Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Terlalu Ekstrem, Mural 'Kama Sutra Burger' Diprotes

Seni memang subyektif, tapi lukisan mural perkotaan yang satu ini akhirnya diganti karena dianggap terlalu ekstrem.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 05 Okt 2015, 22:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2015, 22:00 WIB
Terlalu Nyeleneh, Burger Kama Sutra Diprotes (OLAH FOTO)
Mural 'Kama Sutra Burger' ini mengundang tanggapan keras dari pihak pemerintah kota (akun imgscenter.com milik Mike Maka)

Liputan6.com, Moreland - Lukisan mural perkotaan jadi kontroversi di pinggiran Melbourne, Australia. Seniman jalanan yang terkenal dengan nama Makatron menggelar karyanya yang menggambarkan hamburger raksasa dengan tampilan manusia-manusia tanpa busana yang sedang bercinta di tengahnya.

Pada Selasa 29 September 2015, ia menyelesaikan karya mural nyeleneh itu dan memajangya di tembok gedung Rathdowne Fabrics milik seniman jalanan Dean Sunshine.

Keesokan harinya, tim grafiti Dewan Kota Moreland meminta Dean Sunshine untuk menyingkirkan mural 'Kama Sutra Burger' tersebut.

Dikutip dari Sydney Morning Herald, Dean Sunshine mengatakan, “Ketika saya datang ke sini kemarin, dengan senang hati saya akan bekerjasama dengan dewan untuk menyelesaikan masalah ini. Saya tidak ingin menurunkannya, saya akan minta Makatron untuk mengolahnya kembali agar semua pihak senang.”

Setelah berbincang-bincang, para pihak pun setuju untuk tidak menurunkan karya seni itu, tapi akan mencari cara untuk melakukan modifikasi.

 Mural berjudul 'Kama Sutra Burger' ini mengundang perdebatan di Melbourne

Dalam keterangan di Sydney Morning Herald, Dean Sunshine memang kerap memberikan ruang bebas di dinding-dinding bangunannya sebagai wadah bagi para seniman jalanan di seputar Melbourne.

“Ketika Makatron mulai melukisnya, terlihat seperti serabutan, tapi ia meminta saya menunggu hingga selesai, hingga tergambar tomat, keju, dan daun selada untuk sedikit menutupi bagian-bagian yang 'nakal'.”

Polemik itu membuatnya heran. “Belum pernah saya melihat reaksi yang campur aduk terhadap suatu karya.” Menurut seniman itu, mural ini merupakan sindiran terhadap pandangan bahwa seks telah menjadi komersil, seperti makanan. “Lukisan itu juga menyindir media yang menganggap pria dan wanita sekedar 'daging'.”

Ia membahas lebih jauh perihal berbagai pesan-pesan tersembunyi dalam lukisan itu, seperti tentang keragaman budaya dan manusia.

Dean Sunshine sudah menduga mural itu akan mengundang pertentangan, tapi tidak separah yang ia kira. “Saya tidak berniat mengganggu siapapun. Saya melakukan ini untuk masyarakat, bukan untuk mengejutkan atau mengacaukan siapapun. Itu hiburan gratis dan menakjubkan.”

Meghan Hopper, walikota Moreland, mengatakan bahwa tim kebersihan jalan di Dewan Kota Moreland memiliki kebijakan untuk menyingkirkan karya seni yang dianggap cabul ataupun mengganggu.

“Saya bukan orang yang mudah melakukan sensor, dan menurut saya, seni itu subyektif. Tapi dalam hal ini saya kira kita harus berpikir tentang kepantasan khalayak mengenai hal-hal yang mengganggu.”

Mengenai kelanjutan mural itu, ia mengatakan, “Untunglah pemilik gedung dan seniman telah setuju untuk melakukan sejumlah perubahan."

Ketika ditanya seperti apa modifikasi yang akan dilakukan, Makatron, sang seniman mengatakan, “mungkin dengan menambahkan daerah-daerah penyamaran, atau mungkin dengan menambah daun seladanya.” (Alx/Rcy)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya