Liputan6.com, Mongolia - Para pengguna Internet Cina mengekspresikan kemarahan mereka, setelah melihat gambar sekitar 100 anjing liar dikubur hidup-hidup di wilayah Mongolia dalam, China utara. Mereka semakin geram, karena tak ada yang berusaha menolong hewan sahabat manusia itu.
Semua itu berawal dari gambar sejumlah anjing terjebak dalam sebuah lubang, yang beredar di media sosial di China, dengan tulisan pesan meminta bantuan. Lalu para pengguna internet tersebut pun gempar.
"Saya melihat foto-foto anjing dari jejaring sosial WeChat,"Â ungkap seorang wanita yang tidak disebutkan namanya kepada CNN, dilansir Rabu (30/4/2014).
"Saya dan beberapa relawan lain pergi mencari lubang tersebut, dan beruntung kami menemukannya," jelas dia.
Berbekal tali, kelompok tersebut berhasil menyelamatkan 20 anjing pada Rabu sore 23 April pekan lalu.
"Pertama kami mencoba menggunakan ember dan tangga, tapi tidak berhasil. Kemudian kami mengikat simpul untuk membuat lingkaran dengan tali, menurunkannya ke dalam lubang dan menaruh makanan pada tali untuk menarik perhatian anjing agar mereka keluar dari lubang dengan tali itu," beber relawan perempuan itu.
Meski berhasil, tetapi masih banyak anjing yang terjebak dalam lubang itu. Akhirnya para relawan menghubungi badan amal binatang di dekatnya, Yinchuan Stray Animals Home, untuk mendapatkan bantuan.
Tapi ketika Yinchuan datang untuk menyelamatkan anjing-anjing itu keesokan pagi, mereka menemukan hanya menemukan tinggal beberapa anjing saja yang berlarian dan menggonggong.
Mengerikan, saat itu juga lubang telah ditimbun dengan tanah. Alat untuk menggali mereka kurang, sehingga tim hanya bisa menyelamatkan beberapa anjing yang terlihat.
"Anda bisa melihat teror di mata mereka (anjing), mereka sangat takut dengan manusia," kata Liu, relawan Yinchuan.
"Mereka (anjing-anjing) itu tidak mau berpisah satu sama lain," kata pekerja lain bernama Zhang. "Mereka tampak diam dan tertekan."
Lalu 2 hari kemudian pada Jumat 25 April, Yinchuan kembali dengan eksavator dan menggali lokasi itu. Mereka menemukan enam anjing mati, tapi masih banyak anjing belum ditemukan.
Para relawan menduga bahwa anjing lainnya juga bernasib sama dengan keenam anjing malang itu, dan mayatnya dipindah ke tempat lain. Siapa yang bertanggung jawab?
Setelah berita tentang insiden penyelamatan ini tersebar di dunia maya, beritanya pun menjadi 'buah bibir' terhangat selama sepekan.
Sebagian besar pengguna internet pun kembali menyatakan kemarahannya, menyebutkan penguburan anjing-anjing liar itu aksi memalukan dan tidak manusiawi.
Beberapa menyerukan pembentukan undang-undang kekejaman binatang di China --negara ini tidak memiliki undang-undang tersebut.
Dugaan terhadap aparat setempat yang menjadi pelaku pengubur anjing pun mengemuka, dari perbincangan hangat di dunia maya itu.
Namun para pejabat membantah tuduhan, yang semestinya adalah tanggungjawab mereka.
Advertisement
"Investigasi kami menunjukkan bahwa apa yang menyebar online adalah tidak benar," kata juru bicara Departemen Publisitas Axla Left Banner, Wang -- dari divisi administrasi di Mongolia dalam.
Sementara itu, wanita yang membantu menyelamatkan 20 anjing pertama mengatakan, dia enggan untuk menarik kesimpulan. "Aku hanya sebagai sukarelawan yang menemukan enam mayat anjing," katanya.
"Aku benar-benar tidak tahu. Aku bertanya-tanya juga," ujarnya ketika ditanya apakah dia percaya anjing yang tersisa diselamatkan.