Liputan6.com, Geylang - Rumor tak sedap melanda Geylang Serai Raya Bazaar di Singapura. Kabarnya ada satai yang terbuat dari daging kucing dan anjing, yang dijajakan di sana.
Informasi itu dilaporkan beredar luas melalui Whatsapp dan Facebook selama dua pekan terakhir.
Baca Juga
Seperti dikutip dari Asia One, Kamis (8/6/2017), pesan yang beredar pada Whatsapp berisi peringatan bahwa 'kios 124' tertangkap oleh pejabat Ministry of Health (MOH) atau Kementerian Kesehatan karena mencampur daging anjing dan kucing ke dalam rendaman daging satai mereka.
Advertisement
Di Facebook, beredar unggahan tentang insiden itu, termasuk beberapa foto. Ada yang menampilkan seorang pria ditangkap pihak berwenang, anjing yang disembelih, juga gambar beberapa pria membungkuk di dekat tumpukan potongan daging dalam baskom.
Ketika dihubungi, Departemen Kesehatan dan Departemen Tenaga Kerja (MOM) mengatakan,  tak ada penahanan atas kasus menjual campuran daging anjing dan kucing ke dalam makanan.
MOMÂ hanya mengonfirmasi bahwa penangkapan yang dilakukan pada 22 penjual makanan tanpa izin dan pekerja ilegal. Semuanya terjaring dalam razia yang dilakukan Maret 2017 lalu.
Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA) Singapura menyatakan bahwa mereka telah mendengar kabar tersebut, dan kini tengah menyelidiki kebenaran rumor itu.
"NEAÂ mendapat informasi tentang pesan yang beredar secara online, yang mengklaim bahwa sebuah kios di Geylang Serai Bazaar menjual satai yang terbuat dari daging anjing dan kucing," jelas NEAÂ melalui sebuah pernyataan.
"Berdasarkan pemeriksaan NEAÂ pada 31 Mei 2017, kios 124 di Geylang Serai Bazaar menjual satai 'dendeng', bukan seperti yang diklaim dalam unggahan online. Penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung," tambah pernyataan itu.
Koran sore China Wanbao pada 7 Juni melaporkan hasil penyelidikan NEA bahwa rumor yang beredar tak benar. Dan, hanya gambar pria yang ditangkap pihak berwenang yang asli berasal dari Singapura.
Gambar lainnya yang beredar berasal dari berbagai sumber di web.
Ini adalah skandal ketiga yang memukul pasar makanan populer, Geylang Serai Raya Bazaar, setelah penindakan terhadap penjual makanan tanpa izin dan heboh di dunia maya bahwa mayoritas makanan yang dijual di sana nonhalal.