Dianggap Pro-Pedofil, Editor Portal Pendukung Trump Mundur

Yiannopoulos yang merupakan pendukung Trump selama ini dikenal lewat berbagai pernyataan kontroversialnya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 22 Feb 2017, 11:05 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2017, 11:05 WIB
Milo Yiannopoulos, tokoh sayap kanan yang juga editor senior Breitbart
Milo Yiannopoulos, tokoh sayap kanan yang juga editor senior Breitbart (Associated Press)

Liputan6.com, Washington, DC - Milo Yiannopoulos, seorang pendukung Donald Trump menyatakan diri mundur dari jabatannya sebagai editor di media sayap kanan Breitbart. Langkah ini ditempuhnya setelah komentar kontroversialnya soal pedofilia ramai diperdebatkan.

Dalam sebuah rekaman video yang diambil tahun 2016, Yiannopoulos mengatakan, bahwa hubungan asmara pria dewasa dan anak laki-laki mengandung manfaat. Ia melanjutkan, bahwa umur bukanlah urusan "hitam putih" dan hubungan antara pria dewasa dan anak laki-laki dapat mendatangkan "pengalaman positif".

Yiannopoulos yang juga kerap diundang sebagai pembicara itu berpendapat bahwa dalam hubungan seksual, para pria dewasa dapat membantu anak-anak menemukan siapa diri mereka. Ia sendiri telah secara terbuka mengakui bahwa dirinya merupakan penyuka sesama jenis.

Komentarnya tentang hubungan pria dewasa dan anak laki-laki itulah yang mengundang kecaman luas. American Conservative Union dikabarkan batal mengundang Yiannopoulos untuk tampil di konferensi tahunan CPac, sementara penerbit Threshold Editions juga menolak menerbitkan buku barunya, Dangerous.

Adapun sejumlah staf di Breitbart mengancam akan mundur jika Yiannopoulos tidak dipecat. Kepala Editor Breitbart Alex Marlow menanggapi hal tersebut dengan mengatakan bahwa Yiannopoulos tidak lagi dapat dipertahankan. Demikian seperti dilansir The Guardian, Rabu, (22/2/2017).

Pria itu sempat membantah bahwa dirinya membela pedofil. Ia mengaku, menyesali pernyataannya tersebut, namun di lain sisi mengklaim bahwa video tersebut telah diedit.

Sosok kontroversial yang sebelumnya juga sempat ditolak berpidato di UC Berkeley itu mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa kemarin. Ia mengatakan sangat berterima kasih kepada Breitbart yang telah memberinya kesempatan untuk menuangkan ide-ide konservatif dan libertarian.

"Aku akan salah jika membiarkan pernyataan burukku memengaruhi laporan penting dari rekan-rekanku (di Breitbart), jadi hari ini aku putuskan mundur dari Breitbart, dan keputusan ini akan segera berlaku. Langkah ini berasal dari diriku sendiri," ujar Yiannopoulos seperti dikutip dari Time.

Yiannopoulos selama ini kerap melontarkan kata-kata ofensif dan mengarah pada rasialisme. Beberapa komentarnya yang kontroversial adalah ia menyebut feminisme adalah sebuah "kanker" dan menjuluki Malala Yousafzai sebagai "schoolmarmish"--guru yang ketinggalan zaman.

Pada Juli 2016 ia dilarang secara permanen menggunakan media sosial Twitter karena melakukan pelecehan rasisme dan seksual terhadap aktor film Ghostbusters, Leslie Jones.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya