Liputan6.com, Ankara - Kondisi Turki berubah mencekam pada Jumat, 15 Juli 2016 malam, setelah beberapa helikopter militer terbang rendah di pusat kota dan para tentara memblokir jalan, jembatan, dan bandara.
Turki kini dalam kondisi siaga setelah sebuah faksi militer menyatakan telah mengambil alih kekuasaan. Kudeta dikabarkan sedang terjadi.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pihaknya akan mengatasi apa yang ia sebut sebagai pemberontakan oleh sekompok minoritas.
Erdogan juga meminta rakyatnya untuk turun ke jalan dan berkumpul di pusat Kota Ankara dan Istanbul untuk melawan usaha kudeta tersebut dari sebuah faksi militer.
"Turun ke jalan dan berikan mereka jawaban," ujar Erdogan kepada CNN Turk.
Banyak pengunjuk rasa turun ke daerah-daerah di mana kendaraan mlilter ditempatkan. Menurut media Turki IHA dan Kedutaan Amerika Serikat di Ankara, terdapat laporan adanya tembakan dan ledakan.
Sejumlah tembakan juga terdengar di Istanbul. Sementara itu Gedung Parlemen Turki dikepung tank, demikian seperti dikutip dari The Telegraph, Sabtu (16/7/2016)
Berdasarkan laporan produser CNN, setidaknya terdapat 200 hingga 300 warga di Taksim Square Istanbul. Beberapa dari mereka terlihat membawa bendera Turki. Sementara itu, 100 petugas polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Menurut kesaksian seorang warga Inggris yang sedang berlibur ke Istanbul, Gabriel Turner, kepanikan terjadi di sepanjang jalan.
"Jalanan sungguh gila, terdapat sejumlah mobil melaju hingga 160 kilometer per jam," ujarnya.
"Semua orang berlari dan berteriak, mencoba untuk mendapatkan tumpangan karena tak ada transportasi umum beroperasi," imbuhnya.
Menurut Anadoku Agency, setidaknya 17 polisi tewas dalam serangan helikopter yang ditujukan ke markas pasukan kepolisian khusus di pinggiran Ankara.
Sementara itu jet tempur Turki menembak sebuah helikopter militer di Ankara yang digunakan oleh pihak yang melakukan upaya kudeta.
Dua kematian juga dilaporkan terjadi di tengah bentrokan di Istanbul.
Seorang pejabat tinggi Turki mengatakan, upaya kudeta yang dilakukan oleh faksi militer tak berhasil. Hal serupa juga dinyatakan oleh juru bicara badan intelijen Turki, MIT, menyebut bahwa upaya tersebut telah dikalahkan.
"Komandan militer telah memperjelas bahwa komplotan pengkudeta melanggar rantai komando. Rakyat telah menunjukkan solidaritasnya kepada demokrasi dan pemerintahan yang terpilih," tutur juru bicara Kepresidenan, Ibrahim Kalin.