Ditemukan Bayi 'Terkubur' Puing Aspal di Jalanan

Dua orang dari Departemen Sherif LA kemudian datang, menemukan bayi baru lahir di bawah potongan aspal dan celah puing-puing.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 30 Nov 2015, 13:03 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2015, 13:03 WIB
Ditemukan Bayi 'Terkubur' Puing Aspal di Jalanan
Petugas dari Departemen Sherif LA mengevakuasi bayi. (CNN)

Liputan6.com, Los Angeles - Sayup-sayup terdengar suara tangis di sebuah jalanan populer di Los Angeles, Amerika Serikat. Awalnya dikira erangan kucing, tapi ternyata setelah ditelusuri asal suara itu adalah milik bayi yang ditinggalkan sendirian 'terkubur' di bawah puing aspal.

Angelica Blount sedang berjalan di Compton pada Jumat 27 November 2015 waktu setempat, ketika saudari perempuannya, Evangelina McCrary mendengar suara tangisan dan menunjuk ke suatu tempat.

"Dia mengatakan kepadaku 'Apakah kamu mendengar bayi menangis?'. Aku bilang 'Aku tidak tahu, mungkin kucing." Dan adikku bilang 'Bukan, itu tangisan bayi," kata Blount kepada afiliasi CNN, KABC, yang dimuat Senin (30/11/2015).

Mereka pun kemudian menelepon layanan darurat 911, melaporkan apa yang dirasakan.

Dua orang dari Departemen Sherif LA kemudian datang, menemukan bayi baru lahir di bawah potongan aspal dan celah puing-puing.

"Bayi itu sepertinya sengaja diletakkan di bawah puing-puing di sepanjang jalan sebuah wilayah di Compton. Dia dibalut kain seperti selimut rumah sakit," kata salah satu sherif.

"Ada indikasi bahwa anak itu baru lahir di fasilitas medis atau rumah sakit... diketahui dari selimut," ucap Sherif LA Sersan Marvin Jaramilla.

Paramedis kemudian sudah memeriksanya, dan si bayi dalam kondisi stabil.

Menurut keterangan polisi, si bayi perempuan itu diperkirakan lahir 36 sampai 48 jam sebelumnya. Dia beruntung masih hidup.

"Jika bayi itu menghabiskan malam di sana, mungkin bayi itu tak akan selamat," ucap Jaramilla. "Jika orangtuanya ditemukan, mereka akan menghadapi kasus percobaan pembunuhan dan tuduhan membahayakan anak." (Tnt/Rie)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya