Kalimat Pasif Adalah: Pengertian, Ciri, dan Contoh Lengkap

Pelajari pengertian, ciri-ciri, dan contoh kalimat pasif dalam bahasa Indonesia. Pahami perbedaannya dengan kalimat aktif dan cara penggunaannya.

oleh Rizky Mandasari Diperbarui 11 Feb 2025, 12:10 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2025, 12:10 WIB
kalimat pasif adalah
kalimat pasif adalah ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dalam tata bahasa Indonesia, kalimat pasif merupakan salah satu jenis kalimat yang penting untuk dipahami. Kalimat pasif memiliki struktur dan fungsi yang berbeda dari kalimat aktif. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pengertian, ciri-ciri, dan contoh kalimat pasif dalam bahasa Indonesia.

Pengertian Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah jenis kalimat di mana subjek kalimat menjadi penerima atau dikenai suatu tindakan atau perbuatan. Dalam kalimat pasif, fokus utama adalah pada objek atau hasil dari suatu tindakan, bukan pada pelaku tindakan tersebut. Struktur kalimat pasif berbeda dari kalimat aktif, di mana subjek melakukan tindakan terhadap objek.

Beberapa karakteristik utama kalimat pasif antara lain:

  • Subjek kalimat menjadi penerima tindakan
  • Predikat biasanya diawali dengan imbuhan "di-" atau "ter-"
  • Pelaku tindakan bisa disebutkan atau tidak disebutkan
  • Fokus kalimat adalah pada objek atau hasil tindakan

Penggunaan kalimat pasif memiliki beberapa tujuan, seperti:

  • Menekankan objek atau hasil tindakan
  • Menghindari penyebutan pelaku tindakan
  • Membuat kalimat terdengar lebih formal atau objektif
  • Memvariasikan struktur kalimat dalam tulisan

Ciri-ciri Kalimat Pasif

Untuk dapat mengidentifikasi kalimat pasif dengan mudah, perhatikan ciri-ciri berikut:

  1. Subjek kalimat berperan sebagai penderita atau penerima tindakan
  2. Predikat kalimat umumnya menggunakan imbuhan "di-", "ter-", atau "ke-an"
  3. Kalimat dapat diubah menjadi kalimat aktif
  4. Pelaku tindakan bisa disebutkan dengan kata "oleh" atau tidak disebutkan sama sekali
  5. Objek kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif

Contoh penerapan ciri-ciri kalimat pasif:

  • "Buku itu dibaca oleh Ani." - Subjek "buku" menerima tindakan, predikat menggunakan imbuhan "di-"
  • "Jendela terbuka karena angin kencang." - Predikat menggunakan imbuhan "ter-"
  • "Rumah itu terbakar kemarin malam." - Dapat diubah menjadi kalimat aktif: "Api membakar rumah itu kemarin malam."

Jenis-jenis Kalimat Pasif

Kalimat pasif dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan struktur dan penggunaannya:

1. Kalimat Pasif Biasa

Kalimat pasif biasa adalah bentuk paling umum dari kalimat pasif. Ciri utamanya adalah penggunaan imbuhan "di-" pada predikat.

Contoh:

  • "Surat itu ditulis oleh ayah."
  • "Makanan ini dimasak dengan resep khusus."

2. Kalimat Pasif Keadaan

Kalimat pasif keadaan menggambarkan suatu kondisi yang dialami oleh subjek. Biasanya menggunakan imbuhan "ter-" pada predikat.

Contoh:

  • "Pintu itu terkunci rapat."
  • "Buku-buku tersusun rapi di rak."

3. Kalimat Pasif Akibat

Kalimat pasif akibat menunjukkan hasil atau akibat dari suatu tindakan. Sering menggunakan imbuhan "ke-an" pada predikat.

Contoh:

  • "Tanaman itu kehujanan semalaman."
  • "Dia kedinginan karena lupa membawa jaket."

Perbedaan Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Memahami perbedaan antara kalimat aktif dan kalimat pasif sangat penting dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berikut adalah beberapa perbedaan utama:

1. Fokus Kalimat

Kalimat aktif berfokus pada pelaku tindakan (subjek), sedangkan kalimat pasif berfokus pada penerima tindakan atau hasil tindakan.

Contoh:

  • Aktif: "Ani membaca buku itu." (Fokus pada Ani)
  • Pasif: "Buku itu dibaca oleh Ani." (Fokus pada buku)

2. Struktur Kalimat

Struktur kalimat aktif umumnya adalah Subjek + Predikat + Objek, sementara struktur kalimat pasif biasanya Objek + Predikat + (oleh) Subjek.

Contoh:

  • Aktif: "Ibu (S) memasak (P) nasi goreng (O)."
  • Pasif: "Nasi goreng (O) dimasak (P) oleh ibu (S)."

3. Bentuk Kata Kerja

Kalimat aktif menggunakan kata kerja dalam bentuk dasar atau berimbuhan "me-", sedangkan kalimat pasif umumnya menggunakan kata kerja berimbuhan "di-", "ter-", atau "ke-an".

Contoh:

  • Aktif: "Adik memakan kue." (memakan)
  • Pasif: "Kue dimakan oleh adik." (dimakan)

4. Penekanan Informasi

Kalimat aktif menekankan pada siapa yang melakukan tindakan, sementara kalimat pasif lebih menekankan pada apa yang terjadi atau hasil dari tindakan tersebut.

Contoh:

  • Aktif: "Polisi menangkap pencuri itu." (Menekankan tindakan polisi)
  • Pasif: "Pencuri itu ditangkap (oleh polisi)." (Menekankan nasib pencuri)

Cara Mengubah Kalimat Aktif Menjadi Kalimat Pasif

Mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif adalah keterampilan penting dalam berbahasa Indonesia. Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukannya:

  1. Identifikasi subjek, predikat, dan objek dalam kalimat aktif.
  2. Pindahkan objek kalimat aktif menjadi subjek kalimat pasif.
  3. Ubah kata kerja dengan menambahkan imbuhan "di-" atau "ter-".
  4. Tambahkan kata "oleh" sebelum subjek asli (opsional).
  5. Sesuaikan struktur kalimat jika diperlukan.

Contoh pengubahan kalimat aktif menjadi pasif:

  • Aktif: "Andi membaca buku itu."Pasif: "Buku itu dibaca (oleh) Andi."
  • Aktif: "Mereka sedang membangun rumah baru."Pasif: "Rumah baru sedang dibangun (oleh) mereka."
  • Aktif: "Angin kencang menerbangkan layangan."Pasif: "Layangan diterbangkan (oleh) angin kencang."

Penggunaan Kalimat Pasif dalam Konteks Formal

Kalimat pasif sering digunakan dalam konteks formal, terutama dalam tulisan ilmiah, laporan, atau dokumen resmi. Beberapa alasan penggunaan kalimat pasif dalam konteks formal antara lain:

  • Memberikan kesan objektif dan netral
  • Menghindari penyebutan pelaku yang tidak relevan
  • Menekankan proses atau hasil daripada pelaku
  • Mempertahankan konsistensi gaya penulisan

Contoh penggunaan kalimat pasif dalam konteks formal:

  • "Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh polusi udara terhadap kesehatan paru-paru."
  • "Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode statistik."
  • "Kebijakan baru tersebut akan diterapkan mulai bulan depan."

Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Kalimat Pasif

Seperti halnya struktur kalimat lainnya, kalimat pasif memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya:

Kelebihan Kalimat Pasif:

  • Memungkinkan penekanan pada objek atau hasil tindakan
  • Berguna ketika pelaku tindakan tidak diketahui atau tidak penting
  • Memberikan variasi dalam struktur kalimat
  • Cocok untuk situasi formal atau ilmiah
  • Dapat menghindari penyebutan pelaku yang sensitif

Kekurangan Kalimat Pasif:

  • Dapat membuat kalimat menjadi kurang langsung atau jelas
  • Terkadang terasa lebih kaku atau formal
  • Bisa mengurangi dampak atau urgensi dari suatu pernyataan
  • Penggunaan berlebihan dapat membuat tulisan monoton
  • Tidak selalu efektif dalam komunikasi lisan sehari-hari

Contoh Kalimat Pasif dalam Berbagai Konteks

Berikut adalah beberapa contoh kalimat pasif dalam berbagai konteks penggunaan:

1. Dalam Kehidupan Sehari-hari

  • "Kue ulang tahun sudah dipotong oleh ibu."
  • "Mobil itu dicuci setiap hari Minggu."
  • "Rumah ini dibangun tahun lalu."

2. Dalam Berita atau Laporan

  • "Kebakaran hutan berhasil dipadamkan setelah tiga hari."
  • "Pelaku perampokan telah ditangkap oleh polisi."
  • "Undang-undang baru akan disahkan bulan depan."

3. Dalam Tulisan Ilmiah

  • "Sampel darah diambil dari 100 responden."
  • "Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode statistik."
  • "Hipotesis penelitian ini telah diuji melalui serangkaian eksperimen."

4. Dalam Instruksi atau Petunjuk

  • "Tombol ini harus ditekan dua kali untuk mengaktifkan fitur tersebut."
  • "Adonan kue harus diaduk sampai merata."
  • "Dokumen ini harus ditandatangani oleh pihak yang berwenang."

Tips Menggunakan Kalimat Pasif dengan Efektif

Untuk menggunakan kalimat pasif secara efektif, perhatikan tips berikut:

  1. Gunakan kalimat pasif ketika ingin menekankan objek atau hasil tindakan.
  2. Hindari penggunaan berlebihan yang dapat membuat tulisan menjadi monoton.
  3. Pastikan kalimat tetap jelas dan mudah dipahami meskipun dalam bentuk pasif.
  4. Sesuaikan penggunaan kalimat pasif dengan konteks dan gaya penulisan.
  5. Kombinasikan penggunaan kalimat aktif dan pasif untuk variasi yang baik.
  6. Perhatikan aturan tata bahasa dalam pembentukan kalimat pasif.
  7. Gunakan kalimat pasif untuk menghindari penyebutan pelaku jika tidak relevan atau sensitif.

Kesalahan Umum dalam Penggunaan Kalimat Pasif

Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam penggunaan kalimat pasif antara lain:

  • Penggunaan imbuhan yang tidak tepat (misalnya menggunakan "di-" ketika seharusnya "ter-")
  • Struktur kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah kalimat pasif
  • Penggunaan berlebihan yang membuat tulisan menjadi tidak efektif
  • Kegagalan dalam menyesuaikan bentuk kata kerja
  • Penggunaan kalimat pasif ketika kalimat aktif lebih tepat

Contoh kesalahan dan perbaikannya:

  • Salah: "Buku itu telah dibaca oleh saya."Benar: "Buku itu telah saya baca." (Kalimat pasif persona)
  • Salah: "Rumah itu dibangun oleh ayah saya sendiri."Benar: "Rumah itu dibangun sendiri oleh ayah saya."

Latihan Membuat Kalimat Pasif

Untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam membuat kalimat pasif, cobalah latihan berikut:

  1. Ubahlah kalimat aktif berikut menjadi kalimat pasif:
    • "Andi menulis surat itu."
    • "Mereka sedang membangun jembatan baru."
    • "Ibu menyiapkan sarapan untuk keluarga."
  2. Buatlah kalimat pasif menggunakan kata-kata berikut:
    • dibaca
    • direncanakan
    • terjual
  3. Identifikasi kalimat pasif dalam paragraf berikut:

    "Penelitian ini dilakukan selama enam bulan. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan metode kualitatif. Temuan-temuan penting telah dirangkum dalam laporan akhir."

Kesimpulan

Kalimat pasif adalah struktur kalimat penting dalam bahasa Indonesia yang memiliki fungsi dan karakteristik khusus. Penggunaan kalimat pasif memungkinkan penulis atau pembicara untuk menekankan objek atau hasil tindakan, menghindari penyebutan pelaku yang tidak relevan, dan memberikan variasi dalam struktur kalimat. Meskipun memiliki beberapa kekurangan, kalimat pasif tetap menjadi alat yang berguna dalam komunikasi, terutama dalam konteks formal dan ilmiah.

Pemahaman yang baik tentang kalimat pasif, termasuk ciri-ciri, jenis-jenis, dan cara penggunaannya, akan membantu meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia. Penting untuk menggunakan kalimat pasif secara tepat dan efektif, dengan memperhatikan konteks, tujuan komunikasi, dan kaidah tata bahasa yang berlaku. Dengan latihan dan praktik yang konsisten, keterampilan dalam menggunakan kalimat pasif dapat terus ditingkatkan, sehingga memungkinkan komunikasi yang lebih efektif dan bervariasi dalam berbagai situasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya