Liputan6.com, Washington DC - Pikachu, Jigglypuff, Bulbasaur, Wartortle -- monster-monster yang muncul pada tahun 1990-an bersamaan dengan Nintendo Game Boy, kini kembali populer dalam bentuk berbeda: Pokemon Go.
Pokemon Go adalah augmented reality game (realitas tertambah) di ponsel pintar. Pemainnya diminta berjalan-jalan di dunia nyata untuk menangkap monster virtual di tempat-tempat tak terduga.
Namun, kepopuleran Pokemon Go ternyata berdampak luas. Ada pemain yang menemukan jenazah saat berburu monster, permainan itu dijadikan modus kejahatan, dan tak terhitung banyaknya orang yang jatuh atau terluka saat bermain gim tersebut.
Sejumlah pihak pun merasa terganggu. Holocaust Memorial Museum di Amerika Serikat meminta pengunjung untuk tidak bermain Pokemon Go.
Juru bicara pihak museum di Washington DC mengatakan, bermain gim tersebut di dalam museum untuk mengenang korban kekejaman Nazi, "sungguh tidak pantas," demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (13/7/2016).
Pemakaman Arlington National Cemetery, yang berjarak sekitar 3 mil atau 4,8 kilometer juga meminta hal serupa.
"Bermain gim seperti Pokemon Go di area yang dianggap suci sungguh bukan tindakan yang tepat," kata juru bicara pemakaman, Stephen Smith.
Smith mengatakan, pihaknya belum mengalami masalah terkait permainan tersebut. Namun, menurut dia, pencegahan harus dilakukan.
Belum jelas apakah ada seseorang yang bermain gim di ponsel mereka atau menggunakan aplikasi pemakaman sendiri untuk menemukan arah menemukan para 'monster'.
Kedua lokasi tersebut tampil dalam gim terbaru tersebut, menjadi lokasi keberadaan Pokestops -- tempat di mana para pemain mendapatkan sejumlah item virtual yang berguna seperti snack, pokeball, potion, egg, dan obat untuk para Pokemon.
Pihak Holocaust Memorial Museum meminta agar Pokestops yang ada di lokasi tersebut untuk dienyahkan.
Belum ada tanggapan dari pengembang gim Pokemon Go, Niantic Labs terkait apakah mereka bisa menghentikan kemunculan makhluk-makhluk virtual dalam Museum Holocaust.
Museum Korban Kekejaman Nazi Larang Pokemon Go
Holocaust Memorial Museum di Amerika Serikat meminta pengunjung untuk tidak bermain Pokemon Go.
diperbarui 13 Jul 2016, 10:50 WIBDiterbitkan 13 Jul 2016, 10:50 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pantai Amal, Destinasi Wisata di Tarakan yang Menyimpan Banyak Kisah Bersejarah
Berlaku 1 Februari 2025, KCIC Tambah Jadwal Perjalanan Whoosh Jadi 62 per Hari
Lupa Ayat Surah Pendek saat Sholat, Langsung Rukuk atau Ganti Surat Lain? Ini Kata UAH
Sosok Remaja 18 Tahun di Balik Kematian Misterius IRT di Sumba
Atasi Banjir di Dekat Bandara Soetta, Pemkot Tangerang Rakor Bersama Angkasa Pura
Tari Balean Dadas, Warisan Budaya Kental dengan Nilai Budaya dan Spiritual Kalimantan
Cek Harga Masuk dan Tarif Pengambilan Video di Taman Nasional Ujung Kulon
Teleskop Hubble Tangkap Momen Kelahiran Bintang-Bintang di Nebula Tarantula
Panduan Puasa Sya’ban Mulai Jumat 31 Januari 2025: Niat, Tata Cara dan Keutamaannya
Penyesalan Ibu Muda di Nagekeo, Lengah Sebentar Nyawa Anaknya Hilang
Bungkam Peringkat 13 Dunia Jepang, Timnas Futsal Indonesia Makin Layak Diperhitungkan
Link Live Streaming Liga Europa di SCTV dan Vidio: AS Roma vs Eintracht Frankfurt, Ajax vs Galatasaray