Liputan6.com, Jakarta Ibrahim adalah satu dari sedikit pengungsi yang nasibnya terkatung-katung di Indonesia. Berasal dari salah satu negara di Afrik,a Sudan, pria tersebut, ingin segera mendapat kepastian.
Kepastian yang ditunggu Ibrahim adalah soal ke negara mana ia akan pergi dan tinggal. Dirinya merupakan pemegang kartu pengungsi dari UNHCR, namun ia masih terkatung-katung di Indonesia, karena sampai saat ini, belum ada negara ke tiga yang mau menampungnya bersama istri dan anaknya.
Jujur, ia sangat ingin meninggalkan Indonesia. Sebab, sebagai negara yang tidak meratifikasi konvensi internasional soal pengungsi, para pengungsi yang berada di Indonesia sama sekali tidak mendapatkan beberapa hak.
Advertisement
"Kita tahu Indonesia bukan bagian dari konvensi PBB kita tak ada hak di sini," sebut Ibrahim saat ditemui Liputan6.com pada Rabu 8 Februari 2016.Â
Baca Juga
Banyak hak yang tak bisa didapat Ibrahim di Indonesia. Di antaranya, tak boleh bekerja.
"Bagaimana kami bisa bertahan hidup? Jika kami tidak diizinkan bekerja," jelas Ibrahim.
"Saya bertahan hidup hanya dengan bantuan teman, ada juga bantuan dari organisasi-organisasi kemanusian lainnya," tambah dia.
Ibrahim ada satu ratusan pengungsi yang berunjuk rasa di perwakilan UNHCR di Jakarta. Sama seperti yang lain, ia merasa sudah diambang batas kesabaran bahkan putus asa melihat keadaan dia dan keluarganya yang tak menentu.
Dia menegaskan sebagai pemegang kartu pengungsi sepengetahuannya mereka berhak mendapat solusi dari UNHCR. Salah satu opsi yang mereka anggap terbaik adalah direlokasi ke negara baru.
"Kami membutuhkan negara-negara yang mau menampung kami, kami ingin mendapat rasa aman dan memberikan kami hak yang tepat," jelas Ibrahim.
"Tidak hanya aku yang sudah bertahun-tahun pengungsi lain sudah empat atau lima tahun di sini. Kami berhak mendapat relokasi," ucapnya.