Liputan6.com, Paris - Tikus sudah tinggal bersama kita jauh sebelum manusia pra-sejarah mengenal teknik bercocok tanam.
Ilmuwan percaya bahwa jenis tikus yang kini mewabah di beberapa rumah manusia merupakan jenis hewan pengerat liar yang berasal dari pesisir semenanjung Siam, Mediterania Timur (sekarang Israel, Palestina, Yordania, dll).
Baca Juga
Jenis tikus ini diketahui memiliki kecenderungan untuk mencuri bahan makanan yang disimpan manusia, seperti biji-bijian, beras, dan gandum.
Advertisement
"Sekarang keturunan jenis tikus itu telah mengkolonisasi setiap sudut rumah manusia dan menjadi salah satu hewan mamalia dengan tingkat invasi yang tinggi", kata Dr Thomas Cucchi, ilmuwan di museum sejarah alam atau Museum d'Histoire Naturelle, Paris, seperti dikutip dari BBC, Selasa, (28/3/2017).
Penelitian Cuchhi dilandaskan pada temuan fosil gigi hewan pengerat di selatan pesisir semenanjung Siam.
Dan, diketahui mamalia pengerat itu sudah memiliki kontak dengan manusia sejak 15.000 tahun lalu. Mereka mengumpulkan bahan makanan manusia seperti serealia (biji jagung kering), gandum, beras, dan kacang-kacangan.
Bahkan tikus-tikus itu juga memakan daging hewan hasil buruan manusia.
Pada saat itu, 15.000 tahun lalu, jumlah tikus yang sangat besar salah satunya disebabkan oleh minimnya kehadiran predator pemangsa.
Manusia belum mendomestifikasi anjing dan kuncing--hewan predator--menjadi hewan peliharaan.
"Dari temuan (fosil-fosil tikus) itu, kita juga dapat mengetahui pola pengelolaan hasil tani manusia pra-sejarah, bagaimana manusia mempelajari teknik penyimpanan makanan dan hasil tani," tambah Dr. Jeremy Searle dari Cornell University, Amerika Serikat.