Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte dijadwalkan akan datang ke Indonesia pada 8-9 September mendatang. Sosok penuh kontroversial itu berencana akan menawarkan sejumlah bantuan kepada Mary Jane Veloso, terpidana mati kasus narkoba asal Filipina.
"Saya berdoa agar ada yang dapat saya lakukan untuk dia," ujar Presiden Filipina, Rodrigo Duterte dalam sebuah konferensi pers usai menyambut kepulangan para pekerja Filipina yang dipulangkan dari Arab Saudi seperti dilansir Manila Bulletin, Kamis (1/9/2016).
Baca Juga
Sebelum ke Indonesia, Duterte akan lebih dulu melawat ke Brunei Darussalam dan Laos -- di mana KTT ASEAN berlangsung. Ini akan menjadi kunjungan luar negeri pertamanya sejak berkuasa pada 30 Juni lalu.
Advertisement
Mary Jane adalah seorang pekerja asal Filipina. Ia dijatuhi hukuman mati pada 2010 setelah terbukti menyelundupkan 2,6 kilogram heroin ke Indonesia.
Namun hal tersebut dibantah Mary Jane. Menurutnya ia telah ditipu perekrutnya yang kini telah dipenjara di Filipina.
Berharap grasi
Pada April 2015, eksekusi mati terhadap Mary Jane ditunda setelah perekrut yang diduga menipunya menyerahkan diri ke polisi. Pemerintah Filipina pun mengusulkan agar status Mary Jane dari terpidana mati berganti menjadi saksi.
Ketua Migrante International, Garry Martinez mengatakan mereka berharap kunjungan Duterte dapat menghapus hukuman mati terhadap Mary Jane.
"Ini menunjukkan kemauan dan ketulusan presiden (Duterte). Kami berharap ini akan berujung pada pemberian grasi terhadap Mary Jane. Kami berharap akan datang hari di mana Mary Jane dapat bersatu kembali dengan keluarganya," kata Martinez.
Migrante International adalah salah satu kelompok yang memberikan bantuan hukum kepada keluarga Mary Jane.
Sementara di sisi lain, Presiden Duterte mengimbau para pekerja Filipina di luar negeri untuk menghindari keterlibatan dalam obat-obatan terlarang.
"Hindari obat-obatan terlarang karena akan berisiko terhadap hidup Anda," ujarnya.
Presiden Duterte menegaskan, pemerintah Filipina dibawah kendalinya telah meningkatkan kampanye melawan obat-obatan terlarang. Ia juga menekankan tekadnya untuk menyelesaikan persoalan narkoba selama masa jabatannya.
Dengan 3,7 juta pecandu narkoba di Filipina, Duterte menyebut negara itu tengah menghadapi 'krisis'.