Liputan6.com, Beijing - Hujan deras yang memicu banjir dan tanah longsor di Tiongkok pekan ini telah menewaskan setidaknya 87 orang.
Sebanyak 72 dua orang tewas di Provinsi Hebei. Sekitar 50 ribu rumah juga ambruk di wilayah tersebut.
Tak hanya itu, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (23/7/2016), sebanyak 78 orang juga masih dinyatakan hilang menyusul badai hebat di sana.
"Banjir terjadi antara Senin hingga Kamis, dan berdampak pada hampir 8,6 juta orang (di seluruh China)," demikian data dari Departemen Urusan Sipil setempat.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu di Provinsi Henan, 15 orang tewas dan 8 hilang setelah badai petir dan angin kencang memaksa 72 ribu warga mengungsi dari rumah.
Cuaca buruk juga merusak 18 ribu tempat tinggal masyarakat.
Hal berbeda dikabarkan Russia Today, korban jiwa dilaporkan telah menembus angka 129 orang. Yang menyedihkan, jumlah tersebut kemungkinan besar bertambah.
Mengutip dari Xinhua, Provinsi Hebei -- yang dihuni 73 juta orang -- adalah wilayah terdampak terparah.
"Setidaknya 114 orang meninggal dunia dan 111 masih dinyatakan hilang," demikian seperti dikabarkan People's Daily.
Banjir kian menambah nestapa. Sebab sebelumnya, sebagian besar wilayah China terdampak banjir parah yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Banjir kali ini membuat lebih dari 1,5 juta hektar tanaman rusak, yang menyebabkan kerugian ekonomi lebih dari 20 miliar yuan. Belum lagi jumlah peliharaan yang tak mampu bertahan akibat terjangan bah.
Bank sentral pada hari Jumat mengeluarkan pernyataan yang mengatakan akan memberikan dukungan keuangan untuk daerah banjir.
Protes
Sementara itu, penduduk yang marah menyalahkan pejabat lokal karena gagal memperingatkan mereka atas potensi banjir yang akan datang.
Salah satu warga mengatakan, peringatan baru dikeluarkan saat air sudah mencapai dada orang dewasa.
"Tidak memberitahu warga tentang potensi banjir di Xingtai tidak hanya menjadi bukti pejabat tak melaksanakan tugasnya -- pada dasarnya itu bisa dikategorikan sebagai pembunuhan," kata salah satu pengguna situs mikroblog, Sina Weibo.
Wakil pimpinan Partai Komunis setempat menjadi sasaran protes karena mengatakan bahwa tak ada korban jiwa akibat banjir, demikian seperti dikutp dari Beijing News .