Liputan6.com, Vilnius - "Jika Anda menyerang, jangan harap rakyat kami akan mudah ditaklukkan", ini adalah 'pesan' yang dikirimkan Lithuania kepada Rusia pada Jumat 28 Oktober 2016.
'Pesan' tersebut muncul seiring dengan kebijakan Lithuania yang menerbitkan panduan bagi tiga juta warganya untuk membela tanah air mereka jika Rusia melancarkan invasi.
Baca Juga
Sejak Negeri Beruang Merah mencaplok Krimea pada Maret 2014, kondisi dalam negeri Lithuania dilanda ketegangan.
Advertisement
Pemerintah Lithuania dilaporkan memberlakukan kembali wajib militer, menggenjot belanja pertahanan, dan meminta NATO untuk mengerahkan lebih banyak pasukan di Baltik. Namun hal tersebut dirasa tak cukup untuk meredakan kecemasan di dalam negeri.
Maka pada Jumat 28 Oktober lalu disebarkanlah panduan berisi 75 halaman tentang apa yang harus dilakukan jika negara tersebut diserang oleh Rusia. Panduan tersebut diberi nama, 'Persiapan untuk bertahan dalam kondisi darurat dan perang'.
"Perhatian perlu diarahkan pada tindakan negara tetangga, Rusia," sebut panduan itu.
"Negara ini tidak ragu untuk menggunakan kekuatan militer melawan negara tetangga..."
Selain itu, panduan tersebut juga mencatat metode yang kerap digunakan Rusia yakni 'penolakan dan ambiguitas' pada tahap awal invasi.
"Sangat penting agar warga sipil sadar dan memiliki kemauan untuk menolak--ketika elemen-elemen ini kuat, maka agresor memiliki kesulitan dalam menciptakan lingkungan untuk sebuah invasi militer," imbau panduan tersebut.
Sejak aneksasi Krimea, penerbitan panduan tersebut merupakan kali ketiga bagi rakyat Lithuania, di mana terakhir kali diterbitkan pada Desember 2015.
Tak hanya melalui panduan, namun saat itu Lithuania juga memperingatkan warganya melalui kartun yang menampilkan sebuah keluarga dan seekor kucing. Tayangan tersebut meminta agar warga tidak panik jika serangan Rusia benar-benar terjadi.
Meski demikian, 'peringatan' terbaru belum lama ini disebut jauh lebih serius, karena Lithuania secara langsung meminta warganya memata-matai dan menginformasikan pergerakan Rusia.
Ada pula gambar terperinci tentang berbagai jenis tank buatan Rusia, granat, ranjau, dan senjata serta petunjuk untuk mengenali berbagai jenis tipe. Terdapat pula instruksi lebih lanjut terkait pertolongan pertama dan bertahan hidup di alam liar.
Setidaknya akan ada 30.000 eksemplar panduan yang tersedia di setiap sekolah juga perpustakaan. Selain itu, panduan juga akan dipublikasikan secara online.
Panduan tersebut juga mengingatkan kembali rakyat Lithuania--di mana sensus pada 2011 menunjukkan enam persennya merupakan Rusia--bahwa membela negara adalah 'hak dan kewajiban setiap warga negara'.
"Rakyat adalah sistem peringatan dini Anda dan dengan mengirimkan rincian laporan penting mereka bisa membantu petugas intelijen dan tentara," ujar Karolis Aleksa dari Kementerian Pertahanan Lithuania yang juga merupakan editor panduan tersebut.
Menurutnya, pendistribusian panduan juga dapat menghalangi invasi Rusia. "Ini seperti mengirimkan pesan ke Rusia agar tidak melakukannya (invasi) karena kami siap dan tidak akan tertipu seperti Ukraina," kata Aleksa seperti dikutip dari CNN, Minggu (30/10/2016).
Mengapa Lithuania Patut Cemas?
Sementara itu Menteri Pertahanan Lithuania, Juozas Olekas mengatakan bahwa pihaknya tak segan melakukan serangan militer terhadap Rusia. "Kami akan tunjukkan bahwa siapa pun yang melintasi perbatasan kami, bahwa rakyat kami memiliki pertahanan yang kuat, begitu juga dengan militer kami," ujar Olekas.
Olekas pesimis bahwa hubungan Lithuania dan Rusia akan mencair dalam waktu dekat.
"Presiden Putin hanya mengerti soal kekuatan melawan kekuatan," tegasnya.
Lithuania berbatasan dengan kantong strategis Rusia, Kaliningrad. Negeri Beruang Merah telah meningkatkan kapasitas militernya di kawasan tersebut. Termasuk salah satunya mendatangkan rudal balistik jarak pendek berkekuatan nuklir pada awal bulan ini.
Adalah hal wajar jika Lithuania khawatir dengan invasi Rusia, mengingat negara itu terjepit di antara Kaliningrad dan Belarus yang merupakan sekutu Rusia. Terlebih Lithuania dipandang merupakan kendala terbesar Moskow dalam mengembangkan jembatan darat yang menghubungkan Kaliningrad dengan wilayah lainnya.
Sebelumnya, Rusia telah lebih dulu menginvasi Georgia pada 2008 dan Krimea pada 2014.
Lithuania hidup di bawah Uni Soviet pada 1940-1991. Kurang lebih sebanyak 30.000 orang Lithuania tewas dalam pertempuran di 10 tahun pertama melawan Tentara Merah dari tempat persembunyian mereka di hutan Lithuania yang luas.
Dengan menaikkan belanja pertahanan, pemberlakuan kembali wajib militer, dan meminta bantuan NATO, Lithuania saat ini merupakan garis depan Perang Dingin baru.
Seperti dikutip dari Independent, sebuah wadah pemikir Amerika Serikat (AS) pernah memperingatkan NATO bahwa dalam waktu 36 jam, Rusia mampu menguasai negara-negara Baltik di mana NATO telah 'merampingkan' kehadirannya di kawasan tersebut.
Lithuania sendiri saat ini dilaporkan tengah dalam tahap pembicaraan untuk pembelian sistem pertahanan rudal demi menghalangi agresi Rusia. Dan pada Februari 2017, Jerman dikabarkan akan mengirimkan 400 hingga 600 pasukan dan tank ke Lithuania.
Advertisement