Gara-gara Pokemon Go, Karyawan Perusahaan Ini Dipecat

Sonny Truyen melontarkan keluhan yang sarat dengan kata-kata senonoh di Facebook.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 13 Jul 2016, 08:21 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2016, 08:21 WIB
Pokemon Go
Belum dirilis secara global, gim tiruan Pokemon Go sudah muncul di App Store. (Gamerant)

Liputan6.com, Singapura - Seorang pria Australia harus menerima pil pahit, yakni dipecat dari perusahaan tempat ia bekerja. Hal tersebut terjadi setelah ia mengeluh video gim Pokemon Go yang tengah hits itu tak dapat diakses di Singapura.

Sonny Truyen melontarkan keluhan yang sarat dengan kata-kata senonoh di Facebook. Ia memberi komentar bahwa Singapura adalah tempat yang tak menyenangkan untuk hidup akibat permainan ponsel pintar tersebut tak dapat diakses di sana.

Selain itu, dia menulis negeri itu penuh dengan orang-orang bodoh dan IQ nasional negara tersebut akan menurun begitu dia pergi.

Dia dipecat begitu anggota forum di sebuah situs Singapura memberitahu perusahaan tempatnya bekerja mengenai postingan status di Facebook.

Perusahaannya, 99.co, meminta maaf atas komentar Sonny Truyen.

"Sonny, sebagai spesialis SEO (optimisasi mesin pencari), baru mulai bekerja sebagai konsultan disini selama seminggu sebelum kejadian ini terjadi," tulis pemimpin perusahaan tersebut, Darius Cheng yang Liputan6.com kutip dai BBC, Rabu (13/7/2016).

"Kami adalah perusahaan yang bangga dengan Singapura dan tidak mentolerir bahasa atau sikap seperti itu, sehingga kami langsung memutus kontrak kerjanya begitu mengetahui adanya kejadian tersebut."

Menanggapi kemarahan online terhadap Truyen, Cheng juga meminta pembaca untuk tidak menyebarkan "pesan kebencian dan perpecahan, melainkan merangkul keragaman".

"Siapa pun yang dicap sebagai 'Pekerja Asing' dikritik secara online setelah insiden itu," katanya. "Saya yakin kita semua memiliki teman dari Australia atau Vietnam? Bagaimana mereka akan merasa jika mereka membacanya".

Insiden serupa pernah melanda sejumlah ekspatriat lain di Singapura sebelumnya. Mereka pernah dipecat setelah mengeluh di media sosial.

Pada tahun 2014, seorang bankir asal Inggris Anton Casey, mengunggah video di situs berbagi video yang mengeluhkan bau di sistem transportasi umum Singapura di mana menurutnya penuh dengan ‘orang miskin’. Dia kemudian kehilangan pekerjaannya dan dipaksa meninggalkan Singapura.

Seorang eksekutif asal Australia Amy Cheong, juga dipecat dan dipaksa meninggalkan Singapura pada 2012 karena menulis komentar rasis di Facebook setelah dia terpaksa terjaga akibat suara pesta pernikahan yang berlangsung dekat rumahnya.

Pihak berwenang di Singapura dikenal kerap mengambil tindakan tegas terhadap komentar publik yang dianggap melanggar standar kesusilaan.

"Mengecewakan, mengetahui orang-orang Singapura menyerangku dan tak memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan atas tindakanku," ucap Truyen kepada media, Mashable.

Kini Truyen telah menghapus akun media sosialnya. Ia mengatakan itu adalah kesalahan yang sangat besar dalam penilaian negatif ke seluruh negeri terkait Pokemon.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya