Liputan6.com, Jakarta - Dalam dunia komunikasi, khususnya di lingkungan kepolisian dan militer, kode-kode tertentu sering digunakan untuk menyampaikan pesan secara efisien dan rahasia. Salah satu kode yang cukup terkenal adalah "86". Namun, apa sebenarnya arti dari kode ini dan bagaimana penggunaannya dalam berbagai konteks? Mari kita telusuri lebih dalam.
Pengertian Dasar Arti 86
Kode "86" memiliki beberapa pengertian yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Secara umum, dalam lingkungan kepolisian dan militer, "86" sering diartikan sebagai "menghentikan" atau "mengakhiri" suatu operasi atau kegiatan. Penggunaan kode ini bertujuan untuk menyampaikan pesan secara cepat dan efisien tanpa harus menjelaskan secara panjang lebar.
Dalam konteks komunikasi radio kepolisian, "86" biasanya digunakan untuk menandakan bahwa suatu situasi telah berakhir atau tidak lagi memerlukan perhatian lebih lanjut. Misalnya, ketika seorang petugas polisi telah menyelesaikan tugasnya di lokasi kejadian, ia mungkin akan melaporkan "86" ke pusat komando untuk menandakan bahwa ia telah selesai dan siap untuk tugas berikutnya.
Selain itu, "86" juga dapat memiliki makna yang lebih spesifik dalam beberapa situasi. Misalnya, dalam industri restoran dan bar, "86" sering digunakan untuk menandakan bahwa suatu item menu telah habis atau tidak tersedia. Penggunaan ini mungkin berasal dari praktik mencoret item yang habis dari daftar menu, yang secara visual mirip dengan angka 86.
Advertisement
Sejarah Penggunaan Kode 86
Asal-usul penggunaan kode "86" cukup menarik dan memiliki beberapa teori yang berbeda. Salah satu teori yang paling populer menghubungkan penggunaan kode ini dengan Prohibition Era di Amerika Serikat pada tahun 1920-an. Pada masa itu, "86" dikatakan digunakan oleh bartender untuk menandakan bahwa seorang pelanggan telah minum terlalu banyak dan harus "dikeluarkan" atau ditolak layanan lebih lanjut.
Teori lain menghubungkan asal-usul kode ini dengan praktik militer. Dalam kode militer Amerika, "80" berarti "peringatan", sementara "6" berarti "aman". Jadi, "86" mungkin awalnya digunakan untuk menandakan bahwa suatu situasi telah aman atau berakhir.
Ada juga yang berpendapat bahwa "86" berasal dari slang Inggris abad ke-19, di mana "eight" dan "six" digunakan sebagai rima untuk "nix", yang berarti "tidak ada" atau "menolak".
Terlepas dari asal-usulnya yang tepat, penggunaan kode "86" telah berkembang dan diadopsi dalam berbagai konteks sepanjang abad ke-20 dan terus digunakan hingga saat ini.
Penggunaan 86 dalam Komunikasi Kepolisian
Dalam lingkungan kepolisian, kode "86" memiliki peran penting dalam komunikasi sehari-hari. Penggunaan kode ini memungkinkan petugas untuk menyampaikan informasi penting dengan cepat dan efisien, terutama dalam situasi yang memerlukan tindakan segera.
Beberapa contoh penggunaan "86" dalam komunikasi kepolisian meliputi:
- Menandakan bahwa suatu operasi atau penyelidikan telah selesai
- Memberi tahu bahwa seorang tersangka telah ditangkap atau diamankan
- Melaporkan bahwa suatu situasi darurat telah teratasi
- Menginstruksikan petugas lain untuk menghentikan pengejaran atau operasi tertentu
Penggunaan kode seperti "86" dalam komunikasi kepolisian bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga keamanan. Dalam situasi di mana komunikasi terbuka mungkin tidak aman atau dapat membahayakan operasi, penggunaan kode memungkinkan petugas untuk berkomunikasi tanpa membocorkan informasi sensitif kepada pihak yang tidak berwenang.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun "86" adalah kode yang cukup umum, penggunaannya mungkin bervariasi antara departemen kepolisian yang berbeda. Beberapa departemen mungkin menggunakan kode yang berbeda atau bahkan telah beralih ke sistem komunikasi yang lebih modern yang tidak lagi mengandalkan kode-kode tradisional seperti ini.
Advertisement
86 dalam Budaya Populer
Penggunaan kode "86" telah melampaui lingkungan kepolisian dan militer dan telah meresap ke dalam budaya populer. Istilah ini sering muncul dalam film, acara televisi, dan literatur, terutama yang berkaitan dengan tema kepolisian atau kriminal.
Dalam konteks budaya populer, "86" sering digunakan untuk menggambarkan tindakan mengeluarkan seseorang dari suatu tempat atau situasi, atau menghentikan sesuatu secara tiba-tiba. Misalnya, dalam sebuah film, seorang karakter mungkin mengatakan "86 dia" untuk memerintahkan agar seseorang dikeluarkan dari bar atau pesta.
Beberapa contoh penggunaan "86" dalam budaya populer meliputi:
- Dalam serial TV "Seinfeld", istilah ini digunakan dalam episode di mana karakter Elaine "86-ed" dari sebuah restoran karena konflik dengan pemiliknya.
- Film "86'd" (2009) menggunakan istilah ini sebagai judulnya, merujuk pada praktik mengeluarkan pelanggan dari bar.
- Dalam dunia musik, beberapa band dan artis telah menggunakan "86" dalam judul lagu atau album mereka, sering kali merujuk pada tema penolakan atau pengakhiran.
Penggunaan "86" dalam budaya populer telah membantu mempopulerkan istilah ini di luar konteks aslinya, meskipun maknanya mungkin sedikit bergeser atau disederhanakan dalam penggunaan umum.
Variasi Makna 86 di Berbagai Negara
Meskipun kode "86" memiliki arti yang cukup konsisten di Amerika Serikat dan beberapa negara berbahasa Inggris lainnya, penggunaannya dan maknanya dapat bervariasi di berbagai negara dan budaya. Beberapa variasi makna dan penggunaan "86" di berbagai negara meliputi:
- Di Inggris, "86" kurang umum digunakan dibandingkan dengan Amerika Serikat. Namun, ketika digunakan, maknanya serupa dengan penggunaan di AS.
- Di Australia, "86" kadang-kadang digunakan dalam konteks yang sama seperti di AS, tetapi tidak seluas penggunaannya di Amerika.
- Di beberapa negara Eropa, kode "86" mungkin tidak dikenal atau digunakan sama sekali dalam konteks kepolisian atau komunikasi umum.
- Di Jepang, angka 86 (hachi-roku dalam bahasa Jepang) lebih dikenal sebagai referensi untuk mobil Toyota AE86, yang populer dalam budaya otomotif dan drift racing.
Penting untuk diingat bahwa dalam era globalisasi dan pertukaran budaya yang semakin intensif, penggunaan istilah seperti "86" dapat menyebar ke berbagai negara, meskipun maknanya mungkin sedikit berubah atau disesuaikan dengan konteks lokal.
Advertisement
Peran Teknologi dalam Evolusi Kode 86
Perkembangan teknologi komunikasi telah memiliki dampak signifikan pada penggunaan kode-kode seperti "86" dalam lingkungan kepolisian dan militer. Beberapa aspek penting dari peran teknologi dalam evolusi penggunaan kode 86 meliputi:
- Digitalisasi Komunikasi: Dengan munculnya sistem komunikasi digital, penggunaan kode-kode tradisional seperti "86" mungkin telah berkurang di beberapa departemen kepolisian. Sistem digital memungkinkan komunikasi yang lebih aman dan efisien tanpa perlu mengandalkan kode-kode verbal.
- Enkripsi: Teknologi enkripsi modern memungkinkan komunikasi yang jauh lebih aman dibandingkan dengan penggunaan kode-kode sederhana. Ini telah mengubah cara kepolisian dan militer berkomunikasi dalam situasi sensitif.
- Sistem Manajemen Insiden: Perangkat lunak manajemen insiden modern sering kali menggantikan kebutuhan akan kode-kode verbal seperti "86" dengan sistem pelaporan dan pemantauan yang lebih komprehensif.
- Aplikasi Mobile: Banyak departemen kepolisian sekarang menggunakan aplikasi mobile khusus untuk komunikasi, yang mungkin menggabungkan fitur-fitur seperti GPS dan pelaporan real-time, mengurangi ketergantungan pada kode-kode tradisional.
Meskipun teknologi telah mengubah lanskap komunikasi kepolisian, kode-kode seperti "86" masih memiliki tempat dalam beberapa situasi, terutama ketika komunikasi verbal cepat diperlukan. Namun, penggunaannya mungkin telah berevolusi atau berkurang seiring waktu.
Dampak Sosial Penggunaan Kode 86
Penggunaan kode "86" dan kode-kode serupa dalam komunikasi kepolisian dan militer memiliki dampak sosial yang menarik untuk dianalisis. Beberapa aspek dampak sosial dari penggunaan kode ini meliputi:
- Persepsi Publik: Penggunaan kode seperti "86" dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap kepolisian. Bagi sebagian orang, ini mungkin dilihat sebagai cara untuk menjaga kerahasiaan dan efisiensi, sementara bagi yang lain, ini mungkin dianggap sebagai upaya untuk menyembunyikan informasi dari publik.
- Budaya Kepolisian: Penggunaan kode-kode khusus seperti "86" telah menjadi bagian dari budaya kepolisian, menciptakan semacam "bahasa" internal yang memperkuat identitas dan kohesi dalam komunitas penegak hukum.
- Kesenjangan Informasi: Penggunaan kode dapat menciptakan kesenjangan informasi antara pihak berwenang dan masyarakat umum, yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan dan transparansi.
- Pengaruh Media: Representasi penggunaan kode "86" dalam media dan budaya populer dapat mempengaruhi pemahaman dan ekspektasi publik tentang cara kerja kepolisian.
Penting untuk dicatat bahwa dampak sosial dari penggunaan kode seperti "86" dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial dan budaya di mana ia digunakan. Dalam beberapa kasus, penggunaan kode dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan operasi kepolisian, sementara dalam kasus lain, ia mungkin menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan akuntabilitas.
Advertisement
Kontroversi Seputar Penggunaan 86
Meskipun penggunaan kode "86" dan kode-kode serupa telah menjadi bagian integral dari komunikasi kepolisian selama bertahun-tahun, tidak berarti praktik ini bebas dari kontroversi. Beberapa aspek kontroversial seputar penggunaan kode 86 meliputi:
- Transparansi: Kritik utama terhadap penggunaan kode seperti "86" adalah bahwa hal ini dapat mengurangi transparansi dalam operasi kepolisian. Beberapa pihak berpendapat bahwa penggunaan kode dapat digunakan untuk menyembunyikan informasi dari publik atau media.
- Potensi Penyalahgunaan: Ada kekhawatiran bahwa kode-kode seperti "86" dapat disalahgunakan untuk menyembunyikan perilaku tidak etis atau ilegal oleh petugas kepolisian.
- Hambatan Komunikasi: Dalam situasi di mana koordinasi antar-lembaga diperlukan, penggunaan kode yang berbeda-beda oleh berbagai departemen dapat menghambat komunikasi yang efektif.
- Stereotip dan Stigma: Penggunaan kode "86" dalam budaya populer terkadang memperkuat stereotip negatif tentang kepolisian atau menciptakan stigma tertentu.
- Relevansi di Era Modern: Dengan kemajuan teknologi komunikasi, beberapa pihak mempertanyakan relevansi dan efektivitas penggunaan kode-kode tradisional seperti "86" dalam operasi kepolisian modern.
Kontroversi ini telah mendorong beberapa departemen kepolisian untuk meninjau ulang praktik komunikasi mereka dan dalam beberapa kasus, beralih ke sistem yang lebih transparan atau teknologi yang lebih canggih untuk komunikasi internal.
Alternatif Kode Komunikasi Selain 86
Meskipun "86" adalah salah satu kode yang paling dikenal dalam komunikasi kepolisian, ada banyak kode dan sistem komunikasi alternatif yang digunakan oleh berbagai departemen kepolisian dan organisasi keamanan. Beberapa alternatif meliputi:
- Kode 10: Sistem ini menggunakan kombinasi angka untuk mewakili berbagai situasi dan perintah. Misalnya, "10-4" berarti "Pesan diterima" atau "OK".
- Alfabet Fonetik: Sistem ini menggunakan kata-kata untuk mewakili huruf, seperti "Alpha" untuk A, "Bravo" untuk B, dan seterusnya. Ini membantu menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi radio.
- Sistem Warna: Beberapa departemen menggunakan kode warna untuk menandakan tingkat keparahan atau jenis situasi tertentu.
- Kode Numerik: Selain "86", ada banyak kode numerik lain yang digunakan untuk berbagai tujuan dalam komunikasi kepolisian.
- Sistem Komunikasi Digital: Banyak departemen kepolisian modern telah beralih ke sistem komunikasi digital yang lebih aman dan efisien, yang mungkin tidak mengandalkan kode-kode verbal tradisional.
Pemilihan sistem komunikasi atau kode tertentu sering bergantung pada kebutuhan spesifik departemen, tradisi lokal, dan pertimbangan keamanan. Beberapa departemen mungkin menggunakan kombinasi dari berbagai sistem untuk memenuhi berbagai kebutuhan komunikasi mereka.
Advertisement
Masa Depan Penggunaan Kode 86
Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam praktik kepolisian, masa depan penggunaan kode "86" dan kode-kode serupa menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi masa depan penggunaan kode 86 meliputi:
- Teknologi Komunikasi Canggih: Dengan munculnya sistem komunikasi digital yang lebih aman dan efisien, penggunaan kode-kode verbal tradisional seperti "86" mungkin akan berkurang.
- Tuntutan Transparansi: Meningkatnya tuntutan publik untuk transparansi dalam operasi kepolisian mungkin mendorong pergeseran menuju sistem komunikasi yang lebih terbuka dan mudah dipahami.
- Standarisasi: Mungkin ada upaya untuk standarisasi sistem komunikasi antar departemen kepolisian, yang bisa berdampak pada penggunaan kode-kode lokal seperti "86".
- Adaptasi Budaya: Meskipun teknologi berubah, kode "86" mungkin tetap bertahan dalam beberapa bentuk karena telah menjadi bagian dari budaya kepolisian dan populer.
- Evolusi Makna: Penggunaan "86" mungkin berevolusi dan mengambil makna baru dalam konteks modern, baik dalam lingkungan kepolisian maupun dalam budaya populer.
Meskipun sulit untuk memprediksi dengan pasti, kemungkinan besar penggunaan kode "86" akan terus berevolusi. Ia mungkin tetap relevan dalam beberapa konteks, sementara di area lain mungkin digantikan oleh sistem komunikasi yang lebih modern dan efisien.
Pertanyaan Umum Seputar Arti 86
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang arti dan penggunaan kode 86:
- Apa arti dasar dari kode 86? Dalam konteks kepolisian, "86" umumnya berarti "menghentikan" atau "mengakhiri" suatu operasi atau kegiatan.
- Apakah kode 86 masih digunakan dalam komunikasi kepolisian modern? Penggunaannya bervariasi antar departemen. Beberapa masih menggunakannya, sementara yang lain telah beralih ke sistem komunikasi yang lebih modern.
- Bagaimana kode 86 digunakan di luar konteks kepolisian? Dalam industri restoran, "86" sering digunakan untuk menandakan bahwa suatu item menu telah habis.
- Apakah ada variasi makna 86 di negara-negara lain? Ya, penggunaan dan makna "86" dapat bervariasi di berbagai negara dan budaya.
- Mengapa angka 86 dipilih untuk kode ini? Ada beberapa teori, termasuk yang menghubungkannya dengan era Prohibition di AS atau dengan kode militer, tetapi asal-usul pastinya tidak jelas.
Advertisement
Kesimpulan
Kode "86" telah menjadi bagian integral dari komunikasi kepolisian dan budaya populer selama bertahun-tahun. Dari asal-usulnya yang tidak pasti hingga penggunaannya yang beragam di berbagai konteks, "86" telah mengalami evolusi makna dan relevansi.
Meskipun teknologi modern mungkin mengurangi kebutuhan akan kode-kode verbal tradisional seperti ini, "86" tetap menjadi bagian penting dari sejarah komunikasi kepolisian dan terus mempengaruhi cara kita memahami dan menggambarkan tindakan "menghentikan" atau "mengakhiri" sesuatu.
Sementara masa depan penggunaan kode "86" dalam lingkungan kepolisian mungkin tidak pasti, pengaruhnya dalam budaya populer kemungkinan akan bertahan. Kode ini menjadi contoh menarik tentang bagaimana bahasa dan komunikasi berevolusi seiring waktu, beradaptasi dengan teknologi baru dan perubahan sosial, sambil tetap mempertahankan elemen-elemen dari masa lalu.
Â
