7-5-1956: Kementerian Kesehatan Inggris Tolak Larangan Merokok

Kementerian Kesehatan Inggris menolak kampanye larangan merokok dengan alasan tak memberikan efek buruk bagi kesehatan. Bagaimana bisa?

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 07 Mei 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2017, 06:00 WIB
Ilustrasi Merokok  2
Ilustrasi Merokok

Liputan6.com, London - Pada masa sekarang, merokok bisa menjadi kebiasaan yang bisa merugikan orang lain jika dilakukan di tempat umum. Namun pada 61 tahun silam, tesis ini masih dalam perdebatan di Inggris.

Saat itu, Kementerian Kesehatan negeri Britania justru menolak kampanye larangan merokok.

Pada 5 Mei 1956, Menteri Kesehatan Inggris RH Turton menegaskan bahwa belum ada bukti yang benar-benar kuat bahwa merokok bisa memberikan efek buruk terhadap kesehatan. Menurut dia, "Meski sudah ada korban yang teridentifikasi terkena penyakit kanker akibat asap tembakau, tapi apakah hal itu benar-benar berimbas secara langsung?".

Mengutip BBC on This Day, kala itu tembakau di Inggris dianggap sebuah anugerah besar karena telah berkontribusi terhadap perekonomian negara dan menyejahterakan penduduk.

Meski menolak kampanye anti-rokok. Turton mengemukakan hasil penelitian Badan Penelitian Kesehatan Inggris terkait dampak merokok.

"Penelitian tersebut menunjukkan bahwa angka kematian akibat kanker paru-paru yang diderita si perokok aktif adalah 20 kali lebih besar dibanding kanker paru-paru perokok pasif," jelas dia.

Sebelumnya dokter terkemuka Ernes Wynder mengemukakan bahwa merokok adalah satu-satunya faktor eksternal yang mengakibatkan penyakit kanker paru-paru pada warga.

Sementara perusahaan rokok raksasa milik Inggris dan Amerika Serikat Tobacco menyebut, belum ada bukti yang kuat tentang keterkaitan merokok dengan kesehatan. "Bukti saat ini bertentangan dan belum lengkap. Dan dibutuhkan penelitian yang dalam untuk mengambil kesimpulan tersebut."

Tobacco disebutkan mengucurkan dana 250 ribu pound sterling ke Badan Penelitian Kesehatan Inggris untuk penelitian dampak rokok terhadap kesehatan. Menurut perusahaan tersebut, diperlukan data statistik yang jelas untuk membuktikan hal tersebut.

"Tembakau adalah anugerah yang luar biasa bagi jutaan orang di negara ini dan di seluruh dunia, karena ada manfaat secara psikologis dan fisiologis," demikian pernyataan Tobacco.

Kendati demikian, lambat laut dampak rokok terhadap kesehatan akhirnya terungkap. Sejumlah penelitian terbaru menunjukkan merokok bisa berdampak pada penyakit kanker paru-paru. Mulai tahun 1965, pemerintah Inggris dan Amerika Serikat mulai menggalakkan peringatan merokok di kemasan produk.

Sementara perusahaan rokok tetap membantah bahwa merokok tidak memiliki dampak buruk yang signifikan terhadap kesehatan.

Penelitian kesehatan selanjutnya mengungkap bahwa merokok juga bisa menyebabkan penyakit jantung, asma, dan penuaan dini. Wanita hamil yang mengisap rokok dinyatakan berisiko membahayakan sang bayi.

Pada tahun 1995, Departemen Kesehatan mengungkap data bahwa 120 ribu kematian di Inggris disebabkan oleh merokok. 1 dari 5 penduduk Inggris meninggal karena mengidap kanker paru-paru.

Sejarah lain mencatat pada 7 Mei 1945, Jerman menyerah pada Sekutu dalam Perang Dunia II, yang kemudian disusul pada menyerahnya Jepang yang berdampak positif bagi Indonesia, nusantara jadi merdeka.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya