Liputan6.com, Jakarta - Singapura dipilih menjadi tempat pertemuan bersejarah antar Presiden Taiwan Ma Ying-Jeou dan Presiden China Xi Jinping. Namun, dipilihnya Negeri Singa jadi tempat pertemuan bersejarah ini meninggalkan sejumlah pertanyaan.
Terutama soal kenapa pilihan itu jatuh pada negara tetangga Indonesia ini. Kepala Perwakilan Kantor Dagang dan Ekonomi Taiwan (TETO), Chang Liang Jen buka suara terkait hal itu.
Menurutnya, pemilihan Singapura sebagai lokasi pertemuan sudah didasari alasan tepat.
Advertisement
"Pada 1993 pertemuan pertama antar pejabat tinggi Taiwan dan China dilakukan di Singapura, waktu sekarang ini merupakan kelanjutan dari pertemuan tahun 1993 lalu," jelas Chang di kantor TETO di Jakarta, Senin (9/11/2015).
Selain alasan tersebut, ada faktor pendukung lain yang menyebabkan Singapura yang dipilih. Faktor itu terkait hubungan baik yang dijalin pemimpin Singapura dengan Presiden kedua negara.
"Pemimpin Singapura punya hubungan baik dengan Presiden China dan Presiden Taiwan. Mereka mendapat kepercayaan baik dari Taiwan atau pun China," jelasnya.
Pertemuan antar Presiden China dan Taiwan turut dikomentari Kementerian Luar Negeri. Melalui Juru Bicaranya, Arrmanatha Nasir, hal bersejarah ini disambut baik oleh Pemerintah Indonesia.
"Yang dilakukan oleh kedua kepala negara, yang bertujuan untuk memperkuat hubungan, kita sambut dengan baik," jelas pria yang kerap disapa Tata ini di kantornya.
"Kita juga tidak tahu seberapa jauh hasilnya. Namun tentunya komunikasi yang terbuka itu merupakan satu langkah yang baik," tuturnya.
Ketika ditanya apakah pemerintah Indonesia mau jika diminta jadi tempat pertemuan antar Taiwan dan China di masa depan. Tata mengatakan kesempatan itu selalu terbuka.
Namun, yang perlu ditekankan Indonesia tak akan meminta jadi tuan rumah pertemuan tersebut di masa mendatang. Kesempatan jadi tempat pertemuan hanya akan dibuka Indonesia jika ada permintaan dari kedua pihak.
"Hal ini yang perlu kita lihat bahwa ini kan inisiatif dari China sendiri dan Taiwan, sehingga mereka sudah maju dari situ. Dipilihya Singapura oleh China, karena kebetulan ada kunjungan Presiden China ke sana, dan itu merupakan keputusan mereka," terangnya.
"Tapi apabila kita diminta, tentunya kita siap, namun kembali lagi itu adalah keputusan dari kedua belah pihak," tutup Tata. (Tnt/Rie)