Liputan6.com, Berlin - Seorang staf badan intelijen Jerman (BfV) ditangkap usai membuat pernyataan berbau agama dan membagikan data badan keamanannya.
Namun, juru bicara BfV menyangkal laporan dalam surat kabar Die Welt yang menyebut pria itu berencana melakukan pengeboman di kantor BfV Cologne.
"Tak ada bukti hingga saat ini bahwa ada bahaya nyata," ujar juru bicara BfV.
Advertisement
"Pria tersebut dituduh membuat pernyataan tentang Islam di internet dengan menggunakan nama samaran dan mengungkap data badan keamanan internal dalam grup internet chat," imbuh dia.
Dikutip dari BBC, Rabu (30/11/2016), Die Welt juga melaporkan bahwa ia ditangkap oleh informan badan keamanan dan memiliki sejumlah perbincangan online tentang kemungkinan serangan.
BfV tidak mengonfirmasi di bagian apa pria tersebut bekerja, meski surat kabar Der Spiegel mengatakan bahwa ia baru saja direkrut untuk mengamati kondisi Islam di Jerman.
Terdapat juga laporan bahwa keluarganya tak mengetahui soal kepindahannya menjadi muslim. Menurut sejumlah kabar yang beredar, pria itu telah menjadi mualaf sejak 2014.
BfV merupakan badan intelijen domestik, sementara Federal Intelligence Service (BND) berurusan dengan intelijen asing.
Menurut kepala BfV kepada Reuters, diperkirakan ada 40.000 pemeluk Islam di Jerman, termasuk 9.200 Islam ultra-konservatif.