Liputan6.com, Washington, DC - Donald Trump mengajukan nama hakim Neil Gorsuch sebagai calon ketua mahkamah agung AS pada Selasa 31 Januari 2017 malam di Gedung Putih.
Gorsuch, yang kini masih menjabat sebagai hakim federal di pengadilan banding Colorado memberikan Trump dan Partai Republik kesempatan untuk memperkuat perintah konservatif di pengadilan selama puluhan tahun.
Baca Juga
Dikutip dari CNN, Rabu (1/2/2017), penunjukkan Trump terhadap Gorsuch ini makin mempertajam perang antara Partai Demokrat dan Republik di Senat.
Advertisement
Demokrat kesal dengan Republik karena mengabaikan nominasi ketua hakim agung yang diajukan Presiden Barack Obama, Â Merrick Garland pasca-kematian Hakim Agung Antonin Scalia tahun lalu.
Saat memperkenalkan Gorsuch, Trump mengatakan ia memiliki komitmen semenjak jadi kandidat, "untuk mencari hakim terbaik di AS untuk Mahkamah Agung."
"Jutaan pemilih mengatakan pemilihan hakim untuk Mahkamah Agung adalah masalah yang paling penting bagi mereka ketika mereka memilih saya sebagai presiden," kata Trump.
"Saya seorang pria yang memegang kata-kata saya."
"Hari ini saya menepati janji lain untuk orang-orang Amerika dengan pencalonan Neil Gorsuch ke Mahkamah Agung," ujarnya.
Mahkamah Agung AS telah beroperasi dengan delapan hakim sejak kematian mendadak hakim Antonin Scalia pada Februari lalu .
Jika benar dia nanti akan terpilih, Gorsuch akan meneruskan ideologis yang ada sebelum kematian Scalia, dengan empat hakim konservatif, dan empat hakim liberal dan hakim Anthony Kennedy sebagai swing vote di antara dua blok.
Trump memilih Gorsuch dari daftar 20 hakim potensal yang dikumpulkan selama kampanye presiden
Gorsuch adalah sosok yang bertentangan dengan mandat kontrasepsi dalam Obamacare. Di usianya yang sangat muda sebagai calon hakim agung, 49 tahun, ia dinilai mampu membawa warisan Trump ketika nanti ia meninggalkan Gedung Putih.
Sebagai catatan, hakim mahkamah agung menurut Konstitusi "tetap menjabat selama memiliki perilaku pantas." Itu berarti, hakim mahkamah agung tetap menjabat setelah dipilih dan bisa dihentikan dengan pemecatan.
Tak seperti orang pilihan Trump lainnya, Gorsuch adalah lulusan Ivy League -- atau universitas beken di AS. Ia lulusan Columbia dan Harvard serta meraih Phd dari Oxford Inggris.
Gorsuch adalah generasi keempat Colordan-- atau penemu negara bagian itu. Serta mantan asisten hakim Byron White dan Anthony Kennedy.
"Ia memiliki resume yang luar biasa," puji Trump.
Dikutip dari Advocate, Gorsuch yang konservatif memiliki kecenderungan berideologi kanan. Sejauh ini sikapnya terhadap kontrasepsi adalah menolak keras. Namun, masih dipertanyakan bagaimana kelak nasib LGBT mendatang.Â
Gorsuch juga pernah mengungkapkan bahwa kelak ia ditunjuk jadi Mahkamah Agung, ia akan mengikuti jejak Scalia.
"Proyek besar karir Hakim Scalia adalah untuk mengingatkan kita tentang perbedaan antara hakim dan anggota legislatif," kata Gorsuch Case Western Reserve University School of Law di Cleveland.
"Legislator mungkin menarik bagi keyakinan moral mereka sendiri dan untuk klaim tentang manfaat sosial untuk membentuk kembali hukum karena mereka berpikir itu baik di masa depan," Â lanjutnyaGorsuch.
"Tapi hakim tidak harus melakukan satu pun dari hal-hal tersebut dalam masyarakat demokratis."
Sebaliknya, mereka harus menggunakan "teks, struktur dan sejarah" untuk memahami apa itu hukum , "tidak untuk memutuskan kasus berdasarkan keyakinan moral mereka sendiri atau konsekuensi kebijakan mereka yang percaya mungkin melayani masyarakat yang terbaik."
Gorsuch lahir di Colorado dan tinggal di pinggiran bersama istrinya, Louise serta dua anak perempuannya.
Masa sekolahnya dihabiskan di Washington DC dan lulus dari SMA Georgetown Prep. Kala itu, sang ibu Anne Gorsuch Burford dipilih oleh Presiden Ronald Reagan sebagai perempuan pertama yang memegang lembaga Environmental Protection Agency.