ekspresif.
  4. Cerminan budaya: Ungkapan dan peribahasa sering mencerminkan nilai-nilai budaya dan cara berpikir masyarakat penuturnya.
  5. Penggunaan dalam sastra: Kedua bentuk ekspresi ini sering digunakan dalam karya sastra untuk menambah keindahan dan kedalaman makna.

Cara Membedakan Ungkapan dan Peribahasa

Untuk membedakan ungkapan dan peribahasa, perhatikan hal-hal berikut:

  1. Panjang kalimat: Ungkapan biasanya lebih pendek, sementara peribahasa cenderung lebih panjang dan berbentuk kalimat lengkap.
  2. Struktur gramatikal: Ungkapan sering berupa frasa, sedangkan peribahasa biasanya berupa kalimat lengkap dengan subjek dan predikat.
  3. Kandungan pesan: Peribahasa biasanya mengandung pesan moral atau nasihat yang lebih jelas, sementara ungkapan tidak selalu demikian.
  4. Penggunaan perumpamaan: Peribahasa sering menggunakan perumpamaan atau analogi, sedangkan ungkapan tidak selalu menggunakan perumpamaan.
  5. Konteks penggunaan: Ungkapan lebih sering muncul dalam percakapan sehari-hari, sementara peribahasa lebih sering digunakan dalam konteks formal atau untuk memberikan nasihat.

Pentingnya Memahami Perbedaan Ungkapan dan Peribahasa

Memahami perbedaan antara ungkapan dan peribahasa penting karena beberapa alasan:

  1. Meningkatkan kemampuan berbahasa: Pemahaman yang baik tentang ungkapan dan peribahasa dapat meningkatkan kemampuan berbahasa seseorang, baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan.
  2. Apresiasi budaya: Ungkapan dan peribahasa sering mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya. Memahami perbedaan keduanya dapat meningkatkan apresiasi terhadap kekayaan budaya.
  3. Penggunaan yang tepat: Mengetahui perbedaan antara ungkapan dan peribahasa memungkinkan seseorang untuk menggunakannya dengan tepat dalam berbagai konteks komunikasi.
  4. Pemahaman literatur: Banyak karya sastra menggunakan ungkapan dan peribahasa. Memahami perbedaannya dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap karya sastra.
  5. Pengembangan kemampuan berpikir: Mempelajari ungkapan dan peribahasa dapat meningkatkan kemampuan berpikir analogis dan memahami konsep-konsep abstrak.

Cara Menggunakan Ungkapan dan Peribahasa dengan Tepat

Untuk menggunakan ungkapan dan peribahasa dengan tepat, ikuti tips berikut:

  1. Pahami konteks: Pastikan Anda memahami konteks dan situasi yang tepat untuk menggunakan ungkapan atau peribahasa tertentu.
  2. Kenali audiens: Sesuaikan penggunaan ungkapan atau peribahasa dengan audiens Anda. Beberapa ungkapan atau peribahasa mungkin lebih cocok untuk situasi formal atau informal.
  3. Jangan berlebihan: Gunakan ungkapan dan peribahasa secara bijak. Penggunaan yang berlebihan dapat membuat komunikasi menjadi tidak alami.
  4. Pastikan makna yang tepat: Pastikan Anda memahami makna yang tepat dari ungkapan atau peribahasa yang akan digunakan untuk menghindari kesalahpahaman.
  5. Latih penggunaan: Praktikkan penggunaan ungkapan dan peribahasa dalam percakapan sehari-hari atau tulisan untuk meningkatkan keterampilan Anda.

Perkembangan Ungkapan dan Peribahasa dalam Bahasa Modern

Ungkapan dan peribahasa terus berkembang seiring dengan perkembangan bahasa dan budaya:

  1. Ungkapan baru: Muncul ungkapan-ungkapan baru yang mencerminkan perkembangan teknologi dan gaya hidup modern, seperti "jari jempol" (like atau menyukai di media sosial).
  2. Adaptasi peribahasa: Beberapa peribahasa tradisional diadaptasi atau dimodifikasi untuk mencerminkan situasi kontemporer.
  3. Pengaruh bahasa asing: Masuknya ungkapan dari bahasa asing, terutama bahasa Inggris, ke dalam bahasa Indonesia.
  4. Penggunaan dalam media sosial: Ungkapan dan peribahasa sering digunakan dalam bentuk meme atau konten viral di media sosial.
  5. Revitalisasi: Ada upaya untuk merevitalisasi ungkapan dan peribahasa tradisional melalui pendidikan dan kampanye budaya.

Kesalahpahaman Umum tentang Ungkapan dan Peribahasa

Beberapa kesalahpahaman umum tentang ungkapan dan peribahasa yang perlu diklarifikasi:

  1. Anggapan bahwa semua ungkapan adalah peribahasa: Tidak semua ungkapan adalah peribahasa. Keduanya memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda.
  2. Penggunaan yang kaku: Beberapa orang berpikir bahwa ungkapan dan peribahasa harus digunakan persis seperti bentuk aslinya. Padahal, dalam beberapa konteks, mereka dapat dimodifikasi sedikit tanpa mengubah makna.
  3. Hanya relevan untuk bahasa formal: Meskipun sering digunakan dalam konteks formal, ungkapan dan peribahasa juga dapat digunakan dalam percakapan sehari-hari.
  4. Semua peribahasa bersifat universal: Meskipun beberapa peribahasa memiliki pesan universal, banyak yang spesifik untuk budaya tertentu dan mungkin tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa lain.
  5. Ungkapan dan peribahasa selalu benar: Beberapa ungkapan atau peribahasa mungkin mencerminkan pandangan yang sudah ketinggalan zaman atau tidak lagi relevan dalam konteks modern.

Kesimpulan

Memahami perbedaan antara ungkapan dan peribahasa adalah kunci untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan lebih kaya dan ekspresif. Ungkapan, dengan strukturnya yang lebih singkat dan penggunaannya yang lebih umum dalam percakapan sehari-hari, berfungsi untuk memperkaya kosakata dan mengefisienkan komunikasi.

Di sisi lain, peribahasa, dengan struktur yang lebih kompleks dan kandungan pesan moral yang lebih dalam, berperan penting dalam menyampaikan kearifan dan nilai-nilai budaya.

Meskipun keduanya menggunakan makna kiasan dan memiliki susunan kata yang tetap, perbedaan utama terletak pada struktur, fungsi, dan konteks penggunaannya. Ungkapan cenderung lebih fleksibel dan sering muncul dalam bahasa sehari-hari, sementara peribahasa lebih sering digunakan dalam konteks formal atau untuk memberikan nasihat.

Penting untuk diingat bahwa baik ungkapan maupun peribahasa terus berkembang seiring dengan perubahan bahasa dan budaya. Memahami dan menggunakan keduanya dengan tepat tidak hanya meningkatkan kemampuan berbahasa, tetapi juga memperdalam apresiasi terhadap kekayaan budaya yang terkandung dalam bahasa Indonesia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya