Arti Hasad dalam Islam: Pengertian, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Pelajari arti hasad dalam Islam, dampak buruknya bagi kehidupan, serta cara mengatasi sifat tercela ini agar hidup lebih bahagia dan berkah.

oleh Alieza Nurulita diperbarui 01 Feb 2025, 21:41 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2025, 21:41 WIB
Mencari Penyebab Rasa Iri dan Dengki yang Kerap Muncul
Ilustrasi Perasaan Iri dan Dengki Credit: pexels.com/pixabay... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Hasad atau dengki merupakan salah satu sifat tercela yang sangat berbahaya dalam ajaran Islam. Sifat ini dapat merusak keimanan, hubungan sosial, bahkan kesehatan mental seseorang. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang arti hasad dalam Islam, dampak negatifnya, serta cara-cara untuk menghindari dan mengatasinya.

Pengertian Hasad dalam Islam

Hasad secara bahasa berarti iri hati atau dengki. Dalam terminologi Islam, hasad didefinisikan sebagai perasaan tidak senang atau benci terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain, disertai keinginan agar nikmat tersebut hilang atau berpindah kepada dirinya.

Para ulama memberikan beberapa pengertian tentang hasad, di antaranya:

  • Imam Al-Ghazali mendefinisikan hasad sebagai rasa benci terhadap nikmat yang diberikan Allah kepada orang lain dan keinginan agar nikmat tersebut hilang.
  • Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa hasad adalah membenci dan tidak suka terhadap keadaan baik yang ada pada orang yang dihasad.
  • Imam An-Nawawi menjelaskan hasad sebagai keinginan hilangnya nikmat dari orang yang memperolehnya, baik itu nikmat agama maupun dunia.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa inti dari hasad adalah perasaan tidak rela dan benci terhadap kebaikan atau kenikmatan yang dimiliki orang lain. Sifat ini sangat tercela dalam Islam karena bertentangan dengan sikap ridha terhadap takdir Allah dan kasih sayang kepada sesama.

Dalil-dalil Larangan Hasad dalam Al-Quran dan Hadits

Islam sangat melarang perilaku hasad, sebagaimana disebutkan dalam berbagai ayat Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW. Berikut beberapa dalil yang menunjukkan larangan dan bahaya hasad:

  1. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Falaq ayat 5:

    "Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki."

    Ayat ini mengajarkan kita untuk berlindung kepada Allah dari kejahatan orang yang hasad, menunjukkan betapa berbahayanya sifat ini.
  2. Dalam Surah An-Nisa ayat 54, Allah SWT berfirman:

    "Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya?"

    Ayat ini menggambarkan sikap hasad kaum Yahudi terhadap Nabi Muhammad SAW atas kenikmatan kenabian yang diberikan Allah kepadanya.
  3. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:

    "Jauhilah hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar."

    Hadits ini menjelaskan bahwa hasad dapat menghapus pahala amal kebaikan seseorang.
  4. Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

    "Janganlah kalian saling hasad, saling membenci, saling membelakangi, dan saling memutuskan hubungan. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara."

    Hadits ini menegaskan larangan hasad dan menganjurkan persaudaraan antar sesama muslim.

Dalil-dalil di atas menunjukkan dengan jelas bahwa hasad adalah sifat yang sangat dilarang dalam Islam dan dapat membawa dampak buruk bagi pelakunya maupun orang lain.

Jenis-jenis Hasad

Para ulama membagi hasad menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat dan bentuknya. Berikut adalah penjelasan tentang jenis-jenis hasad:

1. Hasad Hakiki

Hasad hakiki adalah bentuk hasad yang paling buruk, di mana seseorang benar-benar menginginkan hilangnya nikmat dari orang lain. Pelaku hasad jenis ini merasa tidak senang dan benci melihat keberhasilan atau kebahagiaan orang lain. Ia berharap agar nikmat tersebut hilang, bahkan mungkin berusaha untuk menghilangkannya.

2. Ghibthah atau Hasad Majazi

Ghibthah adalah perasaan ingin memiliki kenikmatan yang sama seperti yang dimiliki orang lain, tanpa menginginkan hilangnya nikmat tersebut dari orang itu. Jenis hasad ini masih diperbolehkan dalam batas-batas tertentu, terutama jika berkaitan dengan hal-hal yang baik dalam agama.

Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak boleh hasad (ghibthah) kecuali pada dua hal: orang yang Allah beri ilmu (Al-Quran), lalu ia membacanya siang dan malam, dan orang yang Allah beri harta, lalu ia menginfakkannya siang dan malam." (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Munafasah

Munafasah adalah bentuk persaingan positif dalam kebaikan. Seseorang berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan tanpa ada niat buruk terhadap orang lain. Jenis ini dianjurkan dalam Islam, sebagaimana firman Allah SWT:

"Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan." (QS. Al-Baqarah: 148)

4. Hasad yang Terpendam

Jenis hasad ini adalah perasaan iri atau dengki yang muncul dalam hati namun tidak diikuti dengan tindakan atau ucapan yang merugikan orang lain. Meskipun tidak sampai menyakiti orang lain secara langsung, jenis hasad ini tetap perlu diwaspadai karena dapat berkembang menjadi hasad yang lebih berbahaya jika tidak segera diatasi.

Memahami jenis-jenis hasad ini penting agar kita dapat mengenali dan mengevaluasi perasaan yang muncul dalam hati kita. Dengan demikian, kita dapat berusaha menghindari jenis hasad yang berbahaya dan mengembangkan sikap positif seperti ghibthah dalam hal-hal yang baik atau munafasah dalam kebaikan.

Penyebab Timbulnya Hasad

Hasad tidak muncul begitu saja dalam diri seseorang. Ada berbagai faktor yang dapat memicu timbulnya sifat tercela ini. Memahami penyebab-penyebab hasad penting agar kita dapat lebih waspada dan berusaha menghindarinya. Berikut adalah beberapa penyebab utama timbulnya hasad:

1. Kurangnya Rasa Syukur

Salah satu akar utama hasad adalah ketidakmampuan seseorang untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya. Ketika seseorang selalu merasa kekurangan dan tidak puas dengan apa yang dimilikinya, ia akan mudah iri melihat kelebihan orang lain.

2. Cinta Dunia yang Berlebihan

Terlalu mencintai dunia dan mengutamakan materi dapat membuat seseorang mudah terjebak dalam hasad. Ia akan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain dalam hal harta, kedudukan, atau pencapaian duniawi lainnya.

3. Kesombongan dan Merasa Lebih Tinggi

Orang yang sombong dan menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain akan sulit menerima kenyataan bahwa ada orang lain yang memiliki kelebihan atau keberhasilan melebihi dirinya. Hal ini dapat memicu timbulnya hasad.

4. Persaingan dan Kompetisi yang Tidak Sehat

Dalam lingkungan yang penuh persaingan, seperti di tempat kerja atau dalam bisnis, orang dapat mudah terjebak dalam hasad ketika melihat keberhasilan rekan atau pesaingnya. Kompetisi yang tidak dilandasi nilai-nilai positif dapat menumbuhkan hasad.

5. Perasaan Rendah Diri

Paradoksnya, perasaan rendah diri juga dapat memicu hasad. Seseorang yang merasa tidak percaya diri dan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain mungkin akan merasa iri dan dengki melihat keberhasilan orang lain.

6. Kurangnya Pemahaman tentang Takdir

Ketidakpahaman atau ketidakpercayaan terhadap konsep takdir dalam Islam dapat membuat seseorang mudah hasad. Ia mungkin merasa bahwa keberhasilan atau kenikmatan yang diperoleh orang lain seharusnya menjadi miliknya.

7. Lingkungan Sosial yang Negatif

Pergaulan dan lingkungan yang dipenuhi dengan orang-orang yang suka membicarakan keburukan orang lain, suka pamer, atau selalu membanding-bandingkan dapat mempengaruhi seseorang untuk ikut bersikap hasad.

8. Trauma atau Pengalaman Masa Lalu

Pengalaman negatif di masa lalu, seperti selalu dibandingkan dengan orang lain atau merasa tidak dihargai, dapat membentuk pola pikir yang rentan terhadap hasad di kemudian hari.

Dengan memahami penyebab-penyebab ini, kita dapat lebih introspektif dan berusaha mengatasi akar permasalahan yang mungkin ada dalam diri kita. Langkah ini penting dalam upaya menghindari dan mengatasi sifat hasad.

Dampak Negatif Hasad

Hasad bukan hanya sifat tercela dalam pandangan agama, tetapi juga membawa dampak negatif yang signifikan bagi kehidupan seseorang, baik secara spiritual, psikologis, maupun sosial. Berikut adalah penjelasan rinci tentang dampak negatif hasad:

1. Merusak Keimanan dan Hubungan dengan Allah

Hasad dapat melemahkan keimanan seseorang karena:

  • Menunjukkan ketidakpuasan terhadap takdir Allah
  • Mengingkari nikmat yang telah diberikan Allah
  • Menjauhkan diri dari rasa syukur
  • Dapat menjerumuskan pada perbuatan maksiat lainnya

2. Menghapus Pahala Amal Kebaikan

Sebagaimana disebutkan dalam hadits, hasad dapat menghapus pahala amal kebaikan seseorang seperti api memakan kayu bakar. Ini berarti:

  • Amal ibadah yang telah dilakukan menjadi sia-sia
  • Mengurangi peluang untuk mendapatkan pahala dan kebaikan di akhirat

3. Merusak Kesehatan Mental

Hasad memiliki dampak negatif terhadap kesehatan mental, seperti:

  • Menyebabkan stress dan kecemasan berlebihan
  • Menimbulkan perasaan tidak puas dan selalu merasa kurang
  • Dapat memicu depresi karena selalu membandingkan diri dengan orang lain
  • Mengurangi rasa bahagia dan kepuasan hidup

4. Merusak Hubungan Sosial

Sifat hasad dapat merusak hubungan dengan orang lain, termasuk:

  • Memutuskan tali silaturahmi
  • Menimbulkan permusuhan dan kebencian
  • Menghambat kerjasama dan gotong royong dalam masyarakat
  • Menciptakan lingkungan sosial yang tidak sehat dan penuh kecurigaan

5. Menghambat Perkembangan Diri

Orang yang hasad cenderung:

  • Terfokus pada kekurangan diri dan kelebihan orang lain
  • Sulit mengakui dan belajar dari keberhasilan orang lain
  • Kehilangan motivasi untuk berkembang dan memperbaiki diri

6. Mendorong Perilaku Negatif

Hasad dapat mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal negatif seperti:

  • Menyebarkan fitnah atau gosip tentang orang yang dihasadi
  • Berusaha menjatuhkan atau menghambat kesuksesan orang lain
  • Melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang lain

7. Mengurangi Keberkahan Hidup

Orang yang hasad cenderung:

  • Tidak dapat menikmati nikmat yang dimilikinya sendiri
  • Selalu merasa kurang dan tidak puas dengan kehidupannya
  • Kehilangan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup

8. Dampak Fisik

Meskipun tidak langsung, hasad juga dapat berdampak pada kesehatan fisik:

  • Stress yang ditimbulkan hasad dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh
  • Dapat menyebabkan gangguan tidur dan nafsu makan
  • Dalam jangka panjang, dapat berkontribusi pada berbagai penyakit psikosomatis

Mengingat begitu banyak dan seriusnya dampak negatif hasad, menjadi sangat penting bagi setiap muslim untuk berusaha keras menghindari dan mengatasi sifat tercela ini. Dengan menyadari bahaya hasad, kita dapat lebih termotivasi untuk membersihkan hati dan mengembangkan sikap positif terhadap nikmat yang dimiliki orang lain.

Cara Mengatasi dan Mencegah Hasad

Mengatasi dan mencegah hasad membutuhkan upaya yang konsisten dan kesadaran diri yang tinggi. Berikut adalah beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan mencegah timbulnya hasad:

1. Meningkatkan Rasa Syukur

Syukur adalah kunci utama untuk mengatasi hasad. Beberapa cara untuk meningkatkan rasa syukur:

  • Rutin mengucapkan hamdalah atas segala nikmat, besar maupun kecil
  • Membuat jurnal syukur, mencatat hal-hal positif yang terjadi setiap hari
  • Merenungkan nikmat-nikmat yang telah Allah berikan, termasuk kesehatan, keluarga, dan iman

2. Memperkuat Keimanan dan Tawakal

Iman yang kuat dapat menjadi benteng dari hasad. Langkah-langkah untuk memperkuat iman:

  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah
  • Mempelajari dan merenungkan ayat-ayat Al-Quran
  • Memahami dan menghayati konsep qadha dan qadar
  • Meyakini bahwa Allah Maha Adil dalam membagi rezeki kepada hamba-Nya

3. Introspeksi Diri

Melakukan muhasabah atau introspeksi diri secara rutin dapat membantu mengenali dan mengatasi hasad:

  • Mengevaluasi perasaan dan pikiran kita terhadap keberhasilan orang lain
  • Mengidentifikasi penyebab munculnya perasaan hasad dalam diri
  • Berusaha mengubah pola pikir negatif menjadi positif

4. Mengembangkan Empati dan Kasih Sayang

Melatih diri untuk berempati dan menyayangi sesama dapat mengurangi kecenderungan hasad:

  • Berusaha ikut merasakan kebahagiaan orang lain
  • Mendoakan kebaikan untuk orang lain, termasuk yang kita anggap sebagai saingan
  • Aktif dalam kegiatan sosial dan membantu orang yang membutuhkan

5. Fokus pada Pengembangan Diri

Alihkan energi dari membandingkan diri dengan orang lain menjadi fokus pada pengembangan diri:

  • Tetapkan tujuan personal dan berusaha mencapainya
  • Tingkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam bidang yang diminati
  • Jadikan keberhasilan orang lain sebagai inspirasi, bukan ancaman

6. Menjaga Lingkungan Pergaulan

Lingkungan sangat mempengaruhi sikap kita. Untuk mencegah hasad:

  • Pilih teman-teman yang positif dan mendukung perkembangan diri
  • Hindari gosip dan pembicaraan negatif tentang orang lain
  • Ikuti majelis ilmu yang dapat mencerahkan hati dan pikiran

7. Praktikkan Kebaikan kepada Orang yang Dihasadi

Cara efektif untuk mengatasi hasad adalah dengan berbuat baik kepada orang yang kita hasadi:

  • Ucapkan selamat atas keberhasilan mereka
  • Tawarkan bantuan atau dukungan jika diperlukan
  • Doakan kebaikan untuk mereka

8. Meditasi dan Relaksasi

Teknik meditasi dan relaksasi dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi perasaan negatif:

  • Praktikkan teknik pernapasan dalam
  • Lakukan dzikir atau meditasi singkat setiap hari
  • Luangkan waktu untuk aktivitas yang menenangkan, seperti membaca atau berjalan-jalan di alam

9. Mencari Bantuan Profesional

Jika perasaan hasad sangat mengganggu dan sulit diatasi sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional:

  • Konsultasikan dengan ustadz atau pembimbing spiritual
  • Pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau konselor

Mengatasi hasad memang tidak mudah dan membutuhkan proses. Namun, dengan tekad yang kuat dan upaya yang konsisten, kita dapat membersihkan hati dari sifat tercela ini dan menggantinya dengan sikap positif yang membawa kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup.

Kesimpulan

Hasad atau dengki merupakan sifat tercela yang sangat berbahaya bagi kehidupan spiritual, mental, dan sosial seseorang. Islam dengan tegas melarang perilaku hasad dan mengajarkan umatnya untuk senantiasa bersyukur atas nikmat Allah serta ikut berbahagia atas kebahagiaan orang lain.

Memahami arti hasad dalam Islam, mengenali penyebabnya, dan menyadari dampak negatifnya adalah langkah awal yang penting dalam upaya mengatasi sifat ini. Selanjutnya, diperlukan usaha yang konsisten untuk membersihkan hati, meningkatkan rasa syukur, memperkuat keimanan, dan mengembangkan sikap positif terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Dengan menghindari hasad dan menggantinya dengan sikap yang lebih positif seperti ghibthah (iri dalam kebaikan) atau munafasah (berlomba dalam kebaikan), kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih bahagia, damai, dan berkah. Semoga Allah SWT senantiasa membersihkan hati kita dari sifat hasad dan menggantinya dengan sifat-sifat terpuji yang diridhai-Nya. Aamiin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya