Kapal 'Saudari' Titanic, dari Bencana Menjadi 'Surga' Bawah Laut

Sama-sama berada di bawah White Star Line, HMS Britannic disebut sebagai 'saudari' Titanic pada 1914.

oleh Citra Dewi diperbarui 20 Okt 2016, 06:29 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2016, 06:29 WIB
HMHS Britannic
HMHS Britannic (Wikipedia)

Liputan6.com, Athena - Sebuah kapal era Perang Dunia I yang dijuluki Titanic 2, HMHS Britannic, bangkainya tergeletak di dasar Laut Aegea hampir selama 100 tahun.

Namun saat ini seorang pemilik kelab menyelam lokal mempertimbangkan untuk membangun ulang bangkai Britannic dan menjadikannya taman bermain bawah air. Salah satu tujuan dari rencana tersebut untuk menarik minat para turis dalam upaya memperbaiki perekonomian Yunani.

Yiannis Tsavelakos telah memandu penyelaman di wilayah Mediterania selama bertahun-tahun. Setelah beberapa kali menghadiri forum mengenai Britannic, ia mengatakan bahwa dirinya memiliki ide untuk membuat surga bagi para penyelam yang menghubungkan Britannic dengan bangkai kapal lainnya di Kea Channel.

Dikutip dari news.com.au, Rabu (19/10/2016), Britannic diproduksi oleh White Star Line pada 1911 dan disebut sebagai 'saudari' Titanic pada 1914.

Setelah Titanic tenggelam pada 1912 dan banyak penumpangnya kehilangan nyawa karena kurangnya sekoci, perusahaan pembangunan kapal Harland and Wolff melengkapi Britannic dengan perahu tambahan serta menambah tenaga mesin.

Sama seperti Titanic, banyak yang meyakini bahwa Britannic tidak dapat tenggelam.

Ilustrasi bangkai kapal Britannic (William B Barney)

Britannic didesain sebagai kapal penumpang untuk mengarungi Atlantik. Namun saat Perang Dunia I pecah, kapal tersebut diubah menjadi rumah sakit terapung.

Pada 21 November 1916, Britannic memicu ranjau bawah air meledak ketika melakukan perjalanan untuk menjemput tentara Inggris yang terluka di Pulau Lemnos di Laut Aegean utara.

Sebanyak 1.065 penumpang, kecuali 30 orang, berhasil diselamatkan. Namun tenggelamnya Britannic itu menjadi kehilangan kapal terbesar selama masa perang.

Bangkai Britannic berada 121 meter di bawah permukaan laut, hingga pada 1975 ditemukan oleh penjelajah bawah air Prancis Jacques Cousteau.

Pada awal bulan ini, otoritas Yunani mengadakan konferensi yang dihadiri komunitas internasional berpengaruh, termasuk sejarawan, ahli selam, ahli kelautan, dan kerabat kru kapal untuk membahas rencana masa depan Britannic karena peringatan 100 tahun tenggelamnya kapal tersebut kian dekat.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya