Penyebab Bisul dan Cara Mengatasinya, Perlu Diketahui

Pelajari penyebab bisul, gejala, pengobatan, dan cara mencegahnya. Informasi lengkap tentang bisul dari gejala awal hingga perawatan jangka panjang.

oleh Ayu Isti Prabandari Diperbarui 11 Apr 2025, 15:55 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 15:55 WIB
penyebab bisul
penyebab bisul ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Apa Itu Bisul?

Liputan6.com, Jakarta Bisul atau furunkel adalah infeksi bakteri pada folikel rambut yang menyebabkan benjolan merah berisi nanah di kulit. Bisul umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang menginfeksi folikel rambut dan jaringan di sekitarnya. Benjolan ini terasa nyeri, meradang, dan dapat membesar seiring waktu.

Bisul paling sering muncul di area tubuh yang sering berkeringat atau mengalami gesekan seperti wajah, leher, ketiak, bokong, dan paha. Meski umumnya tidak berbahaya, bisul dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu penampilan. Dalam beberapa kasus, bisul juga dapat menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat.

Gejala Bisul

Gejala awal munculnya bisul biasanya ditandai dengan:

  • Benjolan kecil berwarna merah di kulit
  • Rasa gatal atau nyeri di area benjolan
  • Kulit di sekitar benjolan terasa hangat
  • Pembengkakan di area yang terkena

Seiring perkembangannya, gejala bisul dapat meliputi:

  • Benjolan membesar hingga berdiameter 1-3 cm
  • Warna benjolan semakin merah atau keunguan
  • Rasa nyeri yang semakin intens
  • Terbentuknya titik putih atau kuning di puncak benjolan
  • Pecahnya benjolan dan keluarnya nanah
  • Demam ringan

Pada kasus yang lebih parah, beberapa bisul dapat bergabung membentuk karbunkel. Karbunkel menimbulkan gejala yang lebih berat seperti demam tinggi, kelelahan, dan rasa sakit yang menyebar.

Penyebab Bisul

Penyebab utama timbulnya bisul adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus pada folikel rambut. Bakteri ini sebenarnya merupakan flora normal yang ada di kulit dan hidung manusia. Namun dalam kondisi tertentu, bakteri ini dapat menginfeksi folikel rambut dan menyebabkan peradangan.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena bisul antara lain:

  • Kebersihan diri yang kurang terjaga
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Diabetes atau gangguan hormon lainnya
  • Obesitas
  • Kondisi kulit tertentu seperti eksim atau jerawat
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Paparan bahan kimia yang mengiritasi kulit
  • Gesekan atau tekanan berlebih pada kulit
  • Kontak langsung dengan penderita bisul

Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan adanya faktor genetik yang dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi Staphylococcus aureus dan timbulnya bisul berulang.

Diagnosis Bisul

Diagnosis bisul umumnya dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan gejala yang dialami pasien. Dokter akan memeriksa karakteristik benjolan, ukuran, warna, serta kondisi kulit di sekitarnya. Riwayat medis pasien juga akan ditanyakan untuk mengetahui faktor risiko yang mungkin berperan.

Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti:

  • Kultur bakteri dari sampel nanah untuk mengidentifikasi jenis bakteri penyebab
  • Tes darah untuk memeriksa kadar sel darah putih dan mendeteksi adanya infeksi sistemik
  • Pemeriksaan gula darah untuk mendeteksi diabetes
  • Tes sensitivitas antibiotik jika bisul tidak merespon pengobatan standar

Pemeriksaan lebih lanjut biasanya dilakukan jika bisul terjadi berulang, muncul dalam jumlah banyak, atau disertai gejala sistemik yang berat. Hal ini penting untuk menentukan penyebab yang mendasari dan memberikan penanganan yang tepat.

Pengobatan Bisul

Penanganan bisul dapat dilakukan melalui perawatan di rumah maupun pengobatan medis, tergantung pada tingkat keparahannya. Berikut beberapa metode pengobatan bisul:

1. Perawatan di Rumah

Untuk bisul ringan, beberapa langkah perawatan yang dapat dilakukan di rumah antara lain:

  • Kompres hangat: Tempelkan handuk hangat pada area bisul selama 10-15 menit, 3-4 kali sehari. Ini membantu melancarkan aliran darah dan mempercepat pematangan bisul.
  • Jaga kebersihan: Bersihkan area bisul dengan sabun antibakteri dan air hangat secara lembut.
  • Hindari memencet: Jangan coba memencet atau memecahkan bisul karena dapat menyebarkan infeksi.
  • Tutup dengan perban: Gunakan perban steril untuk melindungi bisul dari gesekan dan kontaminasi.
  • Konsumsi pereda nyeri: Obat seperti ibuprofen atau paracetamol dapat membantu meredakan nyeri dan demam.

2. Pengobatan Medis

Jika bisul tidak membaik dengan perawatan di rumah, dokter mungkin akan merekomendasikan:

  • Antibiotik: Diberikan dalam bentuk salep atau oral untuk mengatasi infeksi bakteri.
  • Insisi dan drainase: Prosedur minor untuk mengeluarkan nanah dari bisul yang besar atau dalam.
  • Kortikosteroid: Untuk mengurangi peradangan pada kasus yang parah.
  • Imunomodulator: Pada kasus bisul berulang untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.

3. Pengobatan Tradisional

Beberapa bahan alami yang dipercaya dapat membantu mempercepat penyembuhan bisul antara lain:

  • Bawang putih: Memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi.
  • Kunyit: Mengandung kurkumin yang dapat meredakan peradangan.
  • Daun sirih: Memiliki efek antiseptik dan antiinflamasi.
  • Minyak tea tree: Bersifat antibakteri dan dapat membantu mengeringkan bisul.

Meski demikian, penggunaan obat tradisional sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

Pencegahan Bisul

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya bisul antara lain:

  • Jaga kebersihan diri dengan mandi teratur dan mencuci tangan dengan benar
  • Hindari berbagi barang pribadi seperti handuk atau alat cukur
  • Gunakan pakaian yang longgar dan menyerap keringat
  • Atasi kondisi kulit yang mendasari seperti jerawat atau eksim
  • Kelola penyakit kronis seperti diabetes dengan baik
  • Perkuat sistem kekebalan tubuh dengan pola hidup sehat
  • Hindari menggaruk atau menggosok kulit terlalu keras
  • Segera bersihkan dan obati luka kecil di kulit

Komplikasi Bisul

Meski jarang terjadi, bisul yang tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan komplikasi seperti:

  • Selulitis: Infeksi menyebar ke lapisan kulit yang lebih dalam
  • Osteomielitis: Infeksi menyebar ke tulang
  • Sepsis: Infeksi masuk ke aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh
  • Endokarditis: Infeksi pada katup jantung
  • Meningitis: Infeksi pada selaput otak
  • Pembentukan abses di organ dalam
  • Jaringan parut permanen

Oleh karena itu, penting untuk menangani bisul dengan benar dan segera berkonsultasi ke dokter jika muncul gejala yang mengkhawatirkan.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami kondisi berikut:

  • Bisul berukuran lebih dari 5 cm
  • Bisul muncul di wajah, dekat mata, hidung, atau mulut
  • Bisul disertai demam tinggi (di atas 38°C)
  • Rasa nyeri yang sangat hebat
  • Muncul lebih dari satu bisul sekaligus
  • Bisul tidak membaik setelah 2 minggu perawatan di rumah
  • Bisul berulang dalam waktu singkat
  • Muncul garis merah menyebar dari bisul
  • Mengalami penyakit kronis seperti diabetes atau gangguan kekebalan tubuh

Penanganan medis yang tepat dan cepat dapat mencegah komplikasi serius dan mempercepat proses penyembuhan bisul.

Mitos dan Fakta Seputar Bisul

Beberapa mitos dan fakta tentang bisul yang perlu diketahui:

Mitos:

  • Bisul disebabkan oleh makanan tertentu seperti telur atau makanan berminyak
  • Memencet bisul akan mempercepat penyembuhannya
  • Bisul hanya menyerang orang dengan kebersihan buruk
  • Mengoleskan pasta gigi dapat mengeringkan bisul

Fakta:

  • Penyebab utama bisul adalah infeksi bakteri, bukan makanan tertentu
  • Memencet bisul justru dapat menyebarkan infeksi
  • Bisul dapat menyerang siapa saja, termasuk orang dengan kebersihan baik
  • Pasta gigi tidak efektif mengobati bisul dan dapat mengiritasi kulit

Perawatan Jangka Panjang

Bagi individu yang sering mengalami bisul berulang, beberapa langkah perawatan jangka panjang yang dapat dilakukan antara lain:

  • Menjalani tes untuk mendeteksi penyakit yang mendasari seperti diabetes atau gangguan sistem imun
  • Menggunakan sabun antibakteri secara rutin
  • Menjalani terapi dekolonisasi bakteri jika ditemukan kolonisasi S. aureus di hidung
  • Mengonsumsi suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh
  • Menghindari faktor pemicu seperti pakaian ketat atau gesekan berlebih pada kulit
  • Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan

Dengan perawatan yang tepat dan konsisten, frekuensi munculnya bisul dapat dikurangi secara signifikan.

Kesimpulan

Bisul merupakan infeksi kulit yang umum terjadi namun dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Pemahaman tentang penyebab, gejala, dan cara penanganan bisul sangat penting untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan. Menjaga kebersihan diri, pola hidup sehat, serta penanganan yang tepat dan cepat merupakan kunci utama dalam mengatasi masalah bisul. Jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang optimal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya