Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, terdapat berbagai tingkatan ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Muslim. Salah satu jenis ibadah yang sering kita dengar adalah sunnah muakkad. Namun, apa sebenarnya arti sunnah muakkad ini? Bagaimana perbedaannya dengan jenis sunnah lainnya? Mari kita bahas secara mendalam tentang topik ini.
Definisi Sunnah Muakkad
Sunnah muakkad merupakan istilah dalam ilmu fiqih yang mengacu pada amalan atau ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Islam. Secara bahasa, "muakkad" berasal dari bahasa Arab yang berarti "dikuatkan" atau "ditekankan". Jadi, sunnah muakkad dapat diartikan sebagai sunnah yang dikuatkan atau ditekankan pelaksanaannya.
Dalam konteks hukum Islam, sunnah muakkad memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sunnah biasa (ghairu muakkad). Meskipun tidak sampai pada tingkatan wajib, sunnah muakkad sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara rutin dan konsisten. Meninggalkan sunnah muakkad tanpa alasan yang kuat dianggap sebagai hal yang makruh (tidak disukai) dalam pandangan syariat Islam.
Para ulama fiqih mendefinisikan sunnah muakkad sebagai amalan yang selalu atau hampir selalu dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, dan hanya sesekali ditinggalkan untuk menunjukkan bahwa amalan tersebut tidak wajib. Dengan kata lain, sunnah muakkad adalah ibadah sunnah yang mendekati derajat wajib dalam pelaksanaannya.
Advertisement
Karakteristik Sunnah Muakkad
Untuk lebih memahami konsep sunnah muakkad, penting bagi kita untuk mengetahui karakteristik atau ciri-ciri yang membedakannya dari jenis sunnah lainnya. Berikut adalah beberapa karakteristik utama sunnah muakkad:
- Dilakukan secara rutin oleh Nabi Muhammad SAW
- Memiliki dalil yang kuat dari Al-Quran atau Hadits
- Jarang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW
- Memiliki keutamaan atau pahala yang besar
- Ditekankan pelaksanaannya oleh para ulama
- Meninggalkannya tanpa alasan dianggap makruh
Karakteristik-karakteristik ini membantu kita untuk membedakan antara sunnah muakkad dengan jenis sunnah lainnya, seperti sunnah ghairu muakkad atau sunnah biasa. Pemahaman yang baik tentang karakteristik ini akan membantu umat Islam untuk lebih memperhatikan dan memprioritaskan pelaksanaan sunnah muakkad dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis-jenis Sunnah Muakkad
Sunnah muakkad mencakup berbagai jenis ibadah dan amalan dalam Islam. Berikut adalah beberapa contoh sunnah muakkad yang sering kita jumpai:
- Shalat Sunnah Rawatib
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu. Terdapat 10 rakaat shalat sunnah rawatib yang termasuk dalam kategori sunnah muakkad, yaitu:
- 2 rakaat sebelum Subuh
- 2 rakaat sebelum Dzuhur
- 2 rakaat setelah Dzuhur
- 2 rakaat setelah Maghrib
- 2 rakaat setelah Isya
- Shalat Witir
Shalat Witir adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya dan sebelum waktu Subuh. Jumlah rakaatnya ganjil, minimal 1 rakaat dan maksimal 11 rakaat.
- Shalat Ied (Idul Fitri dan Idul Adha)
Shalat Ied adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Meskipun termasuk sunnah muakkad, shalat Ied memiliki kedudukan yang sangat penting dalam syiar Islam.
- Shalat Tarawih
Shalat Tarawih adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari di bulan Ramadhan. Jumlah rakaatnya bervariasi, ada yang melaksanakan 8 rakaat, 20 rakaat, atau 36 rakaat.
- Puasa 6 Hari di Bulan Syawal
Puasa 6 hari di bulan Syawal adalah puasa sunnah yang dilaksanakan setelah Idul Fitri. Puasa ini memiliki keutamaan yang besar dan termasuk dalam kategori sunnah muakkad.
Selain contoh-contoh di atas, masih banyak lagi amalan sunnah muakkad lainnya yang dapat kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Penting bagi kita untuk memahami dan mengamalkan sunnah-sunnah muakkad ini untuk meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT.
Advertisement
Perbedaan Sunnah Muakkad dan Sunnah Ghairu Muakkad
Untuk lebih memahami konsep sunnah muakkad, penting bagi kita untuk mengetahui perbedaannya dengan sunnah ghairu muakkad. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara kedua jenis sunnah tersebut:
- Tingkat Penekanan
Sunnah muakkad memiliki tingkat penekanan yang lebih kuat dibandingkan dengan sunnah ghairu muakkad. Sunnah muakkad sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara rutin, sedangkan sunnah ghairu muakkad lebih bersifat pilihan.
- Konsistensi Pelaksanaan oleh Nabi Muhammad SAW
Sunnah muakkad adalah amalan yang hampir selalu dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan jarang ditinggalkan. Sementara itu, sunnah ghairu muakkad adalah amalan yang kadang-kadang dilakukan dan kadang-kadang ditinggalkan oleh Nabi.
- Hukum Meninggalkan
Meninggalkan sunnah muakkad tanpa alasan yang kuat dianggap makruh (tidak disukai) dalam pandangan syariat Islam. Sedangkan meninggalkan sunnah ghairu muakkad tidak sampai pada tingkatan makruh.
- Keutamaan dan Pahala
Sunnah muakkad umumnya memiliki keutamaan dan pahala yang lebih besar dibandingkan dengan sunnah ghairu muakkad. Hal ini karena sunnah muakkad lebih dekat kedudukannya dengan ibadah wajib.
- Contoh Amalan
Contoh sunnah muakkad antara lain shalat rawatib, shalat witir, dan shalat Ied. Sedangkan contoh sunnah ghairu muakkad antara lain shalat Dhuha, puasa Senin-Kamis, dan shalat Tahajud.
Pemahaman tentang perbedaan antara sunnah muakkad dan sunnah ghairu muakkad ini penting agar kita dapat memprioritaskan amalan-amalan yang memiliki kedudukan lebih tinggi dalam syariat Islam. Namun, perlu diingat bahwa kedua jenis sunnah ini tetap memiliki nilai dan keutamaan masing-masing dalam meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT.
Manfaat Melaksanakan Sunnah Muakkad
Melaksanakan sunnah muakkad membawa berbagai manfaat bagi kehidupan seorang Muslim, baik di dunia maupun di akhirat. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari mengamalkan sunnah muakkad:
- Meningkatkan Kedekatan dengan Allah SWT
Dengan melaksanakan sunnah muakkad secara konsisten, seorang Muslim dapat meningkatkan kedekatannya dengan Allah SWT. Amalan-amalan sunnah ini menjadi sarana tambahan untuk beribadah dan mengingat Allah di luar ibadah wajib.
- Menyempurnakan Ibadah Wajib
Sunnah muakkad sering kali berfungsi sebagai pelengkap atau penyempurna ibadah wajib. Misalnya, shalat sunnah rawatib dapat menutupi kekurangan yang mungkin terjadi dalam shalat fardhu.
- Mendapatkan Pahala yang Besar
Melaksanakan sunnah muakkad membuka peluang untuk mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Sebagai amalan yang sangat dianjurkan, sunnah muakkad memiliki nilai pahala yang tinggi di sisi Allah.
- Membentuk Karakter dan Kepribadian Muslim
Konsistensi dalam melaksanakan sunnah muakkad dapat membantu membentuk karakter dan kepribadian seorang Muslim yang lebih baik. Hal ini karena amalan-amalan tersebut mengajarkan kedisiplinan, kesabaran, dan ketaatan kepada Allah SWT.
- Mendapatkan Syafaat di Hari Kiamat
Beberapa hadits menjelaskan bahwa amalan sunnah muakkad, seperti shalat witir dan puasa 6 hari di bulan Syawal, dapat menjadi sarana untuk mendapatkan syafaat di hari kiamat.
Dengan memahami manfaat-manfaat ini, diharapkan umat Islam dapat lebih termotivasi untuk melaksanakan sunnah muakkad dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun tidak wajib, amalan-amalan ini memiliki nilai yang sangat berharga dalam meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Advertisement
Cara Membiasakan Diri Melaksanakan Sunnah Muakkad
Membiasakan diri untuk melaksanakan sunnah muakkad secara konsisten mungkin terasa sulit bagi sebagian orang. Namun, dengan tekad yang kuat dan strategi yang tepat, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam mengamalkan sunnah-sunnah ini. Berikut adalah beberapa tips untuk membiasakan diri melaksanakan sunnah muakkad:
- Mulai dari Yang Paling Mudah
Jangan langsung mencoba melaksanakan semua sunnah muakkad sekaligus. Mulailah dari amalan yang paling mudah dan sesuai dengan kondisi Anda. Misalnya, mulai dengan shalat sunnah rawatib qabliyah dan ba'diyah Dzuhur.
- Buat Jadwal dan Rutinitas
Buatlah jadwal khusus untuk melaksanakan sunnah muakkad dan jadikan sebagai bagian dari rutinitas harian Anda. Misalnya, tetapkan waktu untuk shalat Dhuha setiap pagi sebelum beraktivitas.
- Tingkatkan Pemahaman
Pelajari lebih dalam tentang keutamaan dan manfaat dari setiap sunnah muakkad. Pemahaman yang baik akan meningkatkan motivasi Anda untuk melaksanakannya secara konsisten.
- Cari Teman atau Komunitas
Bergabunglah dengan teman atau komunitas yang juga memiliki semangat untuk mengamalkan sunnah muakkad. Saling mengingatkan dan mendukung akan membantu Anda tetap istiqomah.
- Gunakan Teknologi
Manfaatkan aplikasi pengingat ibadah atau kalender Islam di smartphone Anda untuk membantu mengingat waktu-waktu pelaksanaan sunnah muakkad.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, diharapkan kita dapat secara bertahap membiasakan diri untuk melaksanakan sunnah muakkad dalam kehidupan sehari-hari. Ingatlah bahwa konsistensi adalah kunci utama dalam mengamalkan sunnah-sunnah ini.
Pandangan Ulama tentang Sunnah Muakkad
Para ulama Islam memiliki pandangan yang beragam namun umumnya sepakat tentang pentingnya sunnah muakkad dalam kehidupan seorang Muslim. Berikut adalah beberapa pandangan ulama terkait sunnah muakkad:
- Imam Syafi'i
Imam Syafi'i berpendapat bahwa sunnah muakkad memiliki kedudukan yang sangat penting dan hampir menyerupai wajib. Beliau menganjurkan umat Islam untuk menjaga konsistensi dalam melaksanakan sunnah muakkad, terutama shalat rawatib dan shalat witir.
- Imam Abu Hanifah
Dalam mazhab Hanafi, sunnah muakkad disebut juga dengan istilah "wajib amali". Imam Abu Hanifah memandang bahwa meninggalkan sunnah muakkad tanpa alasan yang kuat dapat mengakibatkan dosa, meskipun tidak sebesar dosa meninggalkan kewajiban.
- Imam Malik
Imam Malik memiliki pandangan yang mirip dengan Imam Syafi'i. Beliau sangat menekankan pentingnya melaksanakan sunnah muakkad, terutama yang berkaitan dengan ibadah-ibadah pokok seperti shalat dan puasa.
- Imam Ahmad bin Hanbal
Dalam mazhab Hanbali, sunnah muakkad dipandang sebagai amalan yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan yang besar. Imam Ahmad bin Hanbal menekankan pentingnya menjaga konsistensi dalam melaksanakan sunnah-sunnah ini.
Meskipun terdapat sedikit perbedaan dalam istilah dan penekanan, secara umum para ulama sepakat bahwa sunnah muakkad memiliki kedudukan yang tinggi dalam syariat Islam. Mereka menganjurkan umat Islam untuk menjaga dan mengamalkan sunnah-sunnah ini sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW.
Advertisement
Kesalahpahaman Umum tentang Sunnah Muakkad
Dalam memahami konsep sunnah muakkad, terkadang muncul beberapa kesalahpahaman di kalangan umat Islam. Berikut adalah beberapa kesalahpahaman umum tentang sunnah muakkad beserta penjelasannya:
- Sunnah Muakkad Sama dengan Wajib
Kesalahpahaman: Beberapa orang menganggap bahwa sunnah muakkad memiliki hukum yang sama dengan ibadah wajib.
Penjelasan: Meskipun sangat dianjurkan, sunnah muakkad tetap berbeda dengan ibadah wajib. Meninggalkan sunnah muakkad tidak mengakibatkan dosa seperti meninggalkan kewajiban, meskipun tetap dianggap makruh.
- Semua Sunnah adalah Muakkad
Kesalahpahaman: Ada anggapan bahwa semua amalan sunnah termasuk dalam kategori sunnah muakkad.
Penjelasan: Tidak semua sunnah adalah muakkad. Ada perbedaan antara sunnah muakkad dan sunnah ghairu muakkad, di mana sunnah muakkad memiliki tingkat penekanan yang lebih kuat.
- Sunnah Muakkad Hanya Berkaitan dengan Shalat
Kesalahpahaman: Beberapa orang berpikir bahwa sunnah muakkad hanya terbatas pada amalan-amalan shalat sunnah.
Penjelasan: Meskipun banyak contoh sunnah muakkad berkaitan dengan shalat, konsep ini juga mencakup amalan-amalan lain seperti puasa sunnah, sedekah, dan berbagai bentuk dzikir.
- Meninggalkan Sunnah Muakkad Pasti Berdosa
Kesalahpahaman: Ada anggapan bahwa meninggalkan sunnah muakkad pasti mengakibatkan dosa.
Penjelasan: Meninggalkan sunnah muakkad tanpa alasan yang kuat memang dianggap makruh (tidak disukai), namun tidak sampai pada tingkatan dosa seperti meninggalkan kewajiban.
- Sunnah Muakkad Harus Dilakukan Setiap Saat
Kesalahpahaman: Beberapa orang berpikir bahwa sunnah muakkad harus dilakukan setiap saat tanpa pengecualian.
Penjelasan: Meskipun sangat dianjurkan untuk konsisten, ada situasi di mana meninggalkan sunnah muakkad diperbolehkan, seperti saat sakit atau dalam perjalanan.
Memahami dan meluruskan kesalahpahaman-kesalahpahaman ini penting agar kita dapat memiliki pemahaman yang benar tentang konsep sunnah muakkad. Dengan pemahaman yang tepat, kita dapat menjalankan amalan-amalan sunnah muakkad dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan syariat Islam.
Kesimpulan
Sunnah muakkad merupakan bagian penting dalam ajaran Islam yang memiliki kedudukan istimewa di antara amalan-amalan sunnah lainnya. Sebagai ibadah yang sangat dianjurkan dan mendekati derajat wajib, sunnah muakkad menawarkan berbagai manfaat dan keutamaan bagi umat Muslim yang mengamalkannya secara konsisten.
Dalam artikel ini, kita telah membahas berbagai aspek tentang sunnah muakkad, mulai dari definisi, karakteristik, jenis-jenis, perbedaannya dengan sunnah ghairu muakkad, hingga cara membiasakan diri untuk melaksanakannya. Kita juga telah melihat pandangan para ulama dan meluruskan beberapa kesalahpahaman umum terkait konsep ini.
Penting bagi kita untuk terus meningkatkan pemahaman dan pengamalan sunnah muakkad dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melaksanakan amalan-amalan ini, kita tidak hanya mendapatkan pahala yang besar, tetapi juga meningkatkan kualitas ibadah dan kedekatan kita kepada Allah SWT.
Semoga pembahasan ini dapat menjadi motivasi bagi kita semua untuk lebih memperhatikan dan mengamalkan sunnah-sunnah muakkad. Mari kita jadikan amalan-amalan ini sebagai bagian dari rutinitas ibadah kita, sehingga kita dapat meraih keridhaan Allah SWT dan meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW.
Advertisement
