Liputan6.com, New Delhi - Sejarah mencatat bahwa pada 7 Maret 2018, India secara resmi membuka jalur penerbangan langsung dari New Delhi ke Tel Aviv Israel setelah memperoleh izin untuk melintasi wilayah udara Arab Saudi, yang sebelumnya tertutup bagi penerbangan internasional.
Keputusan ini menandai berakhirnya larangan selama puluhan tahun yang diberlakukan oleh Arab Saudi terhadap penerbangan ke Israel.
Advertisement
Sehari sebelumnya pada Selasa, 6 Maret 2018, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa Arab Saudi telah memberikan izin bagi Air India untuk menggunakan wilayah udaranya dalam penerbangan menuju dan dari Israel. Namun, pada saat itu pihak Air India masih membantah telah menerima persetujuan resmi dari otoritas Saudi.
Advertisement
Berbicara kepada wartawan di Washington pada hari Senin, 5 Maret 2018, Netanyahu mengatakan: "Air India telah mencapai kesepakatan dengan Arab Saudi untuk menggunakan wilayah udara mereka," seperti yang dikutip dari laman Aljazeera Jumat, (8/3/2025)
Adapun sebuulan sebelumnya pada Februari 2018, harian Israel Haaretz melaporkan bahwa Arab Saudi untuk pertama kalinya memberikan izin bagi Air India untuk menggunakan wilayah udaranya dalam penerbangan menuju Israel. Namun hingga Selasa, 7 Maret 2018, juru bicara Air India masih menyatakan bahwa pihaknya "belum menerima komunikasi resmi dari regulator."
Dengan rute baru ini, maskapai dapat menghemat biaya bahan bakar dan menawarkan tiket dengan harga lebih murah bagi penumpang. Juru bicara Otoritas Bandara Israel juga telah mengkonfirmasi bahwa Air India telah memperoleh izin mendarat di Bandara Ben Gurion, Israel.
Rute Penerbangan India-Israel
Rencana pembukaan rute penerbangan ini pertama kali diumumkan oleh Perdana Menteri India Narendra Modi saat berkunjung ke Israel pada Juli 2017. Saat melakukan kunjungan balasan ke India pada Januari 2018, Netanyahu mengisyaratkan bahwa rute tersebut akan melintasi wilayah udara Arab Saudi. Selain memangkas waktu tempuh secara signifikan, keputusan ini juga menjadi indikasi hubungan yang semakin hangat antara Israel dan Arab Saudi.
Rute baru ini akan memangkas waktu penerbangan dari New Delhi ke Tel Aviv hingga dua setengah jam lebih singkat. Juru bicara Air India, Pravin Bhatnagar, menyatakan bahwa maskapai akan mulai mengoperasikan rute ini sebanyak tiga kali seminggu mulai 22 Maret 2018.
Selama 70 tahun terakhir, Arab Saudi melarang penerbangan yang menuju Israel untuk menggunakan wilayah udaranya. Meski pesawat jet pribadi dari Arab Saudi dan negara Teluk lainnya dapat terbang ke Israel, mereka tetap harus melakukan transit terlebih dahulu di Bandara Amman, Yordania.
Pada saat itu, maskapai nasional Israel, El Al, masih mengoperasikan penerbangan dari India dengan rute memutar melewati Laut Merah guna menghindari wilayah udara Arab Saudi dan Iran. Maskapai ini keberatan dengan izin yang diberikan kepada Air India karena penerbangan yang lebih singkat melalui Arab Saudi dianggap memberikan keuntungan yang tidak adil bagi kompetitornya.
Keputusan ini juga mencerminkan pengaruh Perdana Menteri India Narendra Modi di kawasan Timur Tengah. Sebelumnya, pada 10 Februari 2018, Modi mengunjungi Tepi Barat yang diduduki Israel, menjadikannya pemimpin India pertama yang melakukan kunjungan resmi ke Israel.
Selain itu, keputusan ini juga menjadi sinyal pemanasan hubungan antara Israel dan Arab Saudi, yang dalam beberapa tahun terakhir semakin terlihat memiliki hubungan diplomatik yang tertutup. Perubahan kebijakan dalam negeri dan luar negeri Arab Saudi diyakini berada di bawah kendali Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang ambisius.
"Perubahan politik di Arab Saudi dan keinginan untuk mengonsolidasikan kekuasaan adalah alasan utama dibukanya hubungan dengan Israel," kata Mahjoob Zweiri, seorang profesor madya di Program Studi Teluk di Universitas Qatar, kepada Al Jazeera.
Advertisement
