Liputan6.com, New York - Sudah 15 tahun tragedi 11 September atau 9/11 menggemparkan dunia. Saat Twin Tower Menara World Trade Center hancur lebur, setelah ditabrak oleh pesawat yang disabotase oleh teroris.
Selama itu pula, keluarga menanti barang-barang pribadi korban kembali.
Kepolisian New York (NYPD), secara resmi masih menahan sekitar 3.500 barang yang ditemukan di antara reruntuhan World Trade Center. Para keluarga mengatakan ditahannya barang-barang itu justru membuat patah hati mereka makin memburuk.
Advertisement
Dilansir dari New York Post, Senin (5/9/2016), para keluarga kini memohon kepada NYPD untuk menyerahkan barang-barang itu kepada mereka.
"Ini aneh karena barang-barang itu milik kami, bukan mereka. Mereka seharusnya membuat sistem agar para keluarga bisa mengidentifikasi dengan tepat, daripada menyimpan dan kemudian lupa," tutur Debby Jenkins, yang kakaknya, Joseph Jenkins terbunuh di Tower 2.
Dewan Kota New York sendiri telah mencoba mengembalikan barang-barang itu. Pada 2004, NYPD telah meminta sanak saudara untuk mengisi formulir berisi barang yang mungkin mereka cari. Setelah itu, staf mereka akan mencoba mencocokkannya.
Program itu berjalan selama enam bulan dan dihentikan pada Juni 2005.
NYPD tidak ingin merilis foto barang-barang itu, karena takut ada orang lain yang mengaku itu barang sanak saudaranya. Namun, pada 1995 saat bom terjadi di Kota Oklahoma, petugas polisi justru membeberkan barang-barang pribadi korban agar keluarga bisa mengklaim. Sejauh ini, tak ada laporan salah klaim seperti yang ditakutkan polisi NYPD.
Pensiunan polisi New York, Will Sekzer masih berharap ia bisa menemukan jam Rolex milik anaknya yang jadi salah satu korban 9/11. Harga jam tangan itu mencapai US$ 22.000.
Sekzer telah mencoba mengambil Rolex itu dengan memperlihatkan bukti foto NYPD, resi pembelian dan nomor seri jam.
"Banyak orang telah menyerah untuk mendapatkan barang-barang orang yang mereka cintai. Jika ada yang berkenan membuat laman tentang barang-barang itu, mungkin akan membuat sebagian keluarga merasa nyaman," katanya.
Benda-benda itu ditemukan di Ground Zero, di antara reruntuhan. Sebelumnya sempat dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah di Pulau Staten oleh kamar jenazah rumah-rumah sakit di New York.
Sejauh ini, NYPDÂ mengklaim telah mengembalikan barang-barang kepada pemilik yang sah.
"Ini justru menjadi niat utama kami untuk mengembalikan barang-barang korban tragedi 9/11 secepat mungkin," kata Wakil Kepala Jack Trabitz, yang saat itu menjadi kepala biro properti NYPD.
Namun, usaha mengembalikan benda itu tertahan, karena identifikasi DNA mulai mengering setelah tiga tahun.
Itu berarti sebanyak 3.500 item yang masih tak bertuan seperti perhiasan, dompet, kunci, dan pakaian masih menanti ditemukan.
Kini benda-benda itu masih disimpan di markas NYPD di One Police Plaza.
"Aku masih belum paham mengapa mereka menyimpan barang-barang itu," kata Michael Connor, yang istrinya seorang resepsionis di Cantor Fitzgerald menjadi salah satu korban 911. Ia menanti cincin pernikahan dan tunangan yang saat itu dipakai sang istri.
Gambar dari barang-barang itu belum dirilis, tapi New York Post memperbolehkan memublikasikan 15 benda yang sebelumnya tidak pernah dipamerkan, termasuk bola softball, kunci mobil, jam, dan bros perempuan.