Arti Pesthi dalam Primbon Jawa, Bisa Meramalkan Keharmonisan Rumah Tangga

Pelajari makna pesthi dalam primbon Jawa, cara menghitungnya, dan pengaruhnya terhadap keharmonisan rumah tangga menurut kepercayaan tradisional.

oleh Shani Ramadhan Rasyid diperbarui 14 Feb 2025, 07:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 07:00 WIB
arti pesthi dalam primbon jawa
arti pesthi dalam primbon jawa ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dalam budaya Jawa, perhitungan weton atau hari kelahiran seseorang dipercaya dapat memprediksi berbagai aspek kehidupan, termasuk kecocokan jodoh dan keharmonisan rumah tangga. Salah satu istilah yang sering muncul dalam perhitungan weton adalah "pesthi". Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang arti pesthi dalam primbon Jawa, cara menghitungnya, serta pengaruhnya terhadap kehidupan pernikahan menurut kepercayaan tradisional.

Pengertian Pesthi dalam Primbon Jawa

Pesthi merupakan salah satu hasil perhitungan weton dalam primbon Jawa yang berkaitan dengan ramalan jodoh dan kehidupan rumah tangga. Istilah ini berasal dari bahasa Jawa kuno yang berarti "takdir" atau "ketetapan". Dalam konteks perhitungan weton, pesthi memiliki makna khusus yaitu keharmonisan dan kerukunan yang akan mewarnai kehidupan pasangan suami istri.

Menurut kepercayaan tradisional Jawa, pasangan yang memiliki hasil perhitungan weton pesthi diprediksi akan memiliki rumah tangga yang harmonis, rukun, dan bahagia hingga akhir hayat. Keluarga dengan weton pesthi diyakini akan selalu diselimuti kedamaian, saling pengertian, dan mampu mengatasi berbagai permasalahan dengan baik.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa pesthi hanyalah salah satu dari delapan kemungkinan hasil perhitungan weton dalam primbon Jawa. Hasil lainnya meliputi pegat, ratu, jodoh, topo, tinari, padu, dan sujanan. Setiap hasil memiliki makna dan ramalan tersendiri terkait kehidupan rumah tangga pasangan.

Cara Menghitung Weton untuk Mengetahui Pesthi

Untuk mengetahui apakah pasangan memiliki weton pesthi, diperlukan perhitungan berdasarkan hari kelahiran dan pasaran Jawa masing-masing. Berikut langkah-langkah untuk melakukan perhitungan weton:

  1. Tentukan nilai neptu (angka) dari hari kelahiran:
    • Minggu = 5
    • Senin = 4
    • Selasa = 3
    • Rabu = 7
    • Kamis = 8
    • Jumat = 6
    • Sabtu = 9
  2. Tentukan nilai neptu dari pasaran Jawa:
    • Kliwon = 8
    • Legi = 5
    • Pahing = 9
    • Pon = 7
    • Wage = 4
  3. Jumlahkan nilai neptu hari dan pasaran untuk masing-masing pasangan.
  4. Tambahkan hasil penjumlahan kedua pasangan.
  5. Periksa apakah hasil akhir termasuk dalam kategori pesthi, yaitu 8, 17, 26, atau 35.

Contoh perhitungan:

Misalkan Andi lahir pada hari Senin Pahing, maka nilai neptunya adalah 4 (Senin) + 9 (Pahing) = 13. Sementara Siti lahir pada hari Jumat Wage, nilai neptunya adalah 6 (Jumat) + 4 (Wage) = 10. Jumlah total neptu pasangan ini adalah 13 + 10 = 23. Karena 23 bukan termasuk angka pesthi (8, 17, 26, 35), maka pasangan ini tidak termasuk dalam kategori pesthi menurut perhitungan weton Jawa.

Makna dan Pengaruh Pesthi dalam Kehidupan Rumah Tangga

Bagi pasangan yang memiliki hasil perhitungan weton pesthi, primbon Jawa meramalkan beberapa hal positif terkait kehidupan rumah tangga mereka:

  • Keharmonisan yang langgeng: Pasangan pesthi dipercaya akan selalu diselimuti kerukunan dan keharmonisan hingga akhir hayat. Mereka mampu menjalani kehidupan bersama dengan penuh cinta dan pengertian.
  • Kemudahan menyelesaikan masalah: Ketika menghadapi persoalan rumah tangga, pasangan pesthi diyakini memiliki kemampuan lebih baik dalam menyelesaikannya secara bijaksana dan damai.
  • Rezeki yang lancar: Kehidupan ekonomi pasangan pesthi cenderung stabil dan berkecukupan. Mereka dipercaya akan mudah mendapatkan rezeki untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
  • Keturunan yang baik: Anak-anak yang lahir dari pasangan pesthi diramalkan akan menjadi pribadi yang berbakti, cerdas, dan membawa kebahagiaan bagi orang tua.
  • Dihormati lingkungan: Keluarga dengan weton pesthi cenderung disegani dan dihormati oleh masyarakat sekitar karena keharmonisan dan keteladanan mereka dalam membina rumah tangga.

Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa ramalan pesthi ini hanyalah bagian dari kepercayaan tradisional dan tidak memiliki dasar ilmiah. Keharmonisan rumah tangga sejatinya bergantung pada usaha dan komitmen pasangan dalam menjalani kehidupan bersama.

Perbandingan Pesthi dengan Hasil Perhitungan Weton Lainnya

Untuk memahami lebih jauh tentang arti pesthi, ada baiknya kita membandingkannya dengan hasil perhitungan weton lainnya dalam primbon Jawa:

  1. Pegat (1, 9, 10, 18, 19, 27, 28, 36): Meramalkan adanya risiko perceraian atau perpisahan dalam rumah tangga.
  2. Ratu (2, 11, 20, 29): Pasangan akan hidup bahagia dan disegani seperti layaknya seorang ratu.
  3. Jodoh (3, 12, 21, 30): Menandakan kecocokan yang sempurna antara pasangan.
  4. Topo (4, 13, 22, 31): Kehidupan rumah tangga akan menghadapi banyak cobaan di awal, namun akan membaik seiring waktu.
  5. Tinari (5, 14, 23, 32): Pasangan akan mudah mendapatkan rezeki dan kebahagiaan.
  6. Padu (6, 15, 24, 33): Sering terjadi pertengkaran kecil dalam rumah tangga.
  7. Sujanan (7, 16, 25, 34): Ada risiko perselingkuhan dalam hubungan.
  8. Pesthi (8, 17, 26, 35): Kehidupan rumah tangga yang harmonis dan rukun.

Dibandingkan dengan hasil lainnya, pesthi dianggap sebagai salah satu ramalan yang paling positif dan diinginkan oleh banyak pasangan. Namun, sekali lagi perlu ditekankan bahwa semua ini hanyalah bagian dari tradisi dan kepercayaan, bukan penentu mutlak kebahagiaan rumah tangga.

Tradisi Penggunaan Weton dalam Budaya Jawa

Perhitungan weton, termasuk pencarian hasil pesthi, merupakan bagian dari tradisi yang telah lama mengakar dalam budaya Jawa. Beberapa aspek penggunaan weton dalam kehidupan masyarakat Jawa meliputi:

  • Perjodohan: Orang tua sering menggunakan perhitungan weton untuk menentukan kecocokan calon pasangan bagi anak mereka.
  • Penentuan tanggal pernikahan: Weton digunakan untuk memilih hari baik dalam melangsungkan upacara pernikahan.
  • Memulai usaha atau pekerjaan: Beberapa orang Jawa masih mempertimbangkan weton dalam menentukan waktu yang tepat untuk memulai bisnis atau pekerjaan baru.
  • Membangun rumah: Pemilihan hari baik untuk memulai pembangunan rumah juga sering menggunakan perhitungan weton.
  • Ritual dan upacara adat: Berbagai upacara adat Jawa seringkali mempertimbangkan weton dalam penentuan waktunya.

Meskipun penggunaan weton masih cukup populer di kalangan masyarakat Jawa tradisional, banyak orang modern yang mulai meninggalkan praktik ini dan lebih mengandalkan pertimbangan rasional serta keyakinan agama dalam mengambil keputusan penting dalam hidup.

Kontroversi dan Kritik terhadap Penggunaan Weton

Meskipun masih banyak yang mempercayai dan menggunakan perhitungan weton, termasuk mencari hasil pesthi, praktik ini juga menuai berbagai kritik dan kontroversi:

  • Tidak ilmiah: Perhitungan weton tidak memiliki dasar ilmiah dan hanya berdasarkan kepercayaan tradisional.
  • Bertentangan dengan ajaran agama: Beberapa pemuka agama menganggap praktik ini sebagai bentuk syirik atau menyekutukan Tuhan.
  • Membatasi pilihan: Terlalu bergantung pada weton dapat membatasi pilihan seseorang dalam mencari pasangan atau mengambil keputusan penting.
  • Menciptakan stigma: Hasil perhitungan yang dianggap "buruk" dapat menciptakan stigma dan prasangka negatif terhadap individu atau pasangan tertentu.
  • Mengabaikan faktor penting lainnya: Terlalu fokus pada weton dapat mengabaikan faktor-faktor penting lainnya dalam membangun hubungan, seperti kecocokan kepribadian, nilai-nilai, dan tujuan hidup.

Para kritikus berpendapat bahwa keharmonisan rumah tangga lebih ditentukan oleh komitmen, komunikasi, dan usaha pasangan dalam menjalani kehidupan bersama, bukan oleh ramalan berdasarkan hari kelahiran.

Tips Membangun Rumah Tangga Harmonis Terlepas dari Weton

Terlepas dari hasil perhitungan weton, setiap pasangan dapat membangun rumah tangga yang harmonis dengan menerapkan prinsip-prinsip berikut:

  1. Komunikasi terbuka: Biasakan untuk berbicara secara jujur dan terbuka dengan pasangan tentang perasaan, harapan, dan masalah yang dihadapi.
  2. Saling menghargai: Hargai perbedaan pendapat dan keunikan masing-masing pasangan.
  3. Komitmen: Berkomitmen untuk terus membangun dan memperkuat hubungan, bahkan saat menghadapi tantangan.
  4. Fleksibilitas: Bersikap fleksibel dan mau berkompromi dalam menghadapi perubahan dan tantangan hidup.
  5. Kerjasama tim: Anggap pasangan sebagai rekan tim dalam menjalani kehidupan dan memecahkan masalah bersama.
  6. Waktu berkualitas: Luangkan waktu khusus untuk bersama pasangan, jauh dari rutinitas dan gangguan sehari-hari.
  7. Pelihara romansa: Jaga api asmara tetap menyala dengan melakukan hal-hal romantis dan menunjukkan kasih sayang secara konsisten.
  8. Pengembangan diri: Terus mengembangkan diri secara individu dan sebagai pasangan untuk tumbuh bersama.
  9. Pengelolaan konflik: Pelajari cara mengelola konflik secara konstruktif tanpa menyakiti satu sama lain.
  10. Spiritual: Perkuat landasan spiritual keluarga sesuai keyakinan masing-masing.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip di atas, pasangan dapat membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia, terlepas dari hasil perhitungan weton atau ramalan tradisional lainnya.

Pertanyaan Umum (FAQ) Seputar Pesthi dan Weton

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering muncul terkait pesthi dan perhitungan weton dalam primbon Jawa:

  1. Q: Apakah pesthi menjamin keharmonisan rumah tangga?A: Tidak ada jaminan mutlak. Pesthi hanyalah bagian dari kepercayaan tradisional dan keharmonisan rumah tangga lebih ditentukan oleh usaha dan komitmen pasangan.
  2. Q: Bagaimana jika hasil perhitungan weton saya dan pasangan bukan pesthi?A: Tidak perlu khawatir. Banyak pasangan yang memiliki rumah tangga harmonis meskipun hasil weton mereka bukan pesthi. Yang terpenting adalah bagaimana Anda menjalani kehidupan bersama.
  3. Q: Apakah boleh menikah jika weton tidak cocok menurut primbon Jawa?A: Keputusan untuk menikah sebaiknya didasarkan pada pertimbangan yang lebih luas, bukan hanya perhitungan weton. Banyak orang yang tetap menikah dan bahagia meskipun weton mereka dianggap tidak cocok.
  4. Q: Bisakah hasil perhitungan weton diubah?A: Hasil perhitungan weton berdasarkan tanggal lahir tidak bisa diubah. Namun, ada beberapa tradisi yang menyarankan ritual tertentu untuk "menetralisir" hasil yang dianggap kurang baik.
  5. Q: Apakah semua orang Jawa masih menggunakan perhitungan weton?A: Tidak semua. Banyak orang Jawa modern yang tidak lagi menggunakan atau mempercayai perhitungan weton dalam mengambil keputusan penting dalam hidup mereka.

Kesimpulan

Arti pesthi dalam primbon Jawa merupakan salah satu hasil perhitungan weton yang dipercaya dapat meramalkan keharmonisan rumah tangga. Meskipun masih dianggap penting oleh sebagian masyarakat Jawa tradisional, penting untuk diingat bahwa kebahagiaan dan keharmonisan rumah tangga sejatinya lebih ditentukan oleh usaha dan komitmen pasangan dalam menjalani kehidupan bersama.

Terlepas dari hasil perhitungan weton, setiap pasangan dapat membangun rumah tangga yang harmonis dengan menerapkan prinsip-prinsip komunikasi terbuka, saling menghargai, komitmen, dan terus mengembangkan diri. Pada akhirnya, yang terpenting adalah bagaimana pasangan saling mencintai, menghormati, dan bekerja sama dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Tradisi perhitungan weton, termasuk pencarian hasil pesthi, dapat dilihat sebagai bagian dari kekayaan budaya Jawa yang patut dihargai. Namun, dalam konteks modern, sebaiknya tidak dijadikan sebagai satu-satunya pertimbangan dalam mengambil keputusan penting seperti pernikahan. Keseimbangan antara menghormati tradisi dan berpikir rasional akan membantu pasangan dalam membangun fondasi yang kuat untuk rumah tangga mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya