Liputan6.com, Jakarta - You are what you eat... Betapa pentingnya arti makanan yang masuk ke tubuh kita, hingga sejumlah orang menganggap, 'makanan adalah cerminan diri seseorang'.
Jangan diterjemahkan secara harfiah atau kata per kata. Ungkapan itu bisa diartikan, makanan yang kita asup bisa mempengaruhi suasana hati alias mood, sistem pencernaan, juga mewakili cara pandang kita.
Terkait itu, Victoria Clark dan Melissa Scott, penulis buku 'Dictators' Dinners: A Bad Taste Guide to Entertaining Tyrants', menyoroti cara makan sejumlah diktator yang dianggap paling kejam di Abad ke-20.
Meski, kejahatan seseorang dan delusi keagungan berlebihan yang mereka rasakan tak bisa dikaitkan pada konsumsi makanan atau minuman tertentu.
Berikut hidangan untuk para diktator seperti Liputan6.com kutip sebagian dari BBC, Jumat (5/12/2014).
1. Kim Il Sung
Makin sepuh, para diktator makin terobsesi dengan kemurnian makanan mereka. Kim Il-sung -- kakek pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong-un -- memerintahkan tiap butir gandum yang akan masuk ke pencernaannya dipilih secara khusus. Ia juga mendirikan sebuah institut, namanya Longevity Center, yang punya tujuan tunggal: menemukan cara untuk membuatnya panjang umur.
Kim So Yeon, mantan dokter pribadi pendiri Korut tersebut mengatakan, Kim senior memerintahkan paramedis yang merawatnya untuk menemukan cara yang dapat membuat dia bisa hidup hingga usia 100 tahun.
Seperti dikutip dari Epoch Times, Kim Il-sung juga menjalani transfusi darah dari anak-anak muda, usia 20-an, yang diseleksi ketat dan diberi makanan khusus bergizi tinggi.
Berhasilkah upaya itu?
Meski tak mencapai usia 100 tahun, Kim Il-sung meninggal dunia pada 8 Juli 1994 pada usia 82 tahun -- jauh lebih lama dari usia harapan hidup rata-rata penduduk Korut saat itu yang 64 tahun.
Nicolae Ceausescu dan Joseph Broz Tito
2. Nicolae Ceausescu dan Joseph Broz Tito
Saat melakukan kunjungan ke luar negeri, diktator Rumania itu kerap membuat tuan rumah tak nyaman, gara-gara ia bersikukuh membawa makanannya sendiri.
Ia juga mewajibkan makanan yang akan dimakannya dicicipi terlebih dahulu, untuk memastikan tak ada racun yang dibubuhkan ke dalamnya.
Ceausescu selalu bepergian dikawal pengawal, termasuk seorang ahli kimia, dilengkapi dengan laboratorium penguji makanan.
Cara makan Ceausescu bikin pemimpin negara tetangga, Yugoslavia, Joseph Broz Tito heran bukan kepalang. Sebab, saat dijamu, pemimpin Rumania itu justru ngotot minum jus sayuran menggunakan sedotan dan menghindari makanan padat.
Jika Ceausescu gemar makan sup ayam utuh -- termasuk kaki, kepala, dan semua jeroan, Tito diketahui sering menyantap makanan kesukaannya: sepotong daging babi berlemak hangat.
Advertisement
Antonio Salazar Cinta Sarden
3. Antonio Salazar
Antonio de Oliveira Salazar dari Portugal sangat mencintai sarden. Ya, ikan laut dari famili Clupeidae yang dimasak dengan saus cabai atau saus tomat.
Alasannya, hidangan itu mengingatkannya pada masa kecil yang melarat. Yang mengingatkan dia ke suatu masa di mana ia harus berbagi sepotong ikan kecil dengan saudara-saudaranya.
Adolf Hitler Vegetarian
4. Adolf Hitler
Adolf Hitler, diktator Jerman itu tak hanya terkenal dengan kekejamannya, tapi juga pola makannya.
Hitler adalah seorang vegetarian. Ia kerap mengutarakan pernyataan menjijikkan tentang penyembelihan hewan agar tamu-tamunya menghindari daging.
Trauma dan rasa takut terserang kanker -- yang merenggut nyawa ibunya -- membuatnya menghindari unsur hewani. Ia juga tak merokok dan tidak menenggak alkohol.
Seperti dikutip dari Telegraph, mantan tukang icip makanan Hitler, Margot Woelk memperkuat bukti, sang fuhrer adalah seorang vegetarian. "Ia hanya makan makanan hambar yang terdiri dari nasi, pasta, kacang polong, dan kembang kol," kata dia.
Total, Hitler punya 15 pencicip. Makanan tak bakal dikirim ke mejanya hingga dipastikan mereka selamat 45 menit setelah makan.
Hitler juga akrab dengan pil. Ia punya 'tukang obat' bernama Theodore Morrell yang mendosiskan 28 obat berbeda, salah satunya pil berisi ekstrak feses seorang petani di Bulgaria.
Advertisement
Khadafi dan Stalin
5. Moammar Khadafi dan Stalin
Moammar Khadafi diketahui gemar menyantap masakan daging unta. Ia juga suka makan makanan Italia. Ia diketahui mengalami masalah pencernaan.
Sementara, Diktator Italia Benito Mussolini pernah diperiksa dokter Nazi yang mendiagnosanya mengalami sembelit parah.
Semur Babi Mao Zedong
6. Mao Zedong
Ketua Mao adalah karnivora sejati. Ia jatuh hati dengan makanan khas Hunan: hong shao rou -- daging babi dipotong kotak-kotak, dimasak semur dengan kuah dari arak Shaoxing, gula, dan bumbu-bumbu pedas.
Babi Semur Merah Ketua Mao diyakini sebagai nutrisi yang membantu Mao Zedong menemukan taktik untuk mengalahkan musuh-musuhnya.
"Aku makan banyak, tapi juga mengeluarkannya sama banyaknya," tulis dia kepada kamrad -- rekan seperjuangannya.
Namun, suatu hari saat ini berkunjung ke Uni Soviet untuk bertemu Stalin, Ketua Mao tak bisa buang air besar sama sekali. Toilet di Moskow tak sama dengan yang bisa ia gunakan di Tiongkok.
Advertisement
Pesta Mabuk Stalin
7. Joseph Stalin
Meja makan diktator lalim Uni Soviet itu selalu dipenuhi hidangan yang dimasak dengan lezat, dari ragam kuliner Georgia.
Dari meja makan, kerap berlanjut dengan pesta minuman keras, dengan hiburan nyanyian dan tarian dari jam 23.00 hingga 05.00 keesokan harinya.
Diktator yang Kanibal
8. Para Diktator Kanibal
Jean Bedel Bokassa dari Republik Afrika Tengah, Idi Amin dari Uganda, atau Francisco Nguema dari Equatorial Guinea --Â diduga kuat sebagai kanibal. Hiii.....
Tudingan kanibalisme pada Jean Bedel Bokassa diawali munculnya foto di sebuah majalan di Prancis yang diduga adalah gambar kulkas yang menyimpan jasad anak-anak sekolah.
Seperti dikutip dari The Guardian, juga muncul klaim ia memasak daging lawan politiknya dan mempersembahkannya pada tamu yang hadir. Atau, untuk memberi makan singa dan buaya di kebun binatang pribadinya. (Ein/Tnt)
Advertisement