Liputan6.com, Canberra - Identitas warga negara Indonesia (WNI) yang dimutilasi dan dimasak kekasihnya di Australia sudah diketahui. Ia adalah Mayang Prasetyo, pria transgender yang disebut-sebut berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK) di Negeri Kanguru.
Diberitakan News.com.au, Selasa (7/10/2014), Mayang adalah PSK waria high class. Ia mendapatkan bayaran tinggi usai 'melayani' para tamu, dan mengirim penghasilannya untuk membiayai pendidikan saudara-saudaranya di Indonesia.
Situs Courier Mail menuliskan, Mayang yang berusia 27 tahun itu berpenghasilan sampai $ 500 Australia per jam atau sekitar Rp 5,3 juta untuk jasanya sebagai PSK waria. Ia juga disebut-sebut bermimpi suatu hari transisi seluruhnya sebagai seorang wanita dan menjadi ibu.
Advertisement
Dalam sebuah iklan yang memuat gambar Mayang sebagai pendamping kelas internasional, tertulis biayanya $ 200 Australia sampai $ 500 Australia. Iklan lain yang lebih seksi yang menawarkan jasa juga sempat beredar di London.
Menurut teman-temannya, Mayang telah menikah dengan chef Peter Volke tahun 2013 setelah pasangan bertemu di sebuah kapal pesiar dan pindah ke Brisbane. Pasangan itu terlihat hidup nyaman di apartemen modern Ternerrife selama tiga bulan.
Berdasarkan akun Facebook Mayang, ia tengah menempuh pendidikan di RMIT University dan pernah mengemban studi di Ghetto University dan BPI 1 Bandung. Lalu ia menuliskan sedang bekerja di Le Femme Garcon.
Berikutnya: Duka kerabat Mayang di Indonesia
Duka Kerabat
Meninggalnya Mayang secara tragis membuat teman-teman dan keluarga di Indonesia berduka. Mereka merasa sangat kehilangan sosok bernama asli Febri itu.
"Anak sulungku yang membiayai saudara-saudaranya sekolah," ujar ibu mendiang Mayang, Nining Sukarni kepada Courier Mail.
Salah satu temannya Mayang yang menyampaikan belasungkawanya melalui Facebook, menyebut dia sebagai wanita berhati besar dan mengenangnya sebagai malaikat cantik.
Mantan kekasih Mayang, yang juga merasa kehilangan menyebutnya sebagai seorang pemimpin sejati dan seorang pemberani. "Aku tahu aku telah bertemu orang yang mengagumkan, dan memiliki teman baru yang tak ingin kehilangannya...," tulis pria bernama Brad Whitehouse.
"Aku sedih seperti teman-temannya, apalagi mereka yang ada di Indonesia, dan tentu saja keluarga yang bergantung padanya pasti sangat berduka," sambung Brad.
Dalam posting yang sama, Brad juga menulis mimpi Mayang yang ingin sekali menjadi seorang ibu. "Mayang hidup sebagai seorang wanita dan ingin membuat langkah besar suatu hari dengan menjadi wanita seutuhnya. Mengadopsi anak dan menjadi ibu serta seorang pengusaha yang sukses," ungkap Brad.
Teman-teman Mayang dan Marcus Peter Volke juga sangat berduka atas kepergian mereka. Tak menyangka berakhir tragis, padahal keduanya terlihat sebagai pasangan menikah yang amat bahagia. Tak ada tanda mereka bermasalah dalam hubungan beberapa minggu terakhir.
Menurut polisi, Marcus juga tidak memiliki riwayat kriminal atau narkoba.
Rekan-rekan Marcus juga mengungkapkan tak ada yang janggal. Pria yang berprofesi sebagai chef itu tampak normal dalam beberapa pekan terakhir. Namun teman-teman Mayang mengaku tiba-tiba saja suaminya berperilaku 'sangat dingin'.
Awal Kejadian
Tetangga mengaku sempat mendengar belakangan mulai ada pertengkaran. Setelah Marcus ke rumah sakit akhir pekan lalu dan mengatakan telah dilukai pasangannya saat bertengkar.
Lalu tetangga melaporkan ada bau busuk dari dalam apartemen yang ditinggali Marcus-Mayang. Sehingga polisi datang untuk mengecek, dan menemukan adegan mengerikan di dalamnya. Potongan tubuh Mayang yang dimasak dalam cairan kimia di atas kompor.
Polisi menemukan Marcus di apartemen -- yang awalnya melarikan diri, dalam keadaan tak bernyawa setelah menggorok tenggorokannya sendiri.
Penyidik menyebut kasus itu sebagai bunuh diri. Namun penyelidikan pembunuhan dan mutilasi WNI itu terus dilakukan, dengan menggali kehidupan koki yang tidak memiliki riwayat kriminal.
"Peristiwa pembunuhan yang mengejutkan Australia itu diketahui pada Sabtu 4 Oktober sekitar pukul 21.00 waktu setempat," ungkap kepolisian setempat.
"Pelaku ditemukan meninggal dunia dan diduga bunuh diri. Kami memperlakukan investigasi kasus ini sebagai pembunuhan dan bunuh diri," ucap Juru Bicara Kepolisian Queensland.
Peristiwa itu juga sudah dibenarkan oleh Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Tatang Razak. Ia mengaku sudah mendapat kabar dari Kedutaan Besar Indonesia di Canberra.
"Saya sudah diberitahu oleh KBRI Canberra dan sekarang sedang dalam penanganan," kata Tatang kepada wartawan BBC Indonesia Pinta Karana. (Mut)
Baca Juga:
Advertisement