Liputan6.com, Juba - Beberapa negara mengevakuasi warganya dari Sudan Selatan, akibat meletusnya pertempuran yang menewaskan ratusan orang dalam beberapa hari belakangan.
Sejauh ini, pemerintah Jerman, Inggris, Italia, Jepang, India dan Uganda telah mengevakuasi warganya ke luar dari Sudan.
Gencatan senjata antara pasukan yang setia kepada Presiden Salva Kiir dan Wakil Presiden Riek Machar terjadi pada hari kedua di ibukota, Juba.
Advertisement
Machar dan pasukannya kemudian meninggalkan Juba untuk menghindari konfrontasi lebih lanjut.
Evakuasi dilakukan oleh pesawat militer dan carteran, sementara penerbangan komersial belum beroperasi kembali.
"Warga negara Kenya tidak akan dievakuasi karena ada gencatan senjata di Sudan Selatan," kata Menteri Luar Negeri Kenya, Amina Mohammed kepada BBC yang dikutip Kamis (14/7/2016).
Sementara Kedubes AS di Juba mengatakan mengorganisir penerbangan untuk mengevakuasi staf non-esensial dan semua warga AS, yang ingin meninggalkan Sudan Selatan.
Presiden Barack Obama mengumumkan 47 tentara dikirim untuk melindungi kedutaan besar AS dan stafnya yang bertahan di Sudan Selatan.
"Lebih dari 130 personel yang dikirim ke Djibouti siap disebar jika diperlukan," tambah Obama.
Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan, angkatan udara mereka telah mengevakuasi warga negara Eropa lain serta warga negaranya sendiri.
Ratusan tentara dan puluhan warga sipil dilaporkan tewas dalam pertempuran intensif yang terjadi di ibu kota Sudan Selatan, Juba. Pertempuran terjadi antara loyalis Presiden Salva Kiir dan pasukan yang setia dengan mantan Wakil Presiden Riek Machar pada Minggu 10 Juli waktu setempat.