Liputan6.com, Stetten - Kementerian Pertahanan Jerman mendapat kecaman dari sejumlah pihak menyusul beredarnya sejumlah foto di mana seorang prajurit membiarkan bocah laki-laki bermain dengan senjata berukuran besar.
Peristiwa itu berlangsung saat open house di Stetten, Baden-Württemberg, yang mengundang warga sipil Jerman untuk belajar tentang Angkatan Bersenjata Jerman, Bundeswehr, akhir pekan lalu.  Demikian seperti dikutip The Local, Jumat (17/6/2016).
Baca Juga
Foto tersebut diunggah oleh kelompok Masyarakat Perdamaian Jerman dalam laman Facebook mereka. Dalam gambar terlihat bocah tersebut memegang senapan serbu G36, pistol USP, dan sebuah senapan mesin ringan MP7.
Advertisement
Bundeswehr sendiri memiliki aturan yang melarang anak berusia di bawah 18 tahun untuk memegang senjata api.
Melalui laman Facebook, kelompok Masyarakat Perdamaian Jerman mengatakan, "Sayangnya ini bukanlah 'kasus terpisah', tapi suatu masalah terstruktur. Militer Jerman bertujuan bicara dengan anak-anak dan remaja tentang ketertarikan dengan teknologi sambil mempromosikan diri."
Foto-foto itu merambah dengan cepat di dunia maya sehingga mengundang banyak orang meminta pertanggungjawaban Kementerian Pertahanan.
Pihak kementerian mengatakan pada Senin lalu, bahwa "seandainya ini benar, maka hal ini merupakan pelanggaran terang-terangan aturan yang berlaku dalam angkatan bersenjata" dan prajurit yang terlibat akan ditindak.
Menteri Pertahanan, Ursula von den Leyen memutuskan pada Selasa 14 Juni lalu bahwa acara open house tidak boleh secara terbuka memajang senjata hingga bisa disentuh pengunjung, demikian menurut  Redaktionsnetzwerk Deutschland.
"Agar hal ini tidak terulang kembali, saya memutuskan bahwa acara-acara Bundeswehr berikutnya tidak akan memajang senjata," kata von der Leyen.Â
Bundeswehr setempat bersikeras bahwa senjata itu tidak terisi dan bahwa sang prajurit tidak bertanggungjawab atas anak-anak yang memegang senjata.
"Justru orangtua yang malah memberikan senjata-senjata itu kepada anak-anak," kata Komandan Garnisun, Hansjörg Friedrich.
 "Tidak satupun prajurit memberikan senjata kepada anak di bawah umur," imbuhnya.
Ini bukanlah pertama kalinya Bundeswehr dikecam terkait gambar yang mempertontonkan para bocah tengah bermain dengan senjata. Foto serupa sempat muncul pada 2011.
Jerman mengalami penurunan rekrutmen militer dalam beberapa tahun belakangan ini, terutama setelah wajib militer berakhir pada 2011. Von der Leyen telah mencoba meningkatkan keanggotaan dengan menambahkan  bagi prajurit.
Namun sejumlah kelompok seperti Masyarakat Perdamaian Jerman kerap melontarkan kritik terhadap rekruitmen remaja 17 tahun.