Mesin Peniru Muntah Memperlihatkan Penyebaran Norovirus

Ilmuwan dari North Carolina State University membuat mesin yang meniru muntah manusia untuk meneliti Norovirus dalam muntah.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 22 Agu 2015, 18:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2015, 18:00 WIB
Mesin Peniru Muntah Manusia (STOK SABTU)
Sedang dikerjakan

Liputan6.com, Raleigh, North Carolina Mesin peniru muntah manusia? Jangan salah berpikir, mesin peniru muntah manusia ini dirancang untuk membantu dalam penelitian.

Norovirus adalah kuman yang meyebabkan radang pada lambung dan usus sehingga menjadi penyakit seperti mual, diare, dan bahkan kematian. Namun penularannya hingga kini belum diketahui. Untuk menjawab rasa penasaran itu, dibuatlah mesin peniru muntah manusia yang mempelajari pergerakan muntah ketika terlontar dari mulut.

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa norovirus berubah menjadi aerosol ketika seseorang muntah. Hal ini mengartikan, partikel yang membawa virus itu mengambang di udara atau permukaan benda siap untuk menular ke orang lain.

Pernyataan ini telah dibuktikan oleh tim peneliti dari North Carolina State University di mana laporan mereka dapat dibaca dalam jurnal PLOS One.

Mesin ini dibuat layaknya sistem pencernaan pada manusia yang terdiri dari mulut, kerongkongan, dan lambung dengan menggunakan pipa, ruang bertekanan dan wajah yang mengarah ke bawah.

Namun para ilmuwan tidak diperbolehkan menggunakan norovirus dalam penelitian ini, sebagai penggantinya mereka menggunakan bakteri MS2, serupa dengan norovirus namun tidak berbahaya bagi manusia.

Para peneliti dapat mengatur tekanan, volume dan sudut muntahan dan menemukan bahwa dari keseluruhan partikel virus, hanya 0,3% saja yang berubah menjadi aerosol.

Mesin untuk mengetahui penyebaran norovirus.

Meskipun angka tersebut tampak kecil, namun satu kali seorang manusia muntah membawa ribuan partikel virus. Lee-Ann Jaykus, profesor ilmu pangan di NCSU mengatakan, “Ini yang menjadi masalah, bagi seseorang yang rentan terhadap penyakit hanya membutuhkan 20 kali bersin untuk bisa tertular.

Ia juga mengatakan, “Mesin ini tampak aneh, tapi telah menolong kami untuk memahami penyakit yang telah menyerang jutaan orang. Mesin ini juga telah membantu kami dalam pencegahan atau membatasi penyebaran norovirus.”

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya