Penyebab GERD adalah Gaya Hidup Buruk, Ketahui Gejala dan Pengobatannya

Penyebab GERD adalah melemahnya otot sfingter esofagus bawah. Kenali gejala, faktor risiko, dan cara mengatasi penyakit asam lambung ini.

oleh Nisa Mutia Sari Diperbarui 28 Mar 2025, 13:32 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2025, 13:32 WIB
Ilustrasi penderita GERD/freepik.com/jcomp
Dapatkan inspirasi diet untuk penderita penyakit GERD, supaya diet berjalan lancar tanpa gejala GERD yang mengganggu. (Sumber: Freepik/jcomp).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung merupakan kondisi medis yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan secara berulang. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan gejala yang mengganggu kualitas hidup penderitanya. Memahami penyebab GERD adalah langkah penting untuk mencegah dan mengelola penyakit ini dengan baik.

Promosi 1

Definisi GERD

GERD adalah gangguan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan naiknya asam lambung ke kerongkongan (esofagus). Kondisi ini terjadi ketika otot sfingter esofagus bagian bawah (lower esophageal sphincter/LES) melemah atau tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, asam lambung dapat dengan mudah naik dan mengiritasi lapisan kerongkongan.

Dalam keadaan normal, LES berperan sebagai katup yang mencegah isi lambung naik kembali ke kerongkongan. LES akan terbuka saat menelan makanan dan menutup kembali setelah makanan masuk ke lambung. Namun pada penderita GERD, LES tidak dapat menutup dengan sempurna sehingga memungkinkan terjadinya refluks asam lambung.

Penyebab GERD

Penyebab utama GERD adalah melemahnya otot sfingter esofagus bagian bawah. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya GERD, antara lain:

1. Faktor Gaya Hidup

  • Obesitas atau kelebihan berat badan
  • Merokok
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Pola makan tidak teratur
  • Makan dalam porsi besar
  • Berbaring atau tidur segera setelah makan
  • Mengonsumsi makanan berlemak, pedas, atau asam
  • Minum minuman berkafein atau bersoda

2. Faktor Kesehatan

  • Kehamilan
  • Hernia hiatus
  • Gastroparesis (lambatnya pengosongan lambung)
  • Skleroderma
  • Asma
  • Diabetes

3. Faktor Obat-obatan

  • Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID)
  • Aspirin
  • Obat antidepresan
  • Calcium channel blockers
  • Antihistamin
  • Obat asma

4. Faktor Genetik

Beberapa penelitian menunjukkan adanya kemungkinan faktor genetik yang berperan dalam terjadinya GERD. Variasi DNA yang disebut GNB3 C825T dianggap sebagai gen yang berisiko membawa penyakit GERD dan masalah kesehatan lain yang berhubungan dengan organ kerongkongan.

Gejala GERD

Gejala GERD dapat bervariasi pada setiap individu, namun beberapa gejala umum yang sering dialami penderita GERD antara lain:

1. Heartburn

Heartburn atau sensasi terbakar di dada merupakan gejala paling umum dari GERD. Rasa panas atau terbakar ini biasanya muncul setelah makan dan dapat bertahan selama beberapa jam. Sensasi ini sering diperparah saat berbaring atau membungkuk.

2. Regurgitasi

Regurgitasi adalah kondisi di mana isi lambung naik kembali ke kerongkongan atau mulut. Hal ini dapat menyebabkan rasa asam atau pahit di mulut dan tenggorokan.

3. Disfagia

Disfagia atau kesulitan menelan dapat terjadi akibat peradangan atau penyempitan kerongkongan yang disebabkan oleh iritasi asam lambung yang terus-menerus.

4. Nyeri Dada

Nyeri dada yang terkait dengan GERD sering kali sulit dibedakan dari nyeri dada akibat masalah jantung. Nyeri ini biasanya terasa seperti tekanan atau rasa terbakar yang intens di bawah tulang dada.

5. Gejala Lain

  • Batuk kronis
  • Suara serak
  • Sakit tenggorokan
  • Rasa mengganjal di tenggorokan
  • Mual dan muntah
  • Bau mulut
  • Erosi gigi

Diagnosis GERD

6 Cara Memilih Menu Sahur & Berbuka untuk Penderita Lambung (photo by pexels.com)
Ilustrasi penderita GERD (sumber foto: pexels.com/cottonbro studio)... Selengkapnya

Diagnosis GERD biasanya dimulai dengan evaluasi gejala dan riwayat medis pasien. Dokter akan menanyakan tentang frekuensi dan keparahan gejala, serta faktor-faktor yang mungkin memicu atau memperburuk gejala tersebut. Beberapa metode diagnosis yang mungkin dilakukan antara lain:

1. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi umum pasien dan mencari tanda-tanda komplikasi GERD.

2. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas

Prosedur ini menggunakan kamera kecil yang dimasukkan melalui mulut untuk memeriksa kondisi kerongkongan, lambung, dan usus dua belas jari. Endoskopi dapat membantu mengidentifikasi peradangan, luka, atau perubahan abnormal pada lapisan kerongkongan.

3. Pemantauan pH Kerongkongan

Tes ini mengukur tingkat keasaman di kerongkongan selama 24-48 jam untuk mendeteksi refluks asam lambung.

4. Manometri Esofagus

Prosedur ini mengevaluasi fungsi otot kerongkongan dan sfingter esofagus bawah.

5. Rontgen Barium

Pasien diminta menelan cairan barium, kemudian dilakukan pencitraan sinar-X untuk melihat struktur dan fungsi saluran pencernaan bagian atas.

Pengobatan GERD

Pengobatan GERD bertujuan untuk mengurangi gejala, menyembuhkan kerusakan pada kerongkongan, dan mencegah komplikasi. Beberapa pilihan pengobatan yang tersedia antara lain:

1. Perubahan Gaya Hidup

  • Menurunkan berat badan jika mengalami obesitas
  • Menghindari makanan pemicu, seperti makanan berlemak, pedas, atau asam
  • Makan dalam porsi kecil tapi sering
  • Tidak berbaring segera setelah makan
  • Berhenti merokok
  • Mengurangi konsumsi alkohol dan kafein
  • Tidur dengan kepala lebih tinggi

2. Obat-obatan

  • Antasida: untuk menetralkan asam lambung
  • Penghambat pompa proton (PPI): untuk mengurangi produksi asam lambung
  • Antagonis reseptor H2: untuk mengurangi produksi asam lambung
  • Prokinetik: untuk mempercepat pengosongan lambung

3. Terapi Endoskopi

Beberapa prosedur endoskopi dapat dilakukan untuk memperkuat sfingter esofagus bawah, seperti fundoplikasi endoskopik atau pemasangan perangkat anti-refluks.

4. Pembedahan

Dalam kasus yang parah atau tidak responsif terhadap pengobatan lain, pembedahan seperti fundoplikasi Nissen dapat dipertimbangkan. Prosedur ini bertujuan untuk memperkuat sfingter esofagus bawah dan mencegah refluks asam lambung.

Pencegahan GERD

Meskipun tidak semua kasus GERD dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya GERD atau mencegah kekambuhan gejala:

1. Menjaga Berat Badan Ideal

Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada perut dan sfingter esofagus bawah, sehingga meningkatkan risiko GERD. Menjaga berat badan ideal dapat membantu mengurangi risiko ini.

2. Mengatur Pola Makan

  • Makan dalam porsi kecil tapi sering
  • Menghindari makanan yang memicu gejala GERD
  • Tidak makan 2-3 jam sebelum tidur

3. Menghindari Kebiasaan Buruk

  • Berhenti merokok
  • Mengurangi konsumsi alkohol
  • Membatasi konsumsi kafein

4. Mengatur Posisi Tidur

Tidur dengan kepala lebih tinggi dapat membantu mencegah refluks asam lambung saat tidur.

5. Mengelola Stres

Stres dapat memperburuk gejala GERD. Teknik relaksasi, meditasi, atau olahraga ringan dapat membantu mengelola stres.

Komplikasi GERD

Jika tidak ditangani dengan baik, GERD dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, antara lain:

1. Esofagitis

Peradangan pada lapisan kerongkongan akibat paparan asam lambung yang terus-menerus.

2. Striktur Esofagus

Penyempitan kerongkongan akibat pembentukan jaringan parut, yang dapat menyebabkan kesulitan menelan.

3. Esofagus Barrett

Perubahan pada sel-sel lapisan kerongkongan yang dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.

4. Ulkus Esofagus

Luka terbuka pada lapisan kerongkongan yang dapat menyebabkan perdarahan.

5. Masalah Pernapasan

GERD dapat memicu atau memperburuk kondisi seperti asma, bronkitis, atau pneumonia aspirasi.

Kapan Harus ke Dokter?

Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala GERD yang persisten atau mengganggu kualitas hidup Anda. Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami:

  • Kesulitan menelan yang parah atau nyeri saat menelan
  • Muntah dengan darah atau material yang menyerupai ampas kopi
  • Buang air besar berwarna hitam atau berdarah
  • Nyeri dada yang parah atau menjalar ke lengan, rahang, atau punggung
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja

FAQ Seputar GERD

1. Apakah GERD bisa sembuh total?

GERD umumnya merupakan kondisi kronis yang memerlukan pengelolaan jangka panjang. Meskipun gejala dapat dikontrol dengan baik melalui perubahan gaya hidup dan pengobatan, GERD jarang sembuh total. Namun, dengan penanganan yang tepat, banyak penderita GERD dapat menjalani hidup normal tanpa gejala yang mengganggu.

2. Apakah GERD berbahaya?

Meskipun GERD umumnya tidak mengancam jiwa, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Komplikasi seperti esofagitis, striktur esofagus, atau esofagus Barrett dapat mempengaruhi kualitas hidup dan bahkan meningkatkan risiko kanker esofagus.

3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan GERD?

Waktu penyembuhan GERD bervariasi tergantung pada keparahan kondisi dan respons terhadap pengobatan. Beberapa orang mungkin mengalami perbaikan gejala dalam beberapa minggu dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan, sementara yang lain mungkin memerlukan penanganan jangka panjang.

4. Apakah GERD sama dengan maag?

Meskipun GERD dan maag sama-sama melibatkan masalah pada sistem pencernaan, keduanya adalah kondisi yang berbeda. Maag umumnya mengacu pada peradangan atau iritasi pada lapisan lambung, sementara GERD melibatkan refluks asam lambung ke kerongkongan.

5. Apakah stres dapat menyebabkan GERD?

Stres sendiri tidak secara langsung menyebabkan GERD, namun dapat memperburuk gejala pada penderita GERD. Stres dapat mempengaruhi pola makan, meningkatkan produksi asam lambung, dan memengaruhi fungsi otot sfingter esofagus bawah.

Kesimpulan

GERD adalah kondisi medis yang dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya jika tidak ditangani dengan baik. Memahami penyebab GERD adalah langkah penting dalam mencegah dan mengelola penyakit ini. Faktor gaya hidup, kesehatan, dan genetik dapat berperan dalam terjadinya GERD. Dengan mengenali gejala, melakukan perubahan gaya hidup, dan mendapatkan pengobatan yang tepat, penderita GERD dapat mengendalikan gejala dan mencegah komplikasi serius. Jika Anda mengalami gejala GERD yang persisten, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya