Museum Keprajuritan Indonesia, Destinasi Wisata Sejarah di Kawasan TMII

Museum dengan desain unik ini memiliki lima menara pengintai. Selain itu, ada juga gerbang pintu yang memiliki makna tersendiri.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 13 Feb 2025, 03:00 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2025, 03:00 WIB
Ilustrasi tentara, bela negara
Ilustrasi tentara, bela negara. (Foto oleh Somchai Kongkamsri: https://www.pexels.com/id-id/foto/empat-prajurit-membawa-senapan-di-dekat-helikopter-di-bawah-langit-biru-20258/)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Museum Keprajuritan Indonesia terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Museum ini berbentuk benteng persegi lima.

Mengutip dari indonesiakaya.com, pembangunan museum ini dilandasi oleh keberanian para prajurit yang berperang di medan perang. Selama ini, keprajuritan selalu identik dengan sifat-sifat yang berhubungan dengan prajurit, yakni gagah berani dan berjiwa pahlawan.

Keberanian para prajurit dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia bisa dilihat di Museum Keprajuritan Indonesia. Benteng megah bergaya klasik abad ke-16 ini juga dibangun untuk menjadi lambang betapa kokoh dan kuatnya pertahanan bangsa Indonesia.

Museum dengan desain unik ini memiliki lima menara pengintai. Selain itu, ada juga gerbang pintu yang memiliki makna tersendiri.

Lima menara atau bastion ada di setiap sudut bangunan benteng. Keberadaannya berkaitan dengan kewaspadaan prajurit dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sementara itu, gerbang utama pada museum ini dibuat dengan menggunakan bahan dasar kayu. Hal itu mencerminkan sifat keterbukaan dan keramahtamahan masyarakat Indonesia.

Menurut sejarahnya, Museum Keprajuritan Indonesia resmi dibuka pada 5 Juli 1987 oleh Presiden Soeharto. Terdapat danau buatan yang mengelilingi museum ini.

Pada bagian tepi danau, terdapat dua perahu tradisional khas Indonesia, yakni Perahu Banten dan Perahu Pnisi. Tak hanya sebagai hiasan, kedua perahu ini juga menjadi lambang kuatnya kekuatan maritim Indonesia dari barat hingga ke ujung bagian timur.

Perahu Banten difungsikan sebagai kafe. Para pengunjung bisa menikmati pemandangan benteng dari sisi yang berbeda.

Museum Keprajuritan Indonesia juga memiliki panggung terbuka. Panggung tersebut dihiasi dengan berbagai macam fragmen patung-patung pahlawan dari abad ke-7 hingga ke-19, mulai dari patung Mahapatih Gajah Mada, para pahlawan Aceh, Diponegoro, hingga Pattimura.

Masuk lebih ke dalam, terdapat diorama dan pakaian khas perang tradisional. Berbagai diorama perang sebelum kemerdekaan ada di sini, mulai dari diorama Perang Padri, Perang Badung di Bali, hingga Perang Lombok.

Pengunjung juga dapat melihat koleksi yang memperlihatkan segala bentuk formasi yang pernah dipakai dalam peperangan. Beberapa di antaranya adalah formasi bulan sabit, formasi udang, dan formasi garuda yang dalam bahasa Sansekerta disebut ardhacandra wyuha.

Pengunjung juga bisa menjelajahi area atap bangunan museum. Dari atas, pengunjung dapat melihat pemandangan TMII, danau, serta dua perahu tradisional di sisi danau. 

Berbagai keunikan yang dimiliki Museum Keprajuritan Indonesia membuat destinasi wisata sejarah ini tak pernah sepi pengunjung. Museum Keprajuritan Indonesia menjadi salah satu museum yang wajib dikunjungi saat berada di kawasan TMII.

Penulis: Resla

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya