Keliling AS, Bos Facebook Mark Zuckerberg Bersiap Jadi Capres?

Mark Zuckerberg memberikan kepastian terkait langkah politiknya pada 2020 nanti yang merupakan tahun penyelenggaraan Pilpres AS.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 02 Mei 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2017, 14:00 WIB
Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg, Founder sekaligus CEO Facebook, banyak disalahkan sebagian pihak karena membiarkan penggunanya membagikan tautan berita hoax di Facebook. (Doc: Wired)

Liputan6.com, Ohio - Pendiri Facebook Mark Zuckerberg sempat digadang-gadang jadi calon alternatif presiden Amerika Serikat (AS) pada Pilpres 2020 mendatang.

Spekulasi soal itu kembali mencuat belakangan, apalagi Zuckerberg diketahui sedang berada di Ohio dalam rangkaian kunjungannya ke 50 negara bagian di Amerika Serikat.

Tidak diketahui persis apa misi di balik lawatan itu. Isu yang paling santer diberitakan adalah kunjungan diduga yang dilatarbelakangi motivasi politik Zuckerberg.

Namun belakangan Zuckerberg mengemukakan keengganannya maju dalam pemilihan tersebut.

Kepastian itu juga disampaikan oleh perwakilan keluarga Moore, yang berkesempatan menjamu Zuckerberg di rumah mereka di Ohio.

Dilansir dari Belfast Telegraph, Selasa (2/5/2017), keluarga Moore menyebut, selain mendapat info bahwa Zuckerberg tak akan maju jadi capres, pria keturunan Yahudi ini juga mengaku menolak pembangunan beberapa pabrik baru di Ohio.

Diterpa isu ingin jadi capres, Zuckerberg pun mengklarifikasinya lewat wawancara dengan Buzzfeed Januari 2017 lalu. Saat itu ia mengatakan bahwa dirinya tak ada niat untuk menjadi calon presiden.

Dia mengatakan, tak tertarik berpartisipasi dalam ajang pemilihan presiden lantaran memilih fokus dengan Facebook.

"Tidak, saya masih fokus mengembangkan komunitas di Facebook sekaligus menghidupkan Chan Zuckerberg Initiative," katanya.

Dalam beberapa waktu belakangan, para pengguna media sosial Facebook ramai membicarakan peluang Zuckerberg menjadi Orang Nomor Satu di AS. Bahkan, beberapa orang telah menyampaikan dukungan jika dia serius mencalonkan diri.

Sementara itu, keluarga Moore yang ditemui Zuckerberg, sempat menjadi perbincangan di seantero AS. Pasalnya, mereka dikenal sebagai pendukung setia Partai Demokrat.

Namun, pada 2016 keluarga tersebut membuat kejutan. Dengan terang-terangan mereka menyatakan memberikan suaranya bagi Donald Trump yang merupakan capres dari Partai Republik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya