Seniman Mural Bersuara di Tembok Jalanan, Cara Tunjukkan Protes Ketimbang Ikutan Demo

Tampak dalam sebuah unggahan di media sosial sekelompok seniman mural mengecat tembok-tembok jalanan dengan tulisan bernada kritik terkait penolakan RUU TNI.

oleh Dyah Ayu Pamela Diperbarui 28 Mar 2025, 13:02 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2025, 13:02 WIB
Seni Mural di Tembok Jalanan Jadi Cara Menunjukkan Ekspresi ekspresi
Seni Mural di Tembok Jalanan Jadi Cara Menunjukkan Ekspresi ekspresi. (Dok: @dwiastuti.puspitorini TikTok https://www.threads.net/@dwiastuti.puspitorini/post/DHtKJtGoEYv?xmt=AQGzjPeHdzb8I2YfLcuUn-RJrILNw8yi0F555_e1HQGwqA)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak jalan menuju Roma. Pepatah ini tampaknya tepat mewakili sekelompok seniman mural yang memilih bersuara lewat lukisan cat di tembok-tembok jalanan ibu kota, ketimbang demo menolak RUU TNI.

Aksi tersebut tampak mewakili suara mereka yang tak terdengar, agar tetap bergema protes yang meminta dikembalikannya aturan soal penolakan dwifungsi TNI/Polri. Tampak dalam sebuah video di TikTok di akun @describedesarupa yang diunggah ulang oleh akun Threads @dwiastuti.puspitorini pada Kamis, 27 Maret 2025.

Dalam video singkat tampak cuplikan sekelompok seniman mural mengecat tembok-tembok jalanan dengan tulisan bernada kritik terkait penolakan RUU TNI. Pesan dalam video tertulis, "bravo mural attack! @describedesarupa. Ayuuk seluruh street artist setanah air."

Beberapa mural tampak belum jadi, tapi ada pula yang sudah terlihat mengisi ruang tembok yang tadinya kosong. "Kembalikan supermasi sipil," tertulis salah satunya. Kemudian ada pula kritik bertuliskan, "Rezim kotor, negara tekor".

Ajakan itu tampak menggema dengan warganet yang menuliskan komentar dukungan dan viral dengan dukungan tanda suka hampir 10 ribu pengguna Threads. "Beginilah ketika suara rakyat tak didengar, seni dan demo dipakai untuk kritik rezim," komentar seorang warganet. 

"Kereeeeennn...... Mahasiswa kalian benar2 luar biasa, Tuhan bersama perjuangan kalian..!!!!" tulis seorang warganet. "AWAS DI CULIK..TINGGAL NAMA," yang lain mengingatkan. 

"Ga habis cara.... Apa pun bisa jadi cara biar para pejabat dan artis2 dibawah mrk.... Bisa baca... Dan semangat buat warga yg lewat," seru warganet. "Murah pergerakan .. Semangat anak muda," komentar warganet. 

Promosi 1

Lutesha Ikut Aksi Unjuk Rasa Tolak RUU TNI

Viral Aksi Lutesha Rela Basah Kuyup Ikut Aksi Tolak RUU TNI Sebelum ke Acara Formal
Viral Aksi Lutesha Rela Basah Kuyup Ikut Aksi Tolak RUU TNI Sebelum ke Acara Formal.  foto: X @acotenri... Selengkapnya

Sebagai informasi, aksi unjuk rasa penolakan terhadap revisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) yang digelar di depan Kompleks DPR RI, Jakarta pada Kamis 27 Maret 2025 berakhir ricuh. Aksi unjuk rasa ini membawa tuntutan utama, yaitu pencabutan revisi UU TNI serta penolakan terhadap RUU Polri.

Aksi penolakan revisi UU TNI di depan gedung DPR RI berlangsung sampai malam hari. Sebelumnya, DPR RI telah mengesahkan revisi Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia atau UU TNI pada Kamis 20 Maret 2025.

Diketahui, untuk membubarkan aksi unjuk rasa, petugas kepolisian menembakan water canon. Pada beberapa hari sebelumnya sekelompok mahasiswa juga terus melakukan demo, bahkan aksi ini juga dihadiri salah satu sosok terkenal.

Lutesha Sadhewa salah satunya yang mencuri perhaian usai kedapatan ikut dalam aksi Tolak Revisi UU TNI (RUU TNI) di kawasan Monas, Jakarta, Kamis, 20 Maret 2025. Aktris film The Big 4 itu datang bersama sutradara Aco Tenri dengan mengenakan pakaian formal serba hitam.

Aco Tenri mengatakan, Lutesha datang ke aksi tersebut sebelum datang ke sebuah acara resmi. Penampilannya yang rapi langsung menarik atensi.

 "Ini anak emang rada gile, udah rapih banget karna malemnya ada acara formal, tapi tetep pengen ikutan setelah kita ada kerjaan tadi siang," tulis Aco Tenri di akun X miliknya, @acotenri, Kamis, 20 Maret 2025.

 

Naik Bajaj

Viral Aksi Lutesha Rela Basah Kuyup Ikut Aksi Tolak RUU TNI Sebelum ke Acara Formal.  foto: X @acotenri
Viral Aksi Lutesha Rela Basah Kuyup Ikut Aksi Tolak RUU TNI Sebelum ke Acara Formal. foto: X @acotenri... Selengkapnya

"Basah kuyup kena ujan deres + menembus macet berbajaj ria pun jadi," sambung Aco. Meskipun penampilannya rapi untuk agenda malamnya, Lutesha tidak khawatir berpanas-panasan sampai hujan-hujanan di tengah massa.

Lutesha tampak bersama salah satu temannya sedang memegang payung di bawah guyuran hujan. Pada payung yang digunakan Lutesha tertulis 'penembakan misterius 1982-1985' atau dikenal dengan Petrus yang memang marak terjadi di masa itu.

Aksi perempuan 30 tahun itu juga viral dan menuai beragam pujian dari warganet. Bahkan, ada yang membandingkannya dengan artis-artis yang lain.

"Ini dia kakeknya dulu anggota ABRI jaman Atok," komentar seorang warganet.  "Udah cantik, pintar, mana aktingnya juga bagus," sahut warganet lain.

"Emang gak main-main pesona orang waras," balas yang lain di kolom komentar.  "Lucu banget ya sampai baik bajaj," timpal yang lainnya.

"Lutesha lebih punya nyali berlipat ganda dibanding aktris-aktris lain yang lebih pilih main aman disandaran pundak Prabs (Presiden Prabowo)," warganet yang lain menimpali.

Serukan Tolak RUU TNI di Medsos

Potret 6 Pemain Film Bebas di Awal Karier, Adaptasi Sunny Dapat Rating Bagus
Potret Pemain Film Bebas di Awal Karier. (Sumber: Instagram/lutesha)... Selengkapnya

Sebagai informasi Lutesha adalah aktris dan model Indonesia yang lahir pada 23 Juni 1994. Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Di akun Instagram milik Lutesha, @lutesha, sang aktris pun terlihat vokal menyuarakan penolakan terhadap RUU TNI.

Pada unggahannya, Lutesha berulang kali mengunggah ulang beragam konten yang membahas aksi penolakan terhadap pengesahan revisi Undang-Undang TNI. Terbaru, pemain film '13 Bom di Jakarta' itu membagikan konten dari akun @whiteboardjournal berisi skenario yang dapat dilakukan usai UU TNI disahkan.

"Jika begitu, lalu kita bisa apa? 1. Tekanan publik: Demonstrasi, petisi, dan davokasi dapat mendorong DPR (this is a very big what if) mempertimbangkan revisi atau pencabutan UU," bunyi isi konten @whiteboadjournal yang disebar ulang oleh Lutesha.

"2. Media & Opini Publik: Media massa dan sosial dapat membentuk opini publik yang mempengaruhi kebijakan. 3. Pendekatan Hukum Internasional: Jika UU melanggar HAM atau perjanjian internasional, dapata diajukan ke pengadilan HAM global," bunyi lanjutan isi konten tersebut. 

Infografis Poin-Poin Krusial Revisi UU TNI. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Poin-Poin Krusial Revisi UU TNI. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya