Penyebab Sariawan, Kenali Gejala dan Pencegahannya

Kenali berbagai penyebab sariawan, gejala yang menyertainya, serta cara pengobatan dan pencegahan yang efektif. Informasi lengkap seputar sariawan di sini.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi Diperbarui 11 Apr 2025, 15:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 15:30 WIB
penyebab sariawan
penyebab sariawan ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Sariawan merupakan kondisi umum yang ditandai dengan munculnya luka atau peradangan pada jaringan lunak di dalam mulut. Luka ini biasanya berbentuk bulat atau oval dengan bagian tengah berwarna putih atau kekuningan dan tepi kemerahan. Sariawan dapat muncul di berbagai bagian mulut seperti lidah, gusi, pipi bagian dalam, langit-langit mulut, atau bibir.

Meskipun umumnya tidak berbahaya, sariawan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan nyeri, terutama saat makan, minum, atau berbicara. Kondisi ini biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu, namun pada beberapa kasus dapat berlangsung lebih lama atau berulang.

Jenis-jenis Sariawan

Terdapat beberapa jenis sariawan yang umum ditemui, di antaranya:

  • Sariawan minor: Jenis yang paling umum, berukuran kecil (kurang dari 1 cm) dan sembuh dalam 1-2 minggu tanpa meninggalkan bekas.
  • Sariawan mayor: Lebih besar dari sariawan minor, dapat bertahan hingga 6 minggu dan terkadang meninggalkan bekas.
  • Sariawan herpetiform: Muncul dalam kelompok luka kecil yang banyak, biasanya pada orang dewasa.

Pemahaman tentang jenis sariawan dapat membantu dalam menentukan penanganan yang tepat. Sariawan minor biasanya tidak memerlukan perawatan khusus, sementara jenis lainnya mungkin membutuhkan perhatian medis.

Penyebab Sariawan

Sariawan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Berikut adalah beberapa penyebab umum sariawan:

1. Cedera pada Jaringan Mulut

Cedera mekanis pada jaringan mulut sering kali menjadi pemicu sariawan. Hal ini dapat terjadi akibat:

  • Tergigit lidah atau pipi secara tidak sengaja saat makan
  • Penggunaan sikat gigi yang terlalu keras
  • Gesekan dari kawat gigi atau gigi palsu yang tidak pas
  • Prosedur gigi yang invasif

Cedera ini dapat merusak lapisan mukosa mulut, menciptakan area yang rentan terhadap infeksi dan peradangan.

2. Kekurangan Nutrisi

Defisiensi nutrisi tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya sariawan. Nutrisi yang paling sering dikaitkan dengan sariawan meliputi:

  • Vitamin B12
  • Asam folat
  • Zat besi
  • Zinc

Kekurangan nutrisi-nutrisi ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi kemampuan jaringan mulut untuk memperbaiki diri, sehingga lebih mudah terkena sariawan.

3. Stres dan Kelelahan

Kondisi stres yang berkepanjangan dan kelelahan fisik dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk sariawan. Stres juga dapat memicu kebiasaan buruk seperti menggigit bibir atau pipi bagian dalam, yang dapat menyebabkan luka dan sariawan.

4. Perubahan Hormon

Fluktuasi hormon, terutama pada wanita, dapat mempengaruhi kesehatan mulut. Sariawan sering muncul selama:

  • Siklus menstruasi
  • Kehamilan
  • Menopause

Perubahan hormon ini dapat mempengaruhi keseimbangan bakteri dalam mulut dan meningkatkan sensitivitas jaringan mulut.

5. Reaksi Alergi

Beberapa orang mungkin mengalami sariawan sebagai reaksi alergi terhadap makanan tertentu atau bahan kimia dalam produk perawatan mulut. Makanan yang sering dikaitkan dengan reaksi alergi yang menyebabkan sariawan meliputi:

  • Kacang-kacangan
  • Cokelat
  • Stroberi
  • Keju
  • Makanan yang mengandung pengawet

Selain itu, pasta gigi dan obat kumur yang mengandung sodium lauryl sulfate (SLS) juga dapat memicu sariawan pada individu yang sensitif.

6. Infeksi

Beberapa jenis infeksi dapat menyebabkan sariawan, termasuk:

  • Infeksi virus, seperti herpes simplex virus (HSV)
  • Infeksi bakteri
  • Infeksi jamur, seperti kandidiasis

Infeksi-infeksi ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat jaringan mulut lebih rentan terhadap sariawan.

7. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa penyakit dan kondisi medis dapat meningkatkan risiko terjadinya sariawan, antara lain:

  • Penyakit Celiac
  • Penyakit Crohn
  • Ulcerative colitis
  • HIV/AIDS
  • Lupus
  • Behçet's disease

Kondisi-kondisi ini sering kali mempengaruhi sistem kekebalan tubuh atau menyebabkan peradangan kronis yang dapat memicu sariawan.

Gejala Sariawan

Gejala sariawan dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Berikut adalah beberapa gejala umum yang sering dialami:

1. Luka Terbuka di Mulut

Ciri khas sariawan adalah munculnya luka terbuka di dalam mulut. Luka ini biasanya:

  • Berbentuk bulat atau oval
  • Berwarna putih atau kekuningan di bagian tengah
  • Memiliki tepi kemerahan
  • Berukuran kecil (1-2 mm) hingga besar (1 cm atau lebih)

Luka ini dapat muncul tunggal atau dalam kelompok, tergantung pada jenis sariawan.

2. Rasa Nyeri dan Perih

Sariawan umumnya terasa nyeri, terutama saat:

  • Makan atau minum, terutama makanan yang asam atau pedas
  • Menyikat gigi
  • Berbicara

Intensitas rasa sakit dapat bervariasi dari ringan hingga sangat mengganggu, tergantung pada ukuran dan lokasi sariawan.

3. Sensasi Terbakar

Selain rasa nyeri, sariawan juga sering disertai dengan sensasi terbakar di area yang terkena. Sensasi ini dapat:

  • Muncul sebelum luka terlihat
  • Bertambah parah saat mengonsumsi makanan tertentu
  • Mengganggu kenyamanan sehari-hari

4. Kesulitan Makan dan Minum

Akibat rasa nyeri dan sensasi terbakar, penderita sariawan sering mengalami:

  • Kesulitan mengunyah makanan
  • Rasa tidak nyaman saat menelan
  • Menghindari makanan tertentu yang memperparah rasa sakit

Hal ini dapat mempengaruhi asupan nutrisi jika berlangsung dalam waktu lama.

5. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

Pada beberapa kasus, terutama sariawan yang parah atau berulang, dapat terjadi:

  • Pembengkakan kelenjar getah bening di bawah rahang atau leher
  • Rasa nyeri saat menekan area tersebut

Ini merupakan respons tubuh terhadap infeksi atau peradangan di mulut.

6. Demam Ringan

Meskipun jarang, beberapa orang mungkin mengalami demam ringan bersamaan dengan munculnya sariawan, terutama jika disebabkan oleh infeksi virus.

Diagnosis Sariawan

Diagnosis sariawan umumnya dapat dilakukan melalui pemeriksaan visual oleh dokter atau dokter gigi. Namun, dalam beberapa kasus, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab atau mengecualikan kondisi lain yang lebih serius. Berikut adalah beberapa metode diagnosis yang mungkin dilakukan:

1. Pemeriksaan Fisik

Langkah pertama dalam diagnosis sariawan adalah pemeriksaan fisik mulut. Dokter atau dokter gigi akan:

  • Memeriksa lokasi, ukuran, dan penampilan luka
  • Menilai tingkat keparahan sariawan
  • Memeriksa gejala lain yang mungkin ada

Pemeriksaan ini biasanya cukup untuk mendiagnosis sariawan biasa.

2. Riwayat Medis

Dokter akan menanyakan tentang:

  • Frekuensi dan durasi sariawan
  • Faktor-faktor yang mungkin memicu sariawan
  • Riwayat penyakit lain yang mungkin terkait
  • Obat-obatan yang sedang dikonsumsi

Informasi ini penting untuk menentukan penyebab dan merencanakan pengobatan yang tepat.

3. Tes Darah

Jika sariawan sering kambuh atau dicurigai ada penyebab sistemik, dokter mungkin merekomendasikan tes darah untuk:

  • Memeriksa kadar vitamin dan mineral (seperti B12, folat, zat besi)
  • Mendeteksi adanya infeksi atau penyakit autoimun
  • Mengecek fungsi sistem kekebalan tubuh

4. Biopsi

Dalam kasus yang jarang, terutama jika sariawan tidak kunjung sembuh atau dicurigai adanya kondisi yang lebih serius, dokter mungkin melakukan biopsi. Prosedur ini melibatkan:

  • Pengambilan sampel kecil jaringan dari area yang terkena
  • Pemeriksaan sampel di bawah mikroskop untuk mendeteksi adanya sel abnormal

Biopsi dapat membantu mengecualikan kondisi seperti kanker mulut.

5. Tes Alergi

Jika dicurigai sariawan disebabkan oleh alergi makanan atau bahan tertentu, dokter mungkin merekomendasikan tes alergi. Ini dapat meliputi:

  • Tes kulit (skin prick test)
  • Tes darah untuk mendeteksi antibodi spesifik

Hasil tes ini dapat membantu mengidentifikasi pemicu alergi yang mungkin menyebabkan sariawan.

Pengobatan Sariawan

Pengobatan sariawan bertujuan untuk meredakan gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah kekambuhan. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang umum digunakan:

1. Perawatan di Rumah

Untuk sariawan ringan, perawatan di rumah sering kali cukup efektif:

  • Berkumur dengan air garam hangat untuk membersihkan area dan mengurangi peradangan
  • Menggunakan obat kumur antiseptik tanpa alkohol
  • Mengoleskan gel lidah buaya untuk menenangkan area yang teriritasi
  • Menghindari makanan pedas, asam, atau keras yang dapat memperparah iritasi

2. Obat-obatan Topikal

Berbagai obat topikal dapat digunakan untuk meredakan gejala sariawan:

  • Gel atau salep yang mengandung benzocaine atau lidocaine untuk mengurangi rasa sakit
  • Obat kumur atau gel kortikosteroid untuk mengurangi peradangan
  • Pasta pelindung yang membentuk lapisan pelindung di atas sariawan

3. Obat-obatan Oral

Untuk kasus yang lebih parah atau sariawan yang sering kambuh, dokter mungkin meresepkan:

  • Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mengurangi nyeri dan peradangan
  • Suplemen vitamin atau mineral jika ditemukan defisiensi
  • Obat imunosupresan dalam kasus tertentu untuk mengurangi respons imun yang berlebihan

4. Terapi Laser

Beberapa dokter gigi menawarkan terapi laser untuk sariawan:

  • Dapat mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa sakit
  • Efektif terutama untuk sariawan yang besar atau sering kambuh

5. Pengobatan Penyebab Dasar

Jika sariawan disebabkan oleh kondisi medis tertentu, pengobatan akan difokuskan pada mengatasi penyebab dasarnya:

  • Pengobatan untuk penyakit autoimun
  • Manajemen stres
  • Penyesuaian diet untuk mengatasi defisiensi nutrisi atau alergi makanan

6. Perubahan Gaya Hidup

Beberapa perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi frekuensi sariawan:

  • Mengurangi stres melalui teknik relaksasi atau olahraga
  • Menjaga kebersihan mulut yang baik
  • Mengonsumsi makanan seimbang kaya nutrisi
  • Menghindari makanan yang diketahui memicu sariawan

Pencegahan Sariawan

Meskipun tidak selalu mungkin untuk mencegah sariawan sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan frekuensi kemunculannya:

1. Menjaga Kebersihan Mulut

Kebersihan mulut yang baik adalah kunci utama dalam pencegahan sariawan:

  • Sikat gigi secara teratur, minimal dua kali sehari
  • Gunakan sikat gigi dengan bulu lembut untuk menghindari iritasi
  • Gunakan benang gigi setiap hari untuk membersihkan sela-sela gigi
  • Bilas mulut dengan air setelah makan untuk menghilangkan sisa makanan

2. Perhatikan Pola Makan

Diet yang seimbang dapat membantu mencegah sariawan:

  • Konsumsi makanan kaya vitamin B12, asam folat, dan zat besi
  • Hindari makanan yang diketahui memicu sariawan pada Anda
  • Kurangi konsumsi makanan pedas, asam, atau terlalu keras
  • Minum air putih yang cukup untuk menjaga kelembaban mulut

3. Kelola Stres

Stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memicu sariawan. Cobalah metode-metode berikut untuk mengelola stres:

  • Latihan pernapasan atau meditasi
  • Olahraga teratur
  • Tidur yang cukup dan berkualitas
  • Hobi atau aktivitas yang menyenangkan

4. Hindari Cedera pada Mulut

Cedera pada jaringan mulut dapat memicu sariawan. Untuk menghindarinya:

  • Berhati-hati saat makan untuk menghindari menggigit pipi atau lidah
  • Jika menggunakan kawat gigi, gunakan lilin ortodontik untuk melindungi jaringan mulut
  • Hindari makanan yang terlalu keras atau tajam

5. Gunakan Produk Perawatan Mulut yang Tepat

Beberapa produk perawatan mulut dapat memicu sariawan pada individu yang sensitif:

  • Pilih pasta gigi tanpa sodium lauryl sulfate (SLS)
  • Gunakan obat kumur tanpa alkohol
  • Jika menggunakan produk pemutih gigi, ikuti petunjuk dengan hati-hati untuk menghindari iritasi

6. Konsultasi Rutin dengan Dokter Gigi

Pemeriksaan gigi rutin dapat membantu mendeteksi dan mengatasi masalah mulut sejak dini:

  • Lakukan pemeriksaan gigi setidaknya dua kali setahun
  • Diskusikan dengan dokter gigi jika Anda sering mengalami sariawan
  • Ikuti saran dokter gigi untuk perawatan mulut yang optimal

Mitos dan Fakta Seputar Sariawan

Terdapat banyak mitos seputar sariawan yang beredar di masyarakat. Berikut adalah beberapa mitos umum beserta faktanya:

Mitos 1: Sariawan Menular

Fakta: Sariawan umumnya tidak menular. Berbeda dengan herpes mulut yang disebabkan oleh virus dan dapat menular, sariawan biasa (aphthous ulcer) bukan disebabkan oleh infeksi yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain.

Mitos 2: Sariawan Hanya Disebabkan oleh Kekurangan Vitamin C

Fakta: Meskipun kekurangan vitamin C dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko sariawan, ini bukan satu-satunya penyebab. Sariawan dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk stres, cedera, alergi, dan kondisi medis lainnya.

Mitos 3: Mengoles Garam Langsung pada Sariawan Akan Mempercepat Penyembuhan

Fakta: Mengoles garam langsung pada sariawan dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit yang lebih parah. Cara yang lebih aman adalah berkumur dengan larutan air garam hangat untuk membersihkan area dan mengurangi peradangan.

Mitos 4: Sariawan Selalu Disebabkan oleh Makanan Pedas atau Asam

Fakta: Meskipun makanan pedas atau asam dapat memperparah sariawan yang sudah ada, makanan-makanan ini tidak selalu menjadi penyebab utama. Sariawan dapat muncul karena berbagai faktor lain seperti stres, kekurangan nutrisi, atau gangguan sistem kekebalan tubuh.

Mitos 5: Sariawan Hanya Terjadi di Dalam Mulut

Fakta: Meskipun sariawan paling sering terjadi di dalam mulut, beberapa jenis sariawan juga dapat muncul di bibir atau bahkan di tenggorokan. Sariawan di tenggorokan dapat menyebabkan rasa sakit saat menelan.

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun sebagian besar sariawan dapat sembuh sendiri, ada beberapa situasi di mana Anda perlu mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter atau dokter gigi:

1. Sariawan yang Tidak Kunjung Sembuh

Jika sariawan tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan setelah dua minggu, ini mungkin mengindikasikan adanya masalah yang lebih serius. Konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

2. Sariawan yang Sangat Besar atau Menyakitkan

Sariawan yang berukuran lebih dari 1 cm atau yang menyebabkan rasa sakit yang tidak tertahankan mungkin memerlukan perawatan medis. Dokter dapat meresepkan obat yang lebih kuat untuk meredakan gejala.

3. Sariawan yang Sering Kambuh

Jika Anda mengalami sariawan lebih dari 3-4 kali dalam setahun, ini mungkin menandakan adanya masalah kesehatan yang mendasarinya. Pemeriksaan medis dapat membantu mengidentifikasi penyebabnya.

4. Sariawan Disertai Gejala Lain

Jika sariawan disertai dengan gejala seperti demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening, atau kesulitan menelan yang parah, segera konsultasikan dengan dokter karena ini bisa menjadi tanda infeksi yang lebih serius.

5. Perubahan dalam Penampilan Sariawan

Jika Anda memperhatikan perubahan dalam penampilan sariawan, seperti warna yang tidak biasa atau pertumbuhan yang cepat, ini bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius dan memerlukan evaluasi medis.

6. Sariawan pada Pasien dengan Sistem Kekebalan Lemah

Bagi individu dengan kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh (seperti HIV/AIDS atau sedang menjalani kemoterapi), sariawan dapat menjadi lebih serius dan memerlukan penanganan medis segera.

Kesimpulan

Sariawan merupakan kondisi umum yang dapat mengganggu kenyamanan sehari-hari. Meskipun sebagian besar kasus sariawan tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, pemahaman tentang penyebab, gejala, dan cara penanganannya sangat penting. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan mengenali kapan harus mencari bantuan medis, Anda dapat mengelola sariawan dengan lebih efektif dan meminimalkan dampaknya pada kualitas hidup Anda.

Ingatlah bahwa kesehatan mulut adalah bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan. Menjaga kebersihan mulut, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, mengelola stres, dan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi adalah langkah-langkah penting dalam mencegah sariawan dan menjaga kesehatan mulut secara umum. Jika Anda mengalami sariawan yang persisten atau berulang, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan menyeluruh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya