Patung Buddha di Bamiyan `Dibangkitkan` Lagi

Warisan dunia menurut UNESCO itu mengalami kerusakan sangat parah karena penggunaan peledak berat untuk penghancurannya.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 17 Jun 2015, 10:30 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2015, 10:30 WIB
Pemulihan Patung Buddha di Bamiyan
Warisan dunia menurut UNESCO itu mengalami kerusakan sangat parah karena penggunaan peledak berat untuk penghancurannya.

Liputan6.com, Bamiyan Pada Maret 2001, pasukan Taliban menghancurkan patung Buddha dari abad ke 6 yang terukir di bukit di Bamiyan, Afghanistan. Warisan dunia menurut UNESCO itu mengalami kerusakan sangat parah karena penggunaan peledak berat untuk penghancurannya. Namun demikian, sepasang petualang pengelana dari Tiongkok, Zhang Xinyu dan istrinya, Liang Hong, berupaya ‘mengembalikan’ peninggalan bersejarah itu dengan menggunakan proyeksi gambar Buddha selama 8 jam pada tanggal 6 dan 7 Juni lalu.

“Sungguh suatu saat bersejarah bagi kami, dan saya rasa kejadian ini mengingatkan kita akan kebangkitan sejarah, sesuatu yang pernah dihancurkan pada masa Taliban. Kami gundah karenanya. Upaya ini tidak dapat mengisi ruang kosong di sana, tapi untuk mengingatkan bahwa kita tidak mati,” ujar Javad, seorang warga Bamiya sebagaimana dikutip dari unggahan China Central television (CCTV), Rabu (17/6/2015).

Supaya tidak merusak peninggalan yang masih tersisa, pasangan Tiongkok itu menggunakan lampu halogen logam dengan masker kaca berbahan kuarsa untuk menjadi sumber cahayanya. Pasangan itu kemudian menyumbangkan peralatan itu kepada penduduk setempat, yang kemudian sepakat untuk menyalakannya setiap bulan Maret.

Patung-patung Buddha di Bamiyan dipahatkan ke dinding tebing di lembah Bamiyan di kawasan Hazajarat di Afghanistan tengah, 230 kilometer di barat daya kota Kabul. Patung yang kecil dibangun pada tahun 507M, sedangkan yang besar pada tahun 554M dan dipandang sebagai peninggalan gaya campuran kesenian Gandhara.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya