Liputan6.com, Brasilia - Profesi peternak lebah ternyata tak hanya bisa dilakukan oleh manusia. Tapi juga dilakukan oleh keledai.
Keledai peternak bernama Boneco itu ada di Brasil.
Untuk mendukung pekerjaannya, si peternak lebah berkaki empat itu juga dilengkapi dengan kostum pelindung layaknya peternak manusia. Sang majikan, Manuel Juraci yang membuatkan kostum itu untuknya.
Juraci sengaja membuat kostum pelindung itu, agar Boneco tak disengat lebah. Bahan pembuatnya pun sama dengan yang digunakan oleh manusia.
Baca Juga
Setelah menggunakan kostum itu, panen madunya di Itatira, Brasil meningkat. Pasangan Boneco dan Manuel itu pun menjadi peternak tersukses di wilayahnya. Nama keduanya pun kian populer.
Advertisement
"Boneco si keledai adalah satu-satunya keledai yang menggeluti pekerjaan itu," ujar Juraci kepada stasiun TV G1 Ceara.
Dari 120 peternak lebah di kota pedesaan itu, Juraci dan keledai Boneco bisa memanen 9 liter madu setiap hari. Jumlah itu lebih banyak dari yang bisa dilakukan oleh sebagian besar petani, yang melakukan panen madu sendiri.
Juraci-Boneco beralih ke produksi madu 10 tahun yang lalu, ketika pertanian biasa terbukti terlalu sulit karena iklim kering di kawasan itu.
Setelah mengetahui keberadaan duet peternak madu manusia-hewan bernama Juraci-Boneco, Asosiasi Produsen Madu pun mendekati mereka. Juraci diminta untuk memproduksi massal pakaian pelindung anti-lebah khusus hewan.
Namun Juraci masih mempertimbangkan tawaran tersebut, ia mengatakan itu tidak hanya pakaian Boneco yang menyebabkan keberhasilannya sebagai petani madu. "Bukan untuk menjelekkan yang lain, tapi Boneco adalah teman setia," kata dia.
Meski Boneco satu-satunya keledai peternak lebah, tapi ternyata ia bukanlah satu-satunya hewan yang melakukan pekerjaan itu. Pendahulunya, anjing Labrador hitam bernama Bazz.
Bazz secara khusus dilatih oleh peternak lebah Australia Josh Kennett, untuk mendeteksi wabah lebah pembunuh yang dikenal dengan sebutan American foulbrood.
Sementara untuk kostumnya, Kennett terpaksa merancang sendiri. Karena ia telah merasakan disengat lebah, dan tak ingin Bazz merasakannya juga.
(Shinta Sinaga)